THE MAKS

6 1 0
                                    

Suasana sekolah yang ramai dengan hiruk pikuk kegiatan yang di lakukan oleh orang-orang di dalamnya memberikan warna warni kehidupan di lingkungan itu. Di balik kesibukan dan keceriaan yang sedang terjadi terdapat banyak kejadian gelap di dalamnya, di sebuah toilet perempuan yang ada di sekolah itu terdengar suara tawa dan tangisan yang menggema.

"Hey, Lisa. Bagaimana menurutmu apakah sudah cukup?" ujar seorang gadis dengan rambut pirangnya yang gelombang

"Hahahaha. Hey Emma, bisa kah kau cukupkan saja ini membuat ku tidak berhenti tertawa" balas seorang gadis dengan rambut merah yang bernama Lisa

"Hahaha. lihat mukanya betapa lucunya dia, aku tak habis pikir jika ada orang yang mau berteman dengan freaky seperti dia. Hahahah" tawa seorang gadis lainnya

"Oh, come on. Kau tidak mungkin melupakan ini Jade, dia tidak mungkin bisa melakukan hal mustahil itu" balas Emma dengan wajah senangnya

Kriiingg

Terdengar bel yang nyaring menandakan pelajaran akan segera di mulai, ketiga gadis itu langsung pergi dari toilet itu dan meninggalkan seorang gadis lainnya di dalam salah satu bilik toilet. Dengan lemahnya dia mulai berdiri dan merapikan barang-barangnya yang sempat dihamburkan dari dalam tasnya

Gadis itu kemudian berdiri dan menghampiri wastafel yang ada di dekatnya, perlahan ia melihat bayangannya yang terpantul di cermin, dengan sangat sedihnya ia melihat tampilannya yang sangat acak-acakan dengan rambut basah akibat air pel yang disiram dan ada beberapa luka menghiasi pipi dan rahangnya, serta lipstik merah yang sengaja di poles sembarang pada bibir gadis itu

Melihat tampilannya yang kacau membuat gadis itu kembali menangis, kemudian gadis itu segera pergi menuju kamar mandi sekolah yang letaknya tidak jauh dari toilet, sesampainya disana ia segera membersihkan dirinya, seusai membersihkan diri gadis itu mulai memasang kembali baju basahnya yang sudah ia cuci sebelumnya, setelah itu ia menyisir rambut hitam gelombangnya yang basa dan kemudian pergi menuju perpustakaan, karena tidak mungkin akan ke kelas sedangkan waktu sudah menunjukkan pukul 9 yang berarti pelajaran tengah berlangsung.

Di perpustakaan ia kemudian pergi ke bagian pojok ruangan itu dan menyendiri sambil mengambil beberapa buku untuk di baca sekaligus untuk mengisi waktu selama jam pelajaran berlangsung.

Sebenarnya sudah bukan pertama kalinya gadis itu menerima pembullyan seperti ini bahkan dari sejak awal masuk sekolah ia sudah menerima pembullyan sampai dengan kelas akhir yang bisa dihitung beberapa bulan lagi akan lulus, gadis-gadis yang membullynya tentu saja memiliki alasan mengapa mereka membullynya, hanya karena gadis ini memiliki kakak seorang kriminal yang sedang buron, sehingga sebagian anak-anak menjauhi dan tidak mau berteman dengan gadis ini, di sisi lain sebenarnya gadis ini sangat pintar dia beberapa kali memenangkan kejuaraan matematika, sains dan juga melukis.

"Anny?" terdengar suara panggilan yang membuat gadis itu menoleh

"Iya, Mrs. Melton" balas gadis itu

"Sedang apa kau disini? kau tidak masuk kelas? Dan astaga! Ada apa dengan wajah mu?" ujar wanita itu

"Aku terlambat masuk kelas dan karena aku tidak mau di hukum jadi aku kesini, yang di wajahku ini hanya lebam biasa karena aku sempat terjatuh di halaman rumah" balas gadis itu sambil tersenyum

"Benarkah, kalau begitu apa kau sedang ada kesibukan" tanya wanita itu

"Tidak Mrs. Melton. Apa ada seseutau yang bisa ku bantu?" tannya gadis itu

"Bisa kah kau membatuku untuk menyusun beberapa buku karena Max sedang libur jadi hanya aku sendiri yang berjaga di perpustakaan" balas wanita itu yang kemudian di balas anggukan oleh gadis itu

THE MAKSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang