Forty Four

567 71 0
                                    

Kami sampai di Fish&Co. Niall dengan kondisi masih menggandengku, mengajakku masuk ke dalam restoran. Aku tersenyum pada Maura lalu menoleh ke arah Niall.

"Ada yang bisa saya bantu?" Seorang pelayan menawarkan diri.

"Meja untuk tiga orang, terima kasih," Jawab Niall.

"Sebelah sini, Tuan,"

Kami duduk di meja yang sebenarnya untuk berempat. Aku duduk di sebelah Niall, dan didepanku Maura sendiri. Maura duduk di depan jendela, yang berarti membuatku dapat melihat toko-toko yang berjejer di luar. Salah satunya toko boneka. Entah kenapa kepalaku kembali sakit melihatnya. Apalagi melihat boneka teddy bear warna cokelat yang besar dipajang di depan toko, membuatku ingin kesana.

"Niall, boleh aku ke toko boneka itu?"

Niall terperangah mendengar ucapanku. "Kita belum memesan apapun,"

"Kumohon,"

"Nanti. Aku janji. Kau akan pergi denganku,"

Aku menurut. Aku memesan makanan seadanya lalu menunggu makanan datang.

---

Selesai makan, aku menagih janjiku pada Niall.

"Niall, itu," aku menunjuk toko boneka.

'Sorry but we're closed every Sunday'

Aku membaca papan yang digantung dibalik pintu.

"Tutup," kata Niall. "Besok saja ya aku temani,"

Aku mengangguk pelan.

Selama di mobil aku tidak terlalu banyak bicara, begitupula Niall dan Maura. Kepalaku masih sedikit pusing melihat toko boneka itu, bahkan entah kenapa ada hasrat yang membuatku ingin kesana. Seperti tidak dapat terkendali. Entah mengapa. Padahal menurutku aku bukanlah perempuan yang gemar akan boneka-boneka seperti itu.

"Luna?" Niall mengagetkanku.

"Ya?"

"Besok kau ada rencana?"

"Tentu tidak. Aku saja menumpang bersamamu,"

"Ohiya," Niall tertawa pelan. "Apa kau mau menemaniku?" Niall terdengar gugup saat mengatakannya. Seketika aku langsung mengingat ucapan Alice tentang Niall.

"Ke?"

"Kita jalan-jalan, keliling Edgesworthstown, membeli boneka, ke Mullingar," Niall terdengar seperti anak kecil saat berbicara seperti itu. Aku mendengar Maura terkikik sendiri.

"Apa itu seperti.. kencan?"

Pipi Niall memerah. "Yaa. Menghabiskan hari terakhir disini. Esoknya aku ingin kembali ke LA,"

"Okay," senyumku.

—————
The next day.

Aku bangun dari tidurku cukup pagi. Well, aku memang selalu bangun pagi, kan? Aku mandi, lalu mengenakan kaus dan celana pendek. Tiba-tiba handphoneku bergetar.

From: Niall
Good morning, L! Don't forget our plan for tonight! Aku yakin pasti kamu cantik di kamar:) N

Plan? Ya Tuhan. Untung Niall mengingatkanku.

To: Niall
Pagi, N! Untung kau mengingatkanku. Terima kasih:) L

From: Niall
Aku akan keluar sebentar. Lalu sekitar jam 10 aku akan berpura-pura mengetuk pintu lalu menjemputmu. Bagaimana?

Somebody to Love {Niall Horan}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang