chapter 5

324 17 0
                                    

Jam 5 sore

Tidak terasa, aku seharian berada didekat cowo gila itu. Tapi ini sangat menyenangkan, bahkan aku sampai tidak memikirkan ayah ibuku, pasti mereka khawatih karna aku pulang terlalu sore.

Saat aku ingin membuka pintu rumahku, aku mendengar suara sangat bising di dalam rumahku. Jangan bilang kalau ayah dan ibu sedang bertengkar lagi.

Aku diam sejenak, tanganku masih menggenggam gagang pintu. Aku mencoba menahan rasa takutku. Setelah aku yakin dan sudah tenang aku membuka pintu rumahku perlahan, dan benar saja. Aku mendapati ayah dan ibuku sedang bertengkar, mungkin karena seriusnya mereka sampai tak menghiraukanku yang sudah 5 menit terdiam kaku menonton mereka berdua.

Aku menangis, dalam diam. Ternyata, aku sama sekali tidak bisa menahan rasa takutku, aku takut ketika melihat seseorang marah , aku takut akan dibentak, aku takut melihat pertengkaran, aku menangis sejadi-jadinya.

Ya tuhan, mengapa jadi seperti ini, baru saja aku dibuat bahagia dengan anak gila itu, dan sekarang, hatiku dibuat hancur, mengapa jadi seperti ini tuhan.

Dengan jelas aku mendengar mereka membicarakan tentang operasi seseorang, tapi aku tak tau siapa orang yang mereka bicarakan.

Akhirnya, mereka melihatku. Mereka melihatku menangis karna melihat mereka, lalu ibuku mendekatiku yang masih berdiri diam di depan pintu. Ia memelukku.

"Hei dhina, mengapa kau menangis sayang?" ucap ibuku yang masih memelukku, aku tidak tahu ini atau pertanyaan atau bukan, karna pada dasarnya, ibuku memang tau mengapa aku menangis, ya karna mereka.

"Mengapa sepertin ini bu, aku tidak mau mendengar pertengkaran di rumah kita bu, aku tidak suka ini bu, aku benci ini bu" dengan berkata seperti ini, malah membuat tangisanku semakin menjadi. Dan kata kataku tadi sepertinya sukses membuat ibuku menangis, aku tau ibu menangis juga dipelukan ku , tapi sebisa mungkin ibu tidak akan ingin aku tau bahwa ibu menangis sekarang.

Oh god, maafkan aku karna malah mempersulit keadaan. Maafkan aku ibu telah membuatmu menangis tadi.

Tidak lama setelah itu, kepalaku rasanya sangat pusing, aku tidak bisa mendengar jelas ibuku berbicara apa dipelukanku. Tapi samar-samar aku mendengar ibuku meminta maaf padaku, menjelaskan semua tentang operasi tersebut , tapi sebelum ia memberitahu siapa yg ia maksud, kepalaku semakin berat, semakin sakit, dan semuanya terlihat semakin gelap.

Aku tidak sadarkan diri.

------------------

*******

Hai , maaf banget ya chapter ini sedikit ceritanya, trs kalo ceritanya gk nymbung jg hehe

Konflik nya udah mulai muncul nh, ikutin trus ceritanya ya readerrrrr , see you on next chapter.

Pengagum RahasiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang