Keesokan harinya Jeno pergi ke perusahaan milik Mark itu dengan perasaannya yang masih mencurigai sang boss. Meskipun semalam ia gagal menemukan sesuatu dan berakhir ia yang merutuki dirinya sendiri karena telah berburuk sangka dengan bossnya. Namun sekarang ia kembali pada pemikiran awalnya. Untuk mencurigai Mark dan juga perusahaan besar miliknya.
Malam harinya setelah seluruh karyawan sudah pulang. Jeno kembali memilih untuk pergi dengan mengendap-ngendap ke ruangan Mark untuk memeriksa kamera kecil yang ia letakkan di sana. Untuk memindahkanya ke tempat yang lebih bisa menjangkau Mark.
Namun belum sempat ia mengambil kamera itu. Pintu ruangan Mark tiba-tiba saja terbuka.
Menampilkan tubuh sang boss yang tengah berjalan kearahnya.
"Mencari sesuatu, Jung Jeno?"
Tanyanya yang sudah berdiri di depan Jeno. Jeno kembali tergugup. Ia bingung ingin menjawab apa?Mark melirik kearah bawah meja miliknya.
"Kau meletakkan kamera di sana, bukan?"
Ucap Mark dengan sangat santai.
Membuat Jeno membulatkan kedua matanya.Mark berjalan kearah mejanya. Lalu meletakkan tas kerjanya di sana.
Ia menoleh kearah Jeno yang tengah terdiam.
"Ada apa, Jeno? Apa kau mencurigaiku?"
Tanyanya. Jeno ikut menoleh kearahnya. Lalu mengangguk pelan. Mark yang melihat anggukan itu hanya berdecih pelan."Kau sangat ingin tau?"
Ucapnya sambil mendekat kearah sang sekretaris. Jeno mengangguk cepat.Mark merasa sangat gemas dengan wajah manis itu.
"Untuk apa?"
Tanya Mark yang sudah berada sangat dekat dengan Jeno."Jika bisa memberikan alasan yang bagus. Aku akan memberitahu mu tentang semuanya"
Ucapnya sambil menaikkan sebelah alisnya. Sarat menawar sesuatu pada Jeno."Bukankah aku sekretaris mu? Seharusnya aku bisa lebih tau tentang perusahaan mu. Tentang apa yang ada di dalamnya"
Ucap Jeno memberikan alasannya. Mark menatap lekat kearahnya."Aku ingin alasan yang lebih singkat"
Ucapnya. Jeno terdiam sebentar, menatap kearah wajah tampan Mark yang semakin dekat dengannya."Karena aku sekretaris mu?"
Ucapnya dengan lirih. Mark yang mendengar hal itu langsung tersenyum tipis. Ia menjauhkan wajahnya dari wajah Jeno lalu berjalan kearah kursi kerjanya."Pulanglah, besok kau akan mendapatkan jawabannya"
Ucapnya sambil menduduki kursi itu. Jeno tidak menjawab, namun ia mengangguk pelan. Dan memilih untuk langsung pergi dari sana. Meninggalkan Mark yang menatap intens kearahnya.VannoWilliamsSuldarta
KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia Secretary (MarkNo)
Novela JuvenilJeno yang merupakan mantan anggota detektif kepolisian harus rela di keluarkan dari pekerjaannya karena telah menolong seorang anak dari anggota mafia. Namun siapa sangka jika ketua mafia itu malah menjadikan Jeno sebagai sekretarisnya. Story from...