Part 2

64 11 0
                                    

Bubar Sekolah, Dean tak langsung pulang ke rumahnya. Melainkan Ia pergi ke salah satu klinik yang ada di kotanya.

Angin sore membuat badannya sedikit menggigil, namun tak ayal Ia tersenyum. Menikmati udara yang menerpa tubuhnya.

Tak terasa Dean sudah sampai di parkiran klinik sang Ibu. Ia bisa melihat Mommy nya yang berjalan kearahnya.

Senyumnya mengembang membalas senyum manis sang Ibu.
"Nunggu lama?"
"Enggak kok Mom, baru juga sampai." Dean menyodorkan helm pada Cristina.

"Oh iya, nanti mampir supermarket depan dulu ya, Mommy mau belanja bulanan," ucapnya.
"Siap kanjeng Nyonya."

Setelah Cristina sudah nyaman dengan posisi duduknya, Dean menjalankan motornya meninggalkan parkiran klinik.

Di perjalanan sesekali Dean melihat Cristina dari kaca spion, Ia bisa melihat Mommy nya yang melamun.

Sampai sampai Ia tak sadar bahwa mereka sudah sampai pada supermarket.

"Mom, Mom!" Cristina terperanjat kaget, sedikit linglung. Ia baru sadar kalau sudah sampai supermarket.

"Mau ikut nggak?"
"Males ah, Mommy aja." Memang setiap Cristina berbelanja kebutuhan dapur Ia lebih milih untuk menunggu daripada harus ikut masuk supermarket, katanya sih ribet.

Tapi kalau belanjanya di Indo-April Ia pasti langsung masuk soalnya mereka pasti belanja berbagai makanan ringan dan minuman.

"Mom, helmnya lepas dulu atuh!!"
Cristina menepuk jidatnya. "Astaga kelupaan, untung kamu ingetin."

Dean menerima sodoran helm. "Makanya Mom, jangan ngelamun terus." Sindir Dean namun Cristina tak menggubrisnya.

"Mau nitip apa kamu?" Kesempatan ini, nggak boleh disia-siain, batin Dean.
"Emm... Nggak banyak kok Mom, cuma keripik kentang 5 ya," ucap Dean, tangannya memeragakan angka 5. Cristina cuma menganggukkan kepalanya dan berlalu pergi.

Tumben sekali Mommynya itu langsung menurut tanpa ada negosiasi. Tau gitu tadi nitip banyakan. Nyesel tadi milih nggak ikut.

Melihat jam tangannya, baru sepuluh menit Mommynya masuk. Memilih beranjak menunggu di bangku yang ada di depan toko.

Sekalian jajan stan yang ada di sana mumpung tidak ada Mommy.

Dug...

"Anjing!! Kalau jalan tuh mata juga dipake jangan cuma mata kaki bangke!!" Dean misuh misuh, bahunya nyeri coy abis kena tabrak kingkong ber- jas.

Dengan ekspresi Datar, orang itu cuma liat Dean sekilas tanpa ada niatan untuk meminta maaf.

"Dasar Om Om gila, Gue sumpahin tu mobil ringseng!!"

"Kenapa teriak teriak gitu, nggak malu diliatin orang banyak?" Cristina menjewer telinga Dean, malu dia tuh diliatin orang yang lewat dikira orang gila kali.

"Anjing, lepasin nggak!" Sentilan maut Ia dapatkan di bibirnya.

"Hemm Mommynya dikatain Anjing ya, terus kalau Mommy anjing kamu apa?"

Dean membalikkan badan "Hehe... peace Mom, nggak sengaja." 

Kalau sudah begini jurus paling ampuh ya mengalihkan atensi Mommynya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 25, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DEANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang