3. Tidak berharga?

1.6K 158 8
                                    

Assalamu'alaikum

Haii aku dateng lagiiii

Maaf ya upnya lama hehe

Bantu koreksi jika ada typo ataupun kesalahan tanda baca

Jangan lupa

Bismillahirrahmanirrahim


اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

"Sudah nenek katakan! Biar nenek yang mencari pengasuh untuk adik kamu! Kenapa kamu ini bandel sekali, hah?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Sudah nenek katakan! Biar nenek yang mencari pengasuh untuk adik kamu! Kenapa kamu ini bandel sekali, hah?"

Zeidan diam, ketika suara neneknya begitu lantang memarahinya. Telinganya terasa panas, namun ia ingat pesan sang bunda, jangan pernah sela ucapan orang tua meskipun kita benar.

"Kamu malah memperkerjakan wanita kampung yang tidak berpendidikan, bagaimana dia bisa mengurus adikmu dengan benar?" tanya nenek Aisyah sambil menunjuk-nunjuk Zeidan yang tengah menunduk.

"Astagfirullah nek-

"Diam! Nenek belum selesai bicara!" Mendengar bentakan itu Zeidan sontak membungkam mulutnya dengan rapat dan kembali menunduk.

"Nenek tidak mau tau, pokoknya kamu harus pecat dia, karena dia asal usulnya tidak jelas! Apalagi dia seumuran kamu! Bisa-bisa nanti dia morotin hartamu!"

Zeidan menepuk jidatnya mendengar ucapan neneknya yang melampaui batas tingginya langit dan luasnya samudera. Kenapa neneknya punya pikiran absurd seperti itu. Bagaimana mau memecat Sahara, gadis itu bahkan belum bekerja dirumahnya.

"Wanita sembarangan tidak boleh masuk dalam lingkup Al-Azhar sesuka hatinya!" tekan nenek Aisyah pada cucunya itu.

Zeidan menghela nafas pelan, setelah beberapa saat neneknya tidak lagi berucap barulah ia mengutarakan pendapatnya.

"Nek, jangan bicara sembarangan dia punya nama, Sabrina Jihan Sahara-

"Nenek tidak tanya," sahut sang nenek ketus tanpa minat. Zeidan hanya menggeleng pelan mendengar sahutan dari sang nenek.

"Asal usulnya jelas, dia punya ayah dan ibu. Dia punya hati nek, tolong jangan bicara sembarangan, untung dianya gak ada disini. Kalau dia dengar nanti dia sakit hati-

"Biarkan saja, nenek tidak peduli! Memang sudah faktanya begitu gadis kampung yang tidak berpendidikan." Nenek Aisyah kembali menyela ucapan Zeidan.

Hampir saja bola mata Zeidan keluar mendengar ucapan neneknya itu, benar bukan didepannya ini nenek Aisyah, istri Kiayi Zaid yang begitu hangat dan penuh kasih sayang? Lalu kenapa neneknya ini bagaikan memiliki kepribadian ganda.

"Astaghfirullah, nek. Mau tua, muda, kaya, miskin, mau tinggal di desa, kota atau tinggal dikubur sajapun, semua manusia sama saja dihadapan Allah, yang membedakan hanya amal ibadah mereka," ujar Zeidan mengingatkan, tidak ada nada tinggi disana, melainkan nada lembut dan senyum tipis dibibirnya.

Al Zeidan (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang