3. Gosipin Gus

91.6K 5.9K 223
                                    

Ting...

Ting....

Ting...

Anggaplah bunyi lonceng.

Semua santri keluar dari kelas tanda sekolah Diniyah telah usai.ada yang menuju asrama dan ada juga yang pergi koprasi untuk sekedar membeli makanan.

"Huft.." terdengar helaan nafas yang keluar dari mulut Kila. "Capek banget ya Allah," ucap Kila mengadu.

"Namanya juga cari ilmu. Wajar dong capek. Tapi di balik rasa lelah akan menjadi lillah ," sahut Zahra.

"Iya iya, Bu hadist. Terimakasih nasehatnya." jawab Kila berdiri dari kasurnya.

"Nanti malam ada kegiatan apa lagi?" tanya Lisa.

"Setiap habis Maghrib ngaji kitab Lis, terus habis isya lanjut lagi kitab, setelah itu pulang ke asrama buat lanjut ngaji kelompok." Terang Uswah panjang.

"Oh gitu, ya."

"Habis ngaji kelompok kita makan deh!" Sambung Kila dengan semangat

"CK, makanan mulu lo yang di pikirin?" Kesel Sa'adah .

"Denger ya. Kata kakek gue, kalau kita habis belajar, jangan lupa di sumpal pakek makanan. Biar nggak keluar ilmunya" jawab Kila.

"Mana ada teori kayak gitu."

"Ada lah. Coba Lo sekali-kali liat Mbah google, jangan scroll tiktok mulu kerjaannya!"

"Sotoy Lo. Mana ada gue scroll tiktok yang ada Lo tu." Kesel sa'adah .

"Astagfirullah, udah udah debatnya. Kalian emangnya nggak capek debat Mulu?" tanya Zahrah kepada mereka berdua.

"NGGAK!" Jawab mereka bersamaan.

Uswah, Lisa, Zahrah hanya pasrah dan sabar menghadapi mereka berdua. Kalau di film kan berjudul Debat nggak ada ujungnya. Begitulah kira-kira. Author juga bingung wkwkw.

"Mending kita mandi aja. Siapa- siap ke masjid." ajak Uswah kepada Zahrah dan Lisa, "Dari pada liat mereka debat nggak kelar-kelar , mending kita mandi."

"Ok deh." Ucap Lisa

Akhirnya mereka memutuskan untuk mandi meninggalkan mereka berdua.

"Loh Kemana mereka?" Kaget Kila. Karna yang ada sekarang tinggal mereka berdua. "Lo sih! kelamaan yang debat, jadi di tinggal deh."

"Kok gue! Lo yg ngajak debat."

"Lo!"

"Lo!"

"Lo!'
.

.

.

.

Saat ini mereka berada dalam mesjid. Dari perdebatan yang cukup panjang, mereka memutuskan mandi dan bergegas menuju ke masjid untuk melaksanakan shalat magrib berjamaah.

Selesai melaksanakan shalat magrib, seluruh santri berbaris untuk mengaji kitab kuning yang akan di terangkan oleh ustad. Masjid disana cukup luas untuk menampung santri yg berjumlah ribuan. Santri laki-laki dan perempuan berada dalam satu masjid yang sama. Hanya ada tirai sebagai pembatas, terkadang ada santri yang diam-diam surat-suratan.Ya biasa lh Cinta ku terhalang dinding pesantren begitulah kira-kira gambarannya.

Setengah jam berlalu, adzan isya telah berkumandang dan seluruh santri bersiap siap melaksanakan shalat isya berjamaah yang di imami kyai Zainullah. Selepas shalat, lanjut ngaji kitab gundul yang dipimpin langsung oleh kyai Zainullah.
.

.

.

.

"Alhamdulillah! selesai juga kegiatan hari ini. ucap Lisa merebahkan tubuhnya ke atas kasur.

PESONA GUS  ( SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang