VERSELUFT || RAVN 🔞

VANILLA SKY (CHAPTER 1)

Aku di sini dulu, boleh? Lagi kangen Youngjo personally. Ingin mengenal dia sebagai orang lain, bukan member Oneus yang membuatku sibuk merasa kehilangan.
Semoga senyumku masih tersisa sambil membayangkan Youngjo di galaksinya sendiri. Yang mau baca boleh, skip juga nggak masalah. Aku menulis untuk diriku dulu. ☺☺ 

Ini ada vt nya di moon_rv 😄

The Sky

The Vanilla

Darah menggenang dimana-mana. Bau amis, beraroma karat menyatu dengan pengap dan lembab pada area sebuah gudang. Di udara, asap-asap mengepul ringan. Melayang dicetus setiap tarikan senjata orang-orang, mengaduk bubuk mesiu hingga terendus lebih pekat. Situasi berubah genting seketika. Soo Hyuk beserta kesepuluh anak buahnya terpencar. Sementara dia berlindung di balik kotak-kotak kontainer berbahan kayu, sang adik melindungi dari balkon seberang agar musuh tidak ada yang mendekat. Desingan peluru terdengar nyaring juga riuh. Seperti pesta kembang api di malam tahun baru dengan suasana mencekam dan nyawa seolah tinggal seujung rambut. Seperti suasana perang yang dulu hanya Soo Hyuk lihat lewat film-film action di televisi.

Soo Hyuk menggengam erat pistolnya. Di saat seperti itu, indera pendengaran dan penglihatan dipaksa bekerja sepuluh kali lebih akurat. Hingga saat ia berbalik, ia tahu bahwa ada sosok lain mendekat, lalu di detik berikutnya ia harus mampu menentukan orang itu adalah musuh. Soo Hyuk menembakkan peluru. Tangannya ikut tersentak saat berpindah dari balik kontainer satu ke kontainer lain. Suara geraman muncul sekilas sebelum tembakannya tepat sasaran. Meski mencoba bersikap tenang, Soo Hyuk sadar ini bukan simulasi. Beberapa anak buah pria itu sudah tewas dan musuh masih berkeliaran mengurung mereka di gudang tempatnya melakukan negosiasi satu jam lalu.

"Fuck."

Soo Hyuk hanya memiliki sisa dua peluru. Dia lantas menyelipkan pistol di pinggang lalu berlari mencari celah untuk bisa mencapai pintu utama. Langkah Soo Hyuk seketika terhenti saat seorang pria berjas menghadang. Dia tidak menunggu untuk sebuah tindakan cepat. Tubuhnya menerjang bahkan ketika dia tahu pria itu sedang mengarahkan pucuk senjata ke hadapannya. Satu tendangan berhasil membuat musuh tersungkur. Serangan berikutnya harus dilakukan secepat mungkin sebelum laki-laki berperawakan kurus itu kembali bangkit. Soo Hyuk menginjak lengan sang lawan hingga pistol di genggamannya terlepas. Dia bergegas mengambil benda itu lalu tanpa ragu ditembakkan ke kepala musuh. Lagi-lagi bau amis bercampur karat. Namun Soo Hyuk sudah terbiasa. Sejak kecil, pemandangan seperti ini menjadi makanan sehari-hari. Bahkan sebelum ia sempat mempunyai pemikiran bahwa membunuh orang lain itu merupakan perbuatan dosa.