Sandra menghela napasnya berusaha sabar dengan tingkah David yang kekanak-kanakan. Lihatlah sudah seminggu David tidak pernah mau makan masakan Sandra lagi dan terus mengurung diri di kamar.
"Dia beneran 21 tahun kan? Bukan 2 tahun 1 bulan," ujar Sandra meragukan usia laki-laki bernama Davidriya Aaric Clouster tersebut. Lalu pada akhirnya Sandra sendiri lah yang akan menghabiskan makanan yang dibuatnya.
Sandra telah selesai membereskan rumah dan bersiap menuju ke supermarket untuk membeli bahan makanan, buah serta susu yang sudah habis dikulkas. Setelah ojol miliknya sudah tiba, di supermarket ia mencari dan membeli sesuai dengan list yang telah ia buat di rumah tadi.
Sandra melihat trolly yang sudah hampir penuh. "Segini aja udah cukup kan."
Dirasanya cukup, Sandra menuju ke kasir untuk membayar.
"Kayaknya kertas binder gue udah habis, gue sekalian beli aja mumpung lagi di sini," ucap Sandra yang mengubah arah trolly nya menuju ke lorong perlengkapan sekolah.
Saat ingin meraih kertas binder yang berada di rak kelima sebuah trolly dengan tiba-tiba menabrak trolly miliknya sehingga membuat pinggangnya kesakitan akibat berbenturan dengan pegangan troli tersebut.Sandra meringis pelan. Ia melihat ke arah orang yang telah menabrak trolly miliknya barusan.
"Masnya tolong hati-hati yah bawa trolly nya. Jangan ngebahayain orang lain dengan kecerobohan anda," tegur Sandra karena memang diperhatikan dari lorong sebelumnya laki-laki di hadapannya ini membawa trolly nya dengan asal-asalan.
"Ya siapa suruh lo ngehalangin jalan gue?" Ucapnya sambil memasang wajah tak bersalahnya.
"Loh-"
"Apa?" Balas nya dengan suara menantang ucapan Sandra.
Tanpa berkata apa pun Sandra sedikit menjauh dari nya dan menuju meja kasir. Ia sangat malas untuk meladeni laki-laki tersebut.
Dalam perjalanan pulang ke rumah Sandra melihat seorang anak laki-laki yang mendorong anak laki-laki lain dengan pakaian kumuh hingga terjatuh.
Sandra menepuk pundak ojol dengan cepat. "Bang berhenti bang, berhenti," ujar Sandra dengan tergesa-gesa segera mengeluarkan uang untuk membayar dan tak lupa berterima kasih.
"Mbak uangnya kebanyakan," teriak abang ojol tersebut ke arah Sandra sembari melambaikan tangannya dan dibalas acungan jempol oleh Sandra menandakan dia baik-baik saja dengan itu.
"Terima kasih mbak."
Sandra memindahkan semua belanjaan ditangan kirinya lalu membantu anak laki-laki itu untuk berdiri. "Dek, kamu nggak apa-apa?" Tanya Sandra mengkhawatirkan keadaan nya.
"Ini siku kamu berdarah lagi. Kita obatin dulu yuk," kata Sandra dengan lembut kearah nya.
Setelah berkata demikian Sandra menutup mulutnya terkejut karena anak laki-laki di sampingnya balas mendorong anak laki-laki yang lebih tua darinya sampai terbaring di lantai halte.
"Dek!" Pekik Sandra seraya menarik dia kembali ke dekatnya. Sandra mengelus-elus kepala anak tersebut dan berjongkok berbisik padanya "Kamu kenapa balas ngedorong dia? Kamu nggak boleh gitu tahu. Nggak baik," ucap Sandra menasehati nya.
"Tapi anak itu berhak dapet balasan atas perbuatannya."
"RIZKI!"
Sandra melihat dari kejauhan sepasang suami istri berjalan ke arah mereka dengan wajah marah.
"Mereka pasti orang tua nya anak ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Married to Mr. David? [ON GOING]
Fiksi RemajaDavid menolak dengan tegas tentang perjodohannya dengan Sandra. Dia tidak pernah menginginkan apalagi meminta sosok Sandra untuk hadir dalam kehidupannya yang sempurna. Ditambah ia mengetahui bahwasanya Sandra sudah tidak perawan lagi. Sandra tidak...