part-38

1.6K 116 20
                                    

Asya pantulan dirinya melalui cermin dengan balutan gaun pengantin berwarna putih salju, rambutnya yang tergerai Asya sampirkan guna melihat berlian yang tertempel indah dibagian dada gaun itu.

"Bagaimana jika ini Tuan?" Ucap salah satu desainer menatap kagum kearah Asya.

Sedangkan Ariz yang sejak tadi tak pernah melepaskan tatapannya dari Asya berdehem sebentar.
"Ganti, gaun ini terlalu terbuka untuknya."

Asya beralih menatap pantulan Ariz dari cermin, ia berdecak. Wanita itu berbalik guna menatap laki-laki itu secara langsung.
"Aku sudah lelah, gaun ini adalah gaun ke7 kamu tolak, memang diantara kita siapa yang mau memakainya? Akukan..? Jadi lebih baik aku yang memilih, dan aku memilih yang ini." Akhirnya Asya mengeluarkan ke dongkolannya yang sejak tadi ia tahan.

Ariz mengeleng, lantas laki-laki itu berdiri dari duduknya dan menghampiri calon istrinya.
"Gaun ini terlalu terbuka untukmu Asya, kamu tidak akan cocok dan aku takut kamu kedinginan saat acara pesta terjadi." Laki-laki itu mengusap bahu Asya, mencoba menenangkan sang wanita pujaan.

"Benarkan apa yang aku ucapkan?" Beralih Ariz menatap 3 desainer dan 2 perawat yang mengikuti Asya dari rumah sakit.

Spontan mereka menganggukkan kepala tanda setuju, sebenarnya tidak ada celah dengan gaun-gaun yang Asya coba kenakan tadi. Tapi entah kenapa Ariz selalu ada saja alasan untuk menolaknya.

"Alasan." Desis Asya, tanggal pernikahan mereka diadakan saat musim kemarau ini, lalu apanya yang dingin?

"Lebih baik kita pilih gaun yang kedua, gaun ini sepertinya cukup tertutup." Ariz menatap manekin disampingnya, tampak terlihat gaun putih hanya saja bahunya tertutup, sedangkan yang lainnya bahunya terbuka.

Asya mendelik mendengar perunturan Ariz, APASIH MAUNYA ANJ!

"Terserah!" Asya menghempaskan gaun yang dikenakannya, membuat beberapa desainer disana memekik, takut gaun yang mereka buat dengan harga ratusan juta itu dirusak oleh Asya.

Asya memilih kembali keruang ganti dari pada ia mengamuk tidak jelas, Asya menyentuh berlian biru didadanya sembari berpikir, apakah ini bisa dijual? Tidak sengaja tatapannya jatuh kearah kelingkingnya yang sudah tersemat sebuah cincin.

Cincin pertunangannya dengan Ariz.

Ya, seminggu yang lalu Asya memilih menyetujui ajakan Ariz untuk menikah, terserah saja, ia dan Bagas mempunyai rencana tersendiri untuk ini.

3 hari setelah ia mengiyakan, Ariz tiba-tiba datang membawa Ibunya serta Alam dan Desi ke rumah sakit. Laki-laki itu ingin bertunangan dengannya detik itu juga.

Bagas hanya bisa frustasi melihat kelakuan Ariz, dan yang membuat Kakaknya bertambah frustasi adalah, Ariz ingin 2 minggu lagi pernikahan mereka segera diadakan

Ha benar-benar, di mana-mana jika orang ingin menikah lagi tanpa ingin diketahui oleh istri sah, pernikahan sirih adalah jalan keluarnya, tapi laki-laki ini malah ingin membuat sebuah pesta yang meriah? Yang benar saja laki-laki ini.

Karena Asya tidak ingin rencananya gagal, ia bersikeras meminta Ariz untuk mengadakan pesta tertutup, lagi pula pernikahan itu akan gagal. Asya hanya ingin berbaik hati kepada Ariz supaya laki-laki itu tidak malu setelahnya.

Tanpa sadar Asya terkekeh memikirkan rencananya. Saat semua itu terjadi, ia akan bebas dan tidak akan diikuti oleh perawat lagi.

Sudahlah, lebih baik ia melepas gaun berat ini, saat akan membuka gaunnya, seseorang dari belakang membuka pintu.

"Saya bisa melepaskan sendiri gaunnya, Anda tidak perlu-." Asya kira, orang yang membuka pintu adalah pegawai butik yang membantunya memakai gaun tadi, tapi ternyata ia salah.

Aku Tokoh Utamanya : Penyesalan II (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang