🌷09: Hukuman

18.4K 1.5K 17
                                    

Kalau masih nemu ada typo, tolong dimaafkan dan abaikan aja. Udah baca berulang kali sampai enek pun, kadang masih ada yang kelewat 😮‍💨

🌷🌷🌷

Seorang pemuda keluar dari dalam pesawat seraya menggeret kopernya. Dia melihat kanan-kiri mencari seseorang yang bundanya kirimkan untuk menjemputnya. Tidak berselang lama, seorang pria paruh baya datang kemudian mengajaknya ke dalam mobil yang terparkir di bandara tersebut.

“Gimana kabar orang rumah?” tanya pemuda itu yang tidak lain adalah Raskal Zanuar Biantara, adik kandung Althair. Raskal baru saja menyelesaikan pendidikannya di Stanford University, Amerika Serikat. Makanya saat Althair menikah, pemuda itu tidak datang dan baru bisa pulang sekarang.

“Alhamdulillah semuanya baik tuan, terlebih sekarang ada nona Aluna. Jadi suasana rumah bertambah ramai,” balas pak Deni.

Raskal mengernyit. “Abang sama istrinya di rumah? Maksudnya mereka enggak tinggal di rumah mereka sendiri?” tanya Raskal heran. Pasalnya setahu dia, abangnya sudah membuat rumah khusus untuk keluarga kecilnya.

“Mereka hanya menginap untuk beberapa hari saja atas permintaan nyonya Gayatri.”

“Oh,” sahut Raskal paham.

Pak Deni hanya mengangguk kecil lantas kembali fokus pada jalanan di depannya. Menempuh waktu hampir 30 menit, kini mobil yang membawa Raskal sudah sampai di pekarangan mansion. Raskal bergegas turun dari mobil, menatap mansion yang sudah ditinggalkannya hampir lima tahun. Dia menoleh pada Pak Deni yang tengah menurunkan kopernya. “Tolong bawa ke kamar, ya, Pak.”

Setelah mengucap terima kasih, Raskal langsung memasuki mansion disertai salam. Melihat ruang tamu yang begitu sepi, pemuda itu lantas pergi menuju dapur. Dilihatnya sang bunda tengah menyajikan makanan di atas meja membuat senyum tipis terbit di bibir pemuda 23 tahun itu.

Raskal melangkah dengan pelan, memeluk tubuh bundanya dari belakang yang belum menyadari kehadirannya. Gayatri tersentak kaget begitu merasakan sebuah pelukan dari belakangnya. “Maa Syaa Allah, Raskal?!” seru bunda begitu membalikkan badan, dia terkejut melihat putra keduanya ternyata sudah pulang.

Raskal hanya tersenyum, mencium punggung tangan wanita yang sudah melahirkannya itu lalu memeluknya dengan erat. “Assalamualaikum, Bunda,” bisik Raskal, air mata bunda menetes mendengarnya.

“Wa'alaikumussalam, Nak. Bunda sangat merindukan kamu,” balas bunda tak kalah erat memeluk Raskal.

Raskal terkekeh. “Raskal juga kangen banget sama Bunda.” Raskal mengurai pelukannya dari sang bunda, menatap wajah wanita itu sayang.

Tangannya bergerak mengusap sudut mata bundanya yang basah. “Jangan nangis Bun, Raskal enggak suka,” ujarnya membuat bunda terkekeh.

“Bunda nangis karena bahagia, akhirnya setelah sekian lama anak Bunda pulang.”

“Bunda adalah tempat satu-satunya untuk Raskal pulang, Bun.”

“Ekhem.”

Deheman seseorang berhasil menginstrupsi kegiatan ibu dan anak itu. Raskal tersenyum, mendekati pria paruh baya yang tidak lain ayahnya.

“Ayah.” Raskal menyalami tangan ayahnya, memeluk tubuh ayah Fareez erat. “Assalamualaikum Ayah, gimana keadaan Ayah?”

“Wa'alaikumussalam, Alhamdulillah ayah sehat. Kamu sendiri? Masih betah menjomblo? Ayah pikir, kamu bakalan pulang dengan membawa menantu untuk ayah,” gurau Fareez. Gayatri tertawa kecil, sementara Raskal memasang wajah sebal.

“Ayah!” rengek pemuda itu. Paling tidak suka jika ayahnya sudah membahas menantu. Fareez dan Gayatri tertawa melihat ekspresi menggelikan dari putra kedua mereka.

ALTHALUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang