Kagum!!
Itulah kata yang tepat untuk menggambarkan sosok pria didepannya ini. Pria baik hati yang sudah menolongnya dua kali.
.
.FLASHBACK
Jengah itulah yang dirasakan Anara sekarang. Bagaimana tidak jika sepanjang jalan dia harus melihat keromantisan sepasang kekasih yang duduk didepannya. Memutuskan untuk tidak melihat hal yang semakin membuatnya ingin muntah itu, Anara lebih baik melihat pemandangan sepanjang jalan menuju sekolah.Namun saat mengalihkan pandangannya ke jendela dia malah melihat pemandangan seorang anak kecil yang sedang diganggu oleh dua orang preman.
"Stop.. Stop." Ucap Anara mendadak."Apa lagi? Bisa gak lo gak usah buat masalah." Ucap Tama dengan pandangan tajamnya.
"Tam, kamu gak boleh gitu." Ujar Erina sambil mengelus lengan kekasihnya.
"Liat disana." Tunjuk Anara ke sebrang jalan.
"Anak kecil itu diganggu dua preman.""Terus? Bukan urusan lo juga." Sahut Tama dingin.
"Emang bukan urusan gw, tapi gw masih punya hati dan gak akan biarin anak sekecil itu ngelawan penjahat sendirian." Ucap Anara tak kalah sengit.
"Gw turun disini. Kalau kalian mau langsung ke sekolah silahkan aja." Lanjutnya. Setelah itu Anara pun langsung keluar dari mobil dan melangkahkan kakinya menuju tempat anak kecil tersebut."Kamu curi uang ini ya? Anak sekecil kamu mana punya uang sebanyak ini Hah? Ini pasti uang saya kan?" Bentak sang preman kepada anak kecil tersebut
"Bukan, ini uang El paman jelek." Sahut sang anak tak mau kalah.
"Maaf. maaf ada apa ini sampai bapak marah-marah kepada anak sekecil ini." Anara yang sudah sampai pun langsung menengahi berniat membantu anak tersebut.
"Ngapain kamu urusin urusan saya? Anak kecil ini udah curi uang saya." Lanjut si preman satunya.
"Kamu curi uang mereka dek?" Tanya Anara kepada sang anak kecil
Anak kecil itupun langsung menggeleng kan kepalanya.
"Enggak, paman jelek ini bohong. El ndak curi uang mereka. El punya ibu yang kasih El uang.""Bapak dengarkan? Ini uang adek ini. Lagipula mana buktinya kalau uang ini uang bapak?" Ucap Anara kepada dua preman tersebut.
"Gadis sialan. Suka ikut campur urusan orang-." Anara pun memejamkan mata bersiap menerima pukulan dari salah satu preman didepannya yang sudah mengangkat tangan untuk memukul dirinya.
Setelah lumayan lama memejamkan mata, Anara tidak merasa pukulan tersebut pada dirinya. Memutuskan untuk membuka mata, Anara melihat sosok laki-laki yang sedang menahan tangan dari preman tersebut. Laki-laki yang sama dengan laki-laki yang menolongnya di minimarket kemarin.
"Banci? Beraninya sama perempuan." Kata-kata yang keluar dari mulut lelaki tersebut amatlah dingin. Anara sampai dibuat merinding.
"Ada pahlawan kesiangan rupanya. Kenapa anak muda jaman sekarang suka sekali ikut campur urusan orang." Lanjut sang preman remeh
"Udah langsung hajar aja." Ucap preman satunya.
Dan, perkelahian itu pun terjadi. Anara yang jujur takut pun langsung berbalik dan memeluk sang adik kecil dibelakangnya.Setelah sudah tidak ada bunyi perkelahian, Anara langsung melepaskan pelukannya terhadap adik kecil tersebut. Dan berbalik melihat keadaan pria yang sudah monolog dirinya.
Terlihat jika kedua preman tersebut sudah tak berdaya dibawah sana dengan beberapa luka diwajahnya. Sedangkan sang lelaki penolong tersebut, tak terlihat memiliki luka sedikitpun.
"Lo gak papa?" Tanya Anara khawatir.
"Hmm mereka gak matikan?" Saat Anara melihat kedua preman tersebut yang tak bergerak sama sekali, entah mereka pingsan atau bagaimana."Gw gak akan biarin diri gw dipenjara cuma karena orang kaya mereka." Sahutnya dingin. Sambil menatap kedua mata Nara intens. Pandangan mereka beradu sesaat, sebelum...
"Kakak, makasih ya udah mau tolongin El." Suara anak kecil menghentikan aksi tatap menatap mereka.
"Eh.. iya dek sama-sama. Lain kali kalau bawa uang sebanyak itu jangan dikeluarin dari tas kamu ya?" Anara yang tersadar pun langsung mengalihkan tatapannya kepada sang adik kecil yang dia tolong.
Beralih dari Anara sang adik tadi langsung menatap pria dibelakang Anara dengan pandangan kagum.
"Kakak tadi hebat banget ngelawan paman jelek tadi, kalau sudah besar El mau jago berantem kaya kakak biar bisa lindungi bunda sama adik El.""Kakak ini hebat karena giat belajar. Makanya cepat besar dan belajar yang giat ya." Anara menyahuti sambil mengusap kepala adik tersebut.
"El pamit mau ketoko disana dulu ya ka, pasti bunda sudah nunggu El dari tadi. Bye kakak cantik dan By kakak keren." Pmait El sambil berlari dan melambaikan tangannya kepada Anara dan pria sebelahnya.
"Lo sekolah di SMA Nusantara?" Tanya Anara
"Hmm.. Kita satu sekolah kalau gitu." LanjutnyaYa siapa sangka jika pria yang sudah menolongnya dua kali ini satu sekolah dengannya. Dilihat dari mereka yang memakai seragam yang sama.
Seperti tadi tanpa berniat membalas ucapan Anara, dia berjalan kearah motornya berniat langsung pergi meninggalkan Anara. Dan Anara hanya bisa dibuat melongo akan hal tersebut.
"Eh, eh tunggu. Karena kita satu sekolah. Boleh gw nebeng sama lo?" Bukan tanpa alasan dirinya ingin bareng dengan pria ini. Anara tadi sempat melihat mobil Tama masih diseberang jalan dengan Tama yang memerhatikan Anara dari luar mobil.
Kesal? Tentu saja ada perasaan kecewa dihatinya saat melihat Tama yang hanya memperhatikan kejadian tadi tanpa ada minat untuk membantu dirinya tadi. Anara yakin jika dirinya tidak menyukai Tama, hanya saja.. Entahlah, mungkin ini perasaan jika Anara yang asli.
Pria tersebut mengalihkan pandangannya ke arah depan, melihat objek yang dilihat gadis di depannya. Sekarang dia mengerti situasi nya.
"Naik."
"Hah? Kenapa?" Tanya Anara yang masih belum mengerti. Larat sebenarnya bukan tak mengerti tapi tak percaya.
"Kata Lo mau bareng. Jadi naik." Lanjut sang pria
Anara yang sudah paham pun langsung menaiki motor pria ini dengan buru-buru takut sang pria berubah pikiran lagi.
Dan tanpa mereka sadari ada seseorang yang memperlihatkan mereka dengan tampang tak suka sambil mengepalkan tangannya.
.
.
.
.
.Next Chapter ➡️
___________________________
Yukk ah kasih tanda bintangnya jangan lupa guyss... ☺️
Yuk bisa yuk 3k votenya buat yeppeooniee 💛💛💛
KAMU SEDANG MEMBACA
BIANARA
FantasyINDIRA HALYASAN Ya, itu nama nya.... Seorang gadis remaja yang sangat suka membaca novel. Tinggal di keluarga yang sederhana tapi saling menyayangi. Gadis yang selalu berkhayal mendapatkan pria tampan untuk menjadi suaminya kelak. Dan gadis polos y...