Chapter 16

26.3K 1.4K 8
                                    

Haloo Assalamualaikum...
Jika author ada kesalahan, mohon ditegur yaa
Ambil baiknya, buang buruknya🙏🏻

Happy reading 🌻
.
.

Gus Aidan dan Afiza telah sampai di rumahnya, saat Gus Aidan baru saja membuka pintu, Afiza langsung berlari menuju kamar, Gus Aidan pun segera menyusul istrinya itu. Tak lupa ia mengucap salam saat hendak memasuki rumah, begitu juga dengan Afiza yang sudah mengucap salam terlebih dahulu.

"Afiza... Kamu kenapa sayang, kok nangis lagi?". Tanya Gus Aidan, Afiza hanya menggeleng pelan dan menarik tangan suaminya.

"Mas sini aja!".

"Iya ini mas disini". Gus Aidan duduk di tepi ranjang, di samping Afiza.

"Kenapa hmm? cerita sama mas ya".

"Mas, Afiza mau nanya kenapa mas mau nikah sama Afiza? Afiza udah bilang dari awal kan, Afiza bukan Ning, mas ini seorang Gus, anak kyai besar. Afiza ngerasa gak pantes buat mas Aidan!". Afiza mulai menangis lagi. Segera Gus Aidan mendekap tubuh istrinya.

"Sstt hey gak boleh ngomong gitu, kamu inget kan ummi dulu pernah bilang, keluarga mas gak permasalahin itu, kalau Allah berkata berjodoh maka kun fayakun berjodohlah. Udah ya nggak usah permasalahin itu lagi, mas nggak suka kamu masih aja mikirin itu sayang, karena pada dasarnya semua manusia itu sama di mata Allah. Udah ya jangan nangis". Jelas Gus Aidan panjang lebar seraya mengusap air mata Afiza.

"Kamu kenapa tiba-tiba nanya gitu lagi? tiba-tiba nangis, terus minta pulang, ada yang jahatin kamu?". Sambung Gus Aidan dengan pandangan menelisik ke arah istrinya itu. Afiza hanya menggeleng.

"Jujur sama mas Afiza, mata kamu gak bisa bohong tuh".

"Afiza laper!". Cicit Afiza seraya mengucek matanya yang telah sembab. Gus Aidan tertawa melihat tingkah istrinya, kenapa istrinya itu gampang sekali berubah moodnya?.

"Yaudah, mas masakin nasi goreng dulu ya?".

"Emang bisa?".

"Y-ya enggak sih hehe". Gus Aidan menggaruk tengkuk lehernya yang tidak terasa gatal, sedangkan Afiza memutar bola matanya malas.

"Eh tapi mas bisa lihat di youtube loh sayang".

"Masak berdua aja yuk mas!".

"Ayok gass". Ucap Gus Aidan bersemangat.

Setelah Gus Aidan dan Afiza memasak bersama, mereka berdua melahap hasil masakannya tersebut.

"Alhamdulillah kenyang nih".

*Grookk... (bersendawa)

Gus Aidan menepuk perutnya yang kekenyangan akibat makan terlalu banyak.

"Ih mas Aidan gak sopan!". Ketus Afiza

"Hahaha". Keduanya tergelak.

"Oh iya mas, Afiza lupa gak ngabarin sahabat Afiza tadi kalau Afiza langsung pulang. Gimana dong? pasti mereka nungguin". Afiza memerosotkan bahunya.

"Loh kamu lupa? santri yang mengabdi kan di izinin bawa ponsel, mending kamu kabarin dulu mereka".

"Oh iya hehe, oke deh".

Uhibbuka Fillah Gus [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang