7- are in hell

1.9K 84 16
                                    

Jangan lupa tinggalin jejak yaw 💋

🚫ADEGAN DI DALAM CERITA INI BUKAN UNTUK DITIRU. HARAP BIJAK MEMILIH CERITA🚫

***

LAGI

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

LAGI. Setiap hari ada saja yang menaruh kotak bekal ke lacinya, padahal tidak pernah Aksara makan. Bahkan membuangnya secara terang-terangan.

Aksara keluar kelas, celingak-celinguk mencari sosok yang menjadi praduga.

Namun nihil.

Baru pukul 06.30 dan lorong sekolah masih sangat sepi. Aksara memang sengaja datang cepat karena ingin lanjut tidur tapi rasa kantuknya telah hilang.

"BOSSSSSSS!!!" Teriakan serta pergerakan Sagala yang terlampau kilat merebut tempat bekal dari tangannya, cukup membuat Aksara menahan bernapas. "Jangan dibuang atuh, Bos! Sayang," omel Sagala memeluk kotak bekal itu.

"Ambil, gausah berisik!" dengus Aksara, malas.

Sudut bibir Sagala mengembang. "Gitu dong!" Sambil jalan, ia mengintip isinya. "Alhamdulillah. Ayam, Bos, pas banget! Makasih yakk!!"

Mendengar itu Aksara termangu. "Emang lo gak sarapan?"

Gerakan Sagala melambat. Wajahnya berubah murung sepersekian detik, bola matanya mengerling liar seakan memikirkan sesuatu. Aksara pun tampak serius menunggu jawabannya membuat Sagala langsung terpingkal-pingkal.

"Panik gak? Panik gak? Paniklah, masa engga?!" ejek Sagala.

Kontan kelopak mata Aksara meredup. Kesal terkena jebakan Batman. Ia berlalu meninggalkan Sagala.

"Tungguin, Bos!" pekik Sagala mengekori Aksara.

"Jauh-jauh! Gue anti sama lo!" Aksara pura-pura mengibas debu di bajunya.

Sagala cemberut. Memajukan bibir bawahnya beberapa senti macam anak kecil. "Jahattt!!!"

"Najis," sentak Aksara membereng sinis. Sagala malah guling-guling di tempatnya sembari histeris minta dibujuk. "Buat malu lo! Yaudah ikut, gamau gausah, serah!"

Aksara kembali berhenti dan berbalik. Sagala masih bergeming di tempat, menunduk sambil memainkan kotak bekal. Benar-benar persis bocil caper yang minta Kinderjoy.

"Ck, bocah!" Aksara mengalah. Ia kembali ke tempat Sagala, mengapit leher cowok itu sampai berdiri. "Gausah ngambek ga jelas lo!" ketus Aksara, mengulum senyum dan mengacak asal rambut Sagala.

"Rambut gue, anjeng!!"

Amukannya diabaikan. Aksara tetap memberantaki rambut Sagala hingga puas barulah ia berhenti. Mereka lanjut bersenda gurau selama melangkah menuju kantin.

Ketua Ravegasgeng itu unik. Caranya mengutarakan kepedulian dan sayang terhadap teman-temannya berbeda.

Sebelum tiba di kantin, mau tak mau langkah mereka berhenti begitu berhadapan dengan tiga cewek pentolan Jayakarsa. Dipimpin seorang gadis berambut coklat terang yang kini tersenyum lebar pada ketua Ravegasgeng.

AKSARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang