Penulis juga manusia yang tak luput dari kesalahan dan ketypoan 🙏🏻
.
.
."Dam, lo udah selesai belum?" tanya Junghwan yang sedari tadi menunggu dengan sabar di sofa ruang kerja Yedam, matanya sesekali melirik jam dinding.
"Dikit lagi nih, tungguin bentar ya," jawab Yedam tanpa mengalihkan pandangannya dari layar laptop yang menampilkan barisan kode rumit. Jari-jemarinya lincah mengetik, sesekali mengernyitkan dahi tanda konsentrasi.
"Akhirnya kelar!" seru Yedam beberapa menit kemudian sambil meregangkan tubuhnya yang terasa kaku.
Junghwan yang mendengarnya reflek menengok ke arah Yedam. "Udah?"
"Udah, yuk pulang," ajak Yedam sambil membereskan laptopnya dan memasukkannya ke dalam tas.
"Btw, ini ngerjain di rumah lo nggak papa kan, Dam?" tanya Junghwan memastikan, sambil memasukkan berkas-berkas ke dalam tasnya.
"Gak papa dong," jawab Yedam santai, "sekalian biar lebih santai juga ngerjainnya."
Sesampainya di rumah Yedam yang asri dengan halaman kecil di depannya, mereka disambut oleh seorang laki-laki bertubuh mungil, tingginya hampir sama dengan Yedam. Laki-laki itu tampak serius dengan kegiatannya, menyenandungkan lagu kecil yang hanya bisa didengar samar-samar.
"Kok tumben pulang cepet?" tanya laki-laki itu tanpa menoleh, suaranya lembut namun terdengar sedikit lelah.
"Iya, soalnya kakak mau ada acara habis ini," jawab Yedam sambil melirik jam tangannya, sedikit terburu-buru.
Laki-laki itu, yang ternyata adalah Doyoung adik Yedam, Doyoung mengangguk singkat dan langsung melangkah menuju pintu rumah tanpa menyadari kehadiran Junghwan yang berdiri di belakang Yedam. Ia terlihat sangat lelah dan ingin segera beristirahat.
"Ayo masuk, Hwan, ngapain berdiri di depan pintu?" ajak Yedam menyadarkan Junghwan yang terpana melihat sosok mungil itu. Junghwan merasa ada sesuatu yang menarik dari Doyoung, tatapannya yang polos dan cara berjalannya yang sedikit lesu membuatnya ingin tahu lebih banyak.
Junghwan yang merasa terpanggil segera melangkahkan kakinya dan duduk di sofa ruang tamu yang nyaman. Rumah Yedam terasa hangat dan penuh dengan foto-foto keluarga yang terpajang di dinding.
"Lo mau minum apa?" tawar Yedam setelah meletakkan tasnya dan menyadari Junghwan masih terdiam.
"Air putih aja, Dam," jawab Junghwan akhirnya, matanya mengikuti Yedam yang berjalan menuju dapur.
"Oke, bentar," sahut Yedam lalu menghilang di balik pintu dapur.
Junghwan mulai menyamankan tubuhnya di atas sofa, hari ini memang sangat melelahkan. Tumpukan berkas di kantor ditambah rencana kerja malam ini membuatnya ingin segera beristirahat. Namun, rasa penasaran tentang Doyoung membuatnya sulit untuk rileks sepenuhnya.
Tiba-tiba, terdengar suara panik dari arah dapur, diikuti oleh suara benda jatuh dan teriakan Yedam. "Kim Doyoung, kamu masak apa sampai berasap gini?!"
"KAK YEDAM!" sebuah teriakan nyaring berhasil mengejutkan Junghwan yang baru saja memejamkan matanya. Ia langsung bangkit dari sofa dan berlari menuju dapur, khawatir terjadi sesuatu yang buruk.
Doyoung berlari kecil menuju dapur dengan wajah panik dan sedikit terbatuk. Dibukanya pintu oven yang sedari tadi menyala, dan benar saja, asap hitam mengepul keluar memenuhi ruangan, membuat mata perih dan sulit bernapas.
"Uhuk uhuk, Doyoung kamu masak apa sih?" tanya Yedam panik sambil mengipasi wajahnya dengan tangan, berusaha menghindari asap yang semakin tebal.
"Maaf, Kak, aku lupa tadi lagi ngoven kue," jawab Doyoung dengan nada menyesal, wajahnya tertunduk dalam.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hwanbby [✓][Revisi]
Fanfiction⚠️Follow dulu sebelum baca⚠️ Cinta segi empat junghwan, Doyoung, haruto dan yedam. "Alah haruto cuma modal tampang doang" -So Junghwan. ⚠️Warning ⚠️ Konten bxb, dan agak dewasa jadi tolong bijak dalam membaca. Happy Reading Start : 5 November 2022 E...