"Aku minta maaf Ca, aku ga mau putus dari kamu" kata Leon yang sudah hampir 2 minggu ini di diamkan oleh Bianca karena ulahnya sendiri.
Meskipun Leon sudah berjanji tidak akan mengulangi kesalahan itu Bianca tetap saja kekeh tak mau lagi menjalin hubungan dengan Leon. Berulang kali Bianca meminta Leon untuk menjauh darinya, tapi Leon masih ingin mempertahankan hubungannya yang baru saja berlangsung tidak lama.
Pengakuan Leon yang sangat menyesal atas perbuatannya membuat Bianca tidak percaya. Bianca pun sudah mengatakan itu sebuah kesalahan Fatal yang Leon lakukan, terlebih lagi Bianca sudah memberi tahu Leon bagaimana putusnya Bianca dengan mantan pacarnya.
"Kenapa gue harus percaya sama lo?" Tanya Bianca
"Aku sayang sama kamu, aku bakal buktiin kalo aku ga bakal ngelakuin itu lagi. Kasih aku kesempatan" mohon Leon dengan meraih tangan Bianca.
"Ga bisa Leon, gue udah muak sama hal itu. Jangan harap gue bakal maafin kelakuan lo itu, gue bertahan sama lo bukan berarti gue udah maafin lo. Gue harus pasang muka baik-baik aja di depan mamah gue karena gue udah malu sama mamah gue. Asal lo tau dari awal mamah ga suka sama kedekatan kita, tapi gue kekeh mau lo" ungkap Bianca dengan menyentakkan tangan Leon.
Leon menunduk dan mengacak-acak rambutnya frustasi, entah harus dengan cara apa ia membujuk Bianca agar tidak lagi mengabaikannya, satu hal apapun akan Leon lakukan untuk Bianca asal hubungan mereka tidak putus.
"Udah malem anterin gue pulang" pinta Bianca berdiri dari duduknya
"Sampai kapan kamu bakal diemin aku Ca?"
"Sampai lo capek, sama capeknya kaya gue. Bayangin kita belom lama pacaran. Gue udah lo bikin capek banget tau ngga. Gimana kalo kita pacaran udah lama,?"
Leon pun berdiri untuk mengantar Bianca pulang, karena sebenarnya Leon sudah lelah dalam membujuk Bianca agar memaafkannya, namun Leon tak mau menyerah untuk mendapatkan Bianca kembali kepelukannya.
Sudah lama Leon merindukan Bianca, setiap malam Leon di buat galau karena Bianca, cintanya untuk Bianca ternyata sebesar itu, dapat Leon bayangkan betapa sakitnya Bianca saat ia menyakitinya.
Sudah setengah jam keduanya di atas motor melewati jalanan raya untuk menuju rumah Bianca, tak ada satu katapun yang keluar dari mulut keduanya. Sangat dapat di sayangkan, mereka perlahan menjadi asing secara tiba-tiba. Harusnya hari itu Leon tidak gila dan tidak merespon mantan pacarnya, pasti semua akan baik-baik saja sekarang.
Sampai pada tujuan mereka, di pekarangan rumah Bianca. Leon memarkirkan motornya dan melepas helmnya, ia melangkah menghampiri Dian yang tengah sibuk mengangkat dan menurunkan barang dari bagasi mobilnya.
"Leon bantuin Tante" kata Leon sigap mengangkat box yang ada di bagasi.
"makasih ya Leon, udah mau repot-repot" ucap Dian dengan membawa paper bag besar di tangan kanan dan di tangan kirinya
"Sama-sama tante, lagian Leon sendiri yang mau"
Bianca hanya melihat saja dan berjalan di belakang mereka yang hendak masuk kedalam rumah.
"Mau di taroh dimana tante?" Tanya Leon.
"Sini aja, nanti yang bawa masuk papahnya Caca" kata Dian.
"Ngga sekalian aja tante?" Tawar Leon.
"Ngga usah, kamu duduk aja sama Caca" kata Dian menepuk lengan Leon. Sedangkan Bianca dan Leon pun saling tatap setelah mendengar dian memintanya untuk duduk.
"Leon mau langsung pamit aja tante" kata Leon.
"Mampir dulu, baru juga sampe"
Leon menatap Bianca Lagi, "Mampir aja dulu, buru-buru banget. Duduk dulu, aku ambilin minum" pinta Bianca dengan topeng ramah dan cerianya, Leon tak kaget sudah beberapa kali Bianca menggunakan topeng itu saat di depan Dian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Leon King (18+)
Teen Fiction⚠️1821+ ⚠️ Mengandung unsur dewasa dan bahasa kasar About what? About Bianca, Leon and King... Bocil Minggir! Ini cerita ngabrutt orang dewasa