Gemini yang Membenci Mei

74 15 0
                                    



Tak pernah absen dia menatap angka dalam lembaran yang melekat pada dinding itu. Sudah seperti kebutuhan pokok yang tidak boleh terlewatkan, layaknya Ramadan yang hanya ada satu kali dalam setahun. Entah perasaan apa itu, dia selalu menanti tapi takut patah hati. Satu yang diharap jangan ada kesedihan lagi.

Orang memanggilnya Gemini. Apa tujuannya, dia juga tidak tahu. Mungkin agar orang mengingat bulan lahirnya atau mungkin agar dia mengenang di bulan lahirnya. Gadis itu berdiri dekat jendela, membiarkan angin menerpa rambut hitam legamnya. Seolah ingin memberitahu dunia kalau dia tidak baik-baik saja. Gambaran tentang tahun-tahun lalu terlukis jelas di matanya.

Dua tahun lalu di bulan kelima. Bahkan matahari baru saja memancarkan cahaya, berikan kehangatan pada setiap insan. Inilah yang selalu ditunggu. Niat hati membuka benda pipih untuk menerima anggrek yang diantar oleh pesan. Nyatanya pesan tak lagi mengantar anggrek, dia datang membawa marigold. Senyum bagai mentari pembawa kehangatan tak lagi terpatri di wajahnya.

Pada akhirnya dia datang membawa mawar putih pada mendung yang sedang berkumpul. Melupakan angan yang sudah ditata layaknya bunga dalam bucket. Namun, pikirannya tak bisa lepas dari konflik batin. Haruskah mengikuti keegoisan, lalu menjalani hari yang seharusnya penuh suka dan mengesampingkan duka. Tapi dirasa bukankah itu terlalu mengerikan, terlebih yang berduka adalah orang yang selalu menemaninya enam tahun belakangan ini, di kala senang dan sedih. Artinya, sekarang gilirannya untuk menghibur sahabatnya. Berlagak tak ada yang terjadi, membiarkan tak ada ucapan selamat, membiarkan tak ada perayaan, dan membiarkan semua orang melupakan hari lahirnya di tahun ini.

Bayangan berlanjut pada kejadian satu tahun yang lalu. Ketika dia sedang melangsungkan makan malam bersama keluarga yang jarang sekali dilakukan karena kerap sibuk dengan urusan masing-masing. Merasakan ini waktu yang tepat, setelah makan malam dia berencana untuk menyampaikan suatu hal yang tidak bisa dia dapatkan di tahun sebelumnya, yakni perayaan. Entah itu berupa makan malam di luar atau meniup lilin di atas kue yang bertulis Happy Birthday karena besok adalah hari ulang tahunnya.

Nyatanya rencana sekadar rencana. Dia urungkan niat ketika ibu mengangkat telepon yang tak henti berdering, pembicaraan tampak serius. Ibu kembali dengan wajah bagai bulan kehilangan bintang. Menciptakan guncangan yang tidak bisa dijelaskan dalam dada. Semakin mulut itu terbuka semakin takut untuk mendengarnya. Andai Gemini bisa menghentikan waktu, sudah dipastikan dia akan melakukannya. Kini dia pasrah merelakan peluru menembus kepala, membuat rencana hancur menjadi kepingan, lalu keluar berantakan meninggalkan kekosongan dalam kepala ketika mulut itu mulai mengeluarkan suara. Dia kembali mendapatkan marigold yang tidak pernah dinantikan kedatangannya.

Selama perjalanan hingga ke tempat tujuan Gemini tak banyak bicara, hanya menjawab pertanyaan yang dilontarkan kepadanya dari orang yang ditemui sebagai bentuk formalitas dan sopan santun saja. Kini dia duduk menatap sosok berambut putih hampir tak tersisa, terbaring kaku dengan mata tertutup. Semakin Gemini menatapnya, semakin tumbuh juga kesakitan dalam hatinya.

"Tidak usah bersedih, Cu." Perempuan tua mengusap bahu Gemini berusaha menguatkan.

Gemini hanya menatap lalu tersenyum getir tanpa berniat menjawab. Dia tidak begitu dekat dengan sosok yang mengajaknya bicara sekarang, begitu pula dengan sosok yang sedang terbaring kaku. Mungkin bisa dihitung dengan jari berapa pertemuan yang pernah dia alami dengan mereka.

"Sudah waktunya kakekmu dipanggil, ikhlaskan ya ...," ucapnya.

Rasanya ingin sekali Gemini menjawab bahwa dia tidak bersedih atas kepergian kakek. Tapi dia sedih dan benci, mengapa harus di hari ulang tahunnya? Mengapa orang selalu bersedih di hari ulang tahunnya? Apakah dia ditakdirkan untuk tidak bahagia di hari ulang tahunnya? Apakah hari ulang tahunnya ditakdirkan untuk dilupakan? Dia mulai membenci bulan Mei karena terus mendapat kabar kematian.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 02, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Gemini yang Membenci Mei (Cerpen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang