1. Istriku Kerasukan Penunggu Pohon Jambu

427 51 15
                                    

Selain di akhir pekan, sangat jarang Sojung menyempatkan diri memasak sarapan, apalagi sampai membuat bekal makan siang untuk suaminya, sebab wanita yang berprofesi sebagai supervisor hotel itu pun kadang terbirit-birit mengurus diri sendiri di pagi hari. Namun, pagi ini, sejak pukul lima, perempuan jangkung nan langsing itu malah sudah bercokol di dapur dan membuat berbagai macam makanan untuk sarapan dan bekal makan siang.

Alhasil, hari ini Seokjin tidak harus pergi ke kantin atau restoran di sekitar kantor. Kini, pria itu bisa bergabung di area ruang makan departemen pemasaran bersama pegawai lain yang juga membawa bekal.

"Tumben ...." Salah satu pegawai menyambut kedatangan Seokjin dengan ekspresi heran.

"Istri lo yang bikin?"

"Iyalah, masa istri orang?" jawab Seokjin sewot. Pria itu pun bergegas duduk di samping pegawai laki-laki bergigi kelinci berlabel nama Jeon Jungkook.

"Kerasukan apa bini lo, Bang?"

"Bukan cuma nyiapin bekal, dia juga nyalamin tangan gue sekalian cium pipi sama bibir sebelum keluar mobil," lanjut Seokjin dengan nada takjub. "Kayaknya Sojung memang kerasukan penunggu pohon jambu depan vila tempat liburan kemarin."

"Berarti yang ngelakuin itu setan, dong, bukan istri lo." Kali ini pria paling pendek dan menggemaskan di ruangan itu yang menyahut. Pada label yang tersemat di kemeja, tertulis Jimin sebagai namanya.

"Hush!" Si pria bergigi kelinci menegur galak sembari memelotot pada rekannya.

"Bercan—"

"Tanpa dirasukin setan, istri Bang Seokjin udah kayak setan, kok," imbuh Jungkook tanpa ragu, sontak satu pukulan mendarat di kepala belakangnya. Seokjinlah yang dengan senang hati melakukan itu pada rekan kerja sekaligus adik iparnya.

"Bini lo mau mati kali, Bang," celetuk salah satu pegawai wanita yang duduk di seberang Seokjin.

"Heh, jangan sembarangan ngomong!" Kali ini Jungkook yang protes dan memelotot seraya melempar kulit jeruk kepada si mulut lemes. "Mbak Sojung sehat wal-afiat, tahu!"

"Jungkook sialan!" Sinbi, nama pegawai wanita itu langsung mengumpat kesal karena kulit jeruk yang dilempar si gigi kelinci tepat mengenai keningnya. "Pantes aja lo jomlo bertahun-tahun, siapa yang mau sama cowok kasar kayak lo!"

"Gue jomlo bukan karena nggak ada yang mau, gue aja yang males pacaran!" Jungkook memelet tanpa peduli emosi lawan tengkarnya bisa makin naik.

"Ngomong-ngomong soal jeruk." Ucapan Seokjin yang tiba-tiba sontak membuat ruangan hening. "Sojung kan biasanya suka banget sama buah itu, tapi dari beberapa hari lalu protes terus tiap buka kulkas ada bau jeruk."

"Jangan-jangan ...." Semua penghuni ruang makan menoleh pada gadis lain berpipi tembam. Berdasarkan usia, dia yang paling muda di ruangan itu, tetapi tingkah si anak magang terkadang menjadi yang paling dewasa, mengalahkan Seokjin sebagai manusia tertua.

"Jangan-jangan apa, Ye?" Seokjin buru-buru menyahut sebab penasaran sekaligus khawatir. Takut ada hal buruk yang terjadi pada istrinya.

"Jangan-jangan istri Bapak trauma sama Stella jeruk sehabis pulang honeymoon kemarin. Mobil Bapak pengharumnya Setlla jeruk, 'kan?" jawab Yewon dengan ekspresi serius, berbanding terbalik dengan orang-orang yang telah menunggu jawabannya penuh rasa penasaran. Mereka mendesah jengkel sebab jawaban yang tidak memuaskan.

Kadang, Yewon memang menjadi yang paling dewasa, tetapi tidak jarang juga otaknya terlalu polos sampai membuat orang lain geregetan.

"Seumur-umur, saya nggak pernah pakai Stella jeruk sejak kredit mobil!" balas Seokjin dongkol.

Suara Hati Pak SuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang