104. End Of Villain? (Selesai)

2K 195 61
                                    


Siapa yang menyangka jika tujuan yang kini telah berada dalam genggaman tangan, menorehkan luka yang begitu besar untuknya yang kini memiliki kuasa?

Apakah jalan yang ia tuju adalah benar?

Apakah hal ini yang benar-benar ia inginkan?

Naiknya ia pada tahta, justru membuat ia dijauhkan dari cahayanya.

Cahaya yang selama ini tidak pernah ia lihat selama hampir lima belas tahun hidup dalam gelap.

Pria itu-

Ia pergi dengan segala kekhawatiran dan perlindungan.

Meninggalkan Anin sendirian.

Open-ending

Season 2 telah tersedia di cover sebelah.

Wrap! Thank you.

***

"Welcome ... Queen!"

Pria itu kembali mengulurkan tangannya sejajar dengan badan Anin.

Anin yang masih terkejut hanya mampu menatap tangan kosong Galen yang telah terulur di hadapannya.

"Posisi gue akan sepenuhnya menjadi milik lo."

Anin masih terdiam, ia tidak menanggapi. Matanya tetap menatap lurus ke depan, masih tidak mempercayai apa yang telah pria itu lakukan.

"Hey," panggil Galen berusaha menyadarkan Anin dari keterdiamannya. Anin berhasil menoleh. Gadis itu terlihat mengangkat setengah alisnya, menatap Galen penuh dengan tanda tanya.

"Terima tangan gue," kata Galen sedikit berbisik.

"Buat apa?" tanya Anin bingung.

"Ucapan ... selamat?" jawab Galen sedikit menggantung.

Anin menggeleng pelan, ia mendorong tangan Galen agar kembali berjajar di sisi badan pria itu. Galen berbalik menatap Anin dengan bingung.

"Gue gak mau," jawabnya pelan. Anin sama sekali tidak merasa senang dengan pengumuman yang telah pria itu ucapkan.

Mungkin, kini pengumuman itu telah tersebar. Mengingat begitu banyak pasang mata yang kini menyaksikan keduanya di sekeliling Anin dan Galen. Termasuk, teman-teman Galen yang sedari tadi tidak berhenti bersiul dan menyoraki keduanya penuh dengan nada menggoda.

Ia berusaha agar tidak menaikkan intonasinya.

"Galen, gue gak mau jadi pengganti siapapun. Itu bukan keinginan gue."

Alis Galen terangkat, menunjukkan raut bingung dengan balasan Anin.

"Kenapa?"

"Kok kenapa? Ya, gue gak mau. Gue gak mau jadi Queen."

"Tujuan kedatangan lo ke Adara buat ngalahin gue. Sekarang, gue kalah. Posisi gue bisa lo ambil sebagai bentuk dari peralihan tangan gue."

"Lo salah besar. Itu bukan tujuan gue."

"Anindira, gue pikir ... setelah mengenal lo selama setahun ini, gue adalah satu-satunya yang bisa ngerti cara pandang dan pikir lo. Tapi gue sekarang gak paham, sama apa yang lo maksud."

Vous Me Voyez? ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang