Assalamualaikum
Welcome back to Reyhan😂
Janlup vote and enjoy!!!
___________Pagi ini Reyhan untuk pertama kalinya pergi ke rumah sakit bukan untuk bekerja melainkan untuk menjadi pasien. Karena acara muntah-muntah yang dialaminya membuat mami juga istrinya khawatir jadilah ia dilarikan ke rumah sakit_enggak deng masa lari, ya naik mobil lh🤣
Tapi anehnya kata dokter tidak ada gejala penyakit apapun yang dialami Reyhan dan anehnya lagi dokter malah menyarankan agar dirinya yang diperiksa namun ia tolak saja karena ia tidak merasakan sakit apapun. Karena ia menolak diperiksa, lalu dokter menyarankan Nana agar membeli testpack dan menggunakannya, makin aneh saja.
Dokter kira Reyhan mengalami morning sickness karena dirinya hamil. Katanya jika seorang istri hamil dan malah suaminya yang mengalami mual, itu berarti sang suami sangat mencintai istrinya. Jika memang benar dirinya hamil, maka ia akan mengalami gejala kehamilan seperti mual dan sebagainya, bukan malah suaminya.
Nana sudah membeli testpack tadi di rumah sakit, tapi ia tidak akan menggunakannya dulu karena sebentar lagi tanggal datang bulannya, jika memang ia telat maka ia akan mencoba mengeceknya.
Sekarang waktu sudah menunjukkan puncaknya, sebentar lagi waktu dzuhur tiba dan waktu Rey untuk minum obat juga.
Nana tengah membuat bubur untuk suaminya, takutnya Reyhan tak ingin makan nasi seperti biasa. Sebentar lagi buburnya matang dan ia akan segera membangunkan suaminya yang sendari pulang dari rumah sakit hanya berbaring saja.
Nana memindahkan bubur yang sudah matang ke dalam mangkuk, ia juga menyiapkan air dan obat Reyhan. Setelah selesai, ia pun menuju kamarnya untuk membangunkan suaminya dan menyuruhnya makan.
.
"Assalamualaikum"
Tak ada jawaban sedikitpun, mungkin Reyhan masih tertidur. Nana menyimpan nampan yang ia bawa di atas nakas, lalu ia duduk dan mulai menggoyangkan pelan tubuh Reyhan berusaha membangunkan laki-laki itu."Mas bangun yuk! Bentar lagi dzuhur."
Pergerakan kecil dari Rey membuat Nana menghentikan kegiatannya. Nana membantu Reyhan untuk bersandar pada kepala ranjang"Mas makan dulu ya, udah itu minum obat. Sebentar lagi juga dzuhur, kita shalat dulu. Setelah itu mas boleh tidur lagi."
Reyhan mengangguk saja, lalu ia mulai menerima suapan dari istrinya."Udah ya dek! Mas kenyang."
Nana menghela nafas pelan, baru saja beberapa suapan sudah kenyang, mana mungkin."Dikit lagi ya mas, biar cepet sembuh."
Baru saja hendak menerima kembali suapan dari istrinya, tiba-tiba Reyhan merasa mual kembali. Ia bergegas turun dari ranjang dan memasuki kamar mandi, mengeluarkan kembali apa yang telah masuk ke perutnya.Nana menghampiri Rey dan membantu laki-laki itu memijat tengkuknya. Habis sudah, makanan yang Rey makan tadi malah keluar lagi. Mereka kembali ke kamar, baru saja ia mau menyuapi Reyhan kembali namun suaminya itu menolak.
"Makan lagi ya mas, kalo gak makan lagi mas gak bisa minum obatnya."
"Nggak dek, nanti malah mual lagi."
"Tapi mas, kan obat nya harus diminum. Dikit aja ya!"
Nana menyodorkan kembali sendok dengan bubur diatasnya, tapi Reyhan malah memalingkan wajahnya. Baru melihat saja sudah eneg dia."Nasi aja ya deh dek."
Tawar Reyhan kepada istrinya"Yaudah kalo gitu, adek ambilin dulu sebentar."
Setelah istrinya hilang dari pandangan, Rey kembali memejamkan matanya dan ya perutnya masih tidak enak dirasa. Beberapa menit kemudian istrinya kembali dengan piring di tangannya dan ia pun mulai makan..
Sore hari sudah datang, dan Alhamdulillah keadaan Reyhan sudah lumayan membaik. Mual nya sudah tak sesering tadi pagi, dan sekarang Reyhan tengah duduk di meja makan sembari melihat istrinya yang sedang memasak untuk makan malam.
Mami dan adiknya pergi ke kantor papi entah mau apa, tadi mereka juga diajak namun karena keadaannya masih belum pulih, jadilah mereka berdua tidak ikut dan memilih tinggal di rumah.
Reyhan berdiri dari duduknya, lalu menghampiri istrinya.
Greeb
Nana terlonjak kaget, pasalnya tiba-tiba suaminya itu memeluknya dari belakang padahal dirinya sedang memasak."Dek udahan dulu ya masaknya, mas mau bobo bareng kamu sekarang!"
Kalimat itu terdengar seperti kalimat perintah yang menuntut."Tanggung mas, sebentar lagi juga maghrib. Setelah isya dan makan malam baru kita bobo ya mas. Sekarang lepas dulu ya, adek susah gerak nanti masakannya gosong lagi."
Bukannya menurut, Rey malah makin mengeratkan pelukannya. Inilah yang terjadi bila Reyhan sedang dalam mode manjanya, takan bisa lepas dari dirinya. Terpaksa ia menyelesaikan masakannya walau dengan pergerakan yang dibatasi karena terhalang tubuh Reyhan."Dek, kayaknya kata dokter bener deh kalo kamu itu hamil!"
Rey berkata sembari mengelus perut rata istrinya, hal itu membuat Nana merasa geli dan mencoba menjauhkan tangan Rey dari perutnya."Belum tentu mas, adek juga belum cek juga adek gak ngalamin gejala kehamilan."
"Tapi firasat mas bilang gitu, perut kamu juga beda dek, tuh kan!"
Reyhan kembali mengelus kecil"Apaan sih mas geli tau! Masa sih adek gak ngerasa perutnya berubah, masih sama aja kok."
Nana ikut memegang perutnya, sama saja seperti biasanya tidak ada yang berubah, emang ada-ada saja suaminya ini.Larut dalam obrolan mereka tak terasa sudah memasuki waktu maghrib, Nana juga telah selesai dengan acara memasaknya.
"Mas jangan dulu ke mushola ya, bukannya apa-apa tapi adek takut terjadi sesuatu. Muka mas juga masih pucet"
Nana mengelus ke dua belah pipi Reyhan dengan ibu jarinya, Reyhan mengangguk lalu memegang tangan istrinya."Tangan kamu bau bawang dek!"
Reyhan berkata sembari terkekeh kecil, Nana cemberut mendengar apa yang barusan suaminya katakan. Memang benar, kan baru saja dia selesai masak."Mass!"
Nana memukul pelan dada Reyhan, hal itu malah membuat kekehan Rey semakin mengencang.Cup
Reyhan mengecup kening istrinya lalu memeluk perempuan itu erat, menerima pilihan orang tuanya bukanlah hal yang salah. Nyatanya ia bahagia dan ia juga sangat amat menyayangi perempuan yang sekarang tenggelam dalam pelukannya."Yaudah kita maghrib dulu yuk!"
Reyhan melepaskan pelukannya. Baru saja Nana hendak melangkah, namun tiba-tiba Rey menggendongnya ala bridal style, tentu saja hal itu membuat ia terkejut."Mas turunin adek!"
Bukannya menuruti kemauan istrinya, Reyhan malah tersenyum dan berlari kecil menaiki tangga, sontak saja Nana mengaitkan tangannya pada leher Reyhan karena takut terjatuh. Ia menenggelamkan kepalanya pada dada bidang Reyhan, ia malu.Selama perjalanan menuju kamar mereka, Nana kadang melirik wajah suaminya dari bawah dan tersenyum kecil. Rasanya Reyhan lebih tampan jika dilihat dari bawah, apalagi lewat sedotan_canda deng!😁
Sesampainya di kamar, merekapun berwudhu dan mulai melaksanakan shalat dengan Reyhan sebagai imamnya. Betapa bahagia hati Nana, jarang sekali ia merasakan shalat di imami oleh suaminya. Karena ia lebih mementingkan suaminya shalat di mushola. Air matanya menetes tanda kebahagiaan, ia bersyukur memiliki Reyhan sebagai suaminya, semoga rumah tangganya tak hanya di dunia namun sampai Jannah-Nya.
Aamiin!!__________
TBC
Curhat dong :
Kadang hime mau tdk membalas sebuah kejahatan yg mereka lakukan dan membiarkan Allah SWT yang membalas mereka, namun saat penghinaan yg mereka lakukan tidak bisa ditoleransi lagi rasanya himee ingin ikut mencaci maki mereka! Ayolah himee belajar saling menghargai pendapat masing² tapi mereka ttp merendahkan membuat himee terluka.
Semoga selalu dilindungi oleh Allah yang maha pelindung, aamiin.Akhirnya up juga!!
Oke cus jan lupa vote nya! Thank's ya udh nyempetin buat mampir.
Ibadahnya no satu selalu and jaga kesehatan nya semua.
Jaa👋
Wassalamu'alaikum
KAMU SEDANG MEMBACA
Story of Rey
Random"Bang, papi ada niat jodohin kamu sama anak sahabat papi, itupun kalo kamu berkenan menerimanya. Sahabat papi juga setuju jodohin anak nya sama kamu. Keputusan kamu apa bang, mau nerima perjodohan ini atau nyari calon sendiri?" "Mami setuju sama pap...