Bermula dari sebuah insiden surat menyurat di pondok pesantrennya, Aretta harus menjalani puasa Daud selama 15hari sebagai hukumannya, padahal dia tidak pernah menulis surat itu untuk santri cowo!
Bahkan dia pun tak kenal santri cowo yg bernama Alif...
Adzan dzuhur telah berkumandang di sekitar Pondok Pesantren Ar-Riyadh, dengan tergopoh-gopoh para santri pun menuju ke tempat wudhu untuk mengambil wudhu dan menunaikan shalat dzuhur berjamaah. Sembari menunggu Bapak kyai datang sebagai imam mesjid, mereka biasanya menunaikan shalat qobliyah terlebih dahulu dan murajaah sejenak tetapi adapula yang bergosip. Ya begitulah. Untungnya santri putri shalat di lantai dua, tidak di gabung lagi dengan santri putra. Berbeda sekali dengan dulu sebelum mesjid ini di bangun, mereka di gabung dan hanya diberi sekat setinggi 160cm, wajar saja jika dulu para santri saling mengintip sambil berjinjit-jinjit. Dari kejadian itu akhirnya pihak pondok pun membangun lantai 2 agar terpisah. Agar beribadah nya lebih fokus.
Tak lama Bapak Kyai pun datang, semua santri pun bergegas berdiri dan iqomah pun di kumandangkan oleh Alif, selaku cucu nya Bapak kyai. "Allahu akbar allahu akbar. Asyhadu ala ilaha illaAllah .Wa Asyhadu Anna Muhammadarrasullah. Hayya Ala shola Hayya alal falah, Qod qomatishola Qod qomatishola. Allahu akbar, Allahu akbar. Laa ilaha illaAllah."
Meskipun semua santri putri berada di lantai dua mereka bisa mendengar suara lembutnya Alif, sang cucu Kyai. Mereka sangat terpesona dengannya. Ya siapa yang tak mau dengan cucu Kyai, sudah hafidz, sholeh,jaga pandangan dan memiliki suara merdu pula. Tapi sayangnya, Alif tidak suka dengan semua santri putri di pondok pesantren ini. Karena mereka selalu cari perhatian di depannya, apalagi santri putri hanya memandang kedudukannya sebagai cucu kyai yang membuatnya di incar oleh semua santri putri satu pondok. Dia juga dilarang untuk dekat dekat dengan mereka oleh abah nya.
"Heh, Tri. Udah iqomah masi aja ngomong." tegur Rainy yang berdiri di sampingnya.
"Iya,iya, Ny."ringis Tantri.
"Allahu akbar!" Terdengar suara imam dari lantai bawah, mereka pun bertakbiratul ihram mengikuti imam dan mengikuti hingga selesai. Lalu seperti biasa seusai shalat mereka berdzikir bersama-sama dan berdoa yang di pimpin oleh Bapak Kyai. Tak berselang lama kendaraan Mercedez Bens hitam pun memasuki kawasan pondok, deru mesinnya terdengar sampai ke mesjid, sontak beberapa santri putra yang berada di shaf paling belakang menoleh.
"Eta mobil saha nya? Emang didie aya nu boga mobil kos kitu?"bisik seorang santri putra yang bernama Alvano pada teman di sebelahnya.
"Eh teuing atuh,"balas teman di sebelahnya yang bernama Reza.
Padahal hari ini belum ada perjengukan, tetapi mengapa ada mobil santri yang di perbolehkan masuk ke dalam lingkungan pondok? Mereka pun terheran-heran. Ah, mungkin saja itu tamu Bapak Kyai. Tetapi ada seorang perempuan berumur 16 tahun muncul dibalik mobil itu, dia tampak cantik sekali mengenakan gamis biru langit dan kerudung broken white.
Siapakah dia? Apakah dia sanak saudara Bapak kyai? Tetapi para santri belum pernah melihat dia sebelumnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Al, Al." Reza kemudian menyenggol Alvano sambil menunjuk gadis itu dengan dagu nya, "lihat noh, beuhhh bening abis." Lanjutnya.
Alvano menoleh sebentar lalu pandangannya fokus kembali ke arah mimbar untuk mengikuti dzikir. Sangat tidak penting. Apa-apaan Reza ini.