BAB 23

2.3K 61 0
                                    

Allah sangat mudah membolak-balik hati seseorang. Bahkan lebih mudah daripada kita membalikkan tangan.

(Sayap Surga Nya)

*

*

Arsyad menaiki tangga rumahnya dengan gontai. Sekarang bukan hanya fisik dan pikirannya yang lelah karena perjalanan bisnis selama tiga hari, tetapi hatinya juga lelah. Lelah merindukan istrinya, Syahla. Di dalam kamar, Arsyad menghempaskan tubuhnya dan menatap langit-langit kamarnya dengan tatapan nanar.

"Ya Allah, Syahla, kamu di mana?" Arsyad mengusap wajahnya yang penuh peluh itu sambil menghela napas. Tiba-tiba terdengar suara bel rumah di pencet.

Ting..tong...

Arsyad langsung terduduk. "Syahla?" Dengan penuh semangat Arsyad menuruni anak tangga. Ini merupakan kebiasaan Arsyad semenjak Syahla pergi dari rumah. Arsyad akan mengira bahwa setiap ada bel yang berbunyi, maka itu adalah Syahla.

Ciblek...

"Ummi?"

Zainab tersenyum kepada menantunya itu. Dari mata Arsyad, Zainab dapat mengambil kesimpulan bahwa Arsyad memang sudah benar-benar mencintai Syahla.

"Silakan masuk, ummi." Arsyad membimbing Zainab untuk masuk dan mengajaknya untuk duduk di ruang tamu. Setelah Zainab duduk dengan tenang, Arsyad segera beranjak ke dapur untuk membuatkan segelas minuman.

"Ada perlu apa, ummi? Tumben ummi datang kemari?" tanya Arsyad dengan dada yang bergemuruh. Ia takut jika kedatangan Zainab ke rumahnya adalah untuk menyerahkan surat gugatan cerai.

"Ummi mau membicarakan tentang kamu."

Dahi Arsyad mengernyit. Untuk apa Zainab ingin membicarakan tentang Arsyad? Kenapa tidak berbicara tentang Syahla saja?

"Baik, ummi."

Zainab menatap wajah Arsyad yang di penuhi oleh ke khawatiran.

"Apakah kamu benar-benar mencintai Syahla?"

Arsyad terdiam, lalu berkata, "Sangat Ummi." Kepala Arsyad tertunduk.

Hati Zainab lega mendengar kalimat itu. Sebenarnya Zainab sudah tahu kalau Arsyad memang benar-benar mencintai putrinya karena Arsyad yang terlihat sangat frustasi ketika setelah berkunjung ke rumahnya, tapi tidak membuahkan hasil.

"Kalau begitu nanti sore datang ke rumah ummi."

Mata Arsyad berbinar dan berkaca-kaca. Akhirnya ia akan di pertemukan dengan Syahla. Dalam hati Arsyad tidak henti-hentinya mengucapkan puji syukur kepada Allah karena telah membukakan hati Zainab.

"Beneran, ummi?" tanya Arsyad lagi karena masih tidak percaya, sedangkan Zainab membalasnya dengan anggukan dan senyuman.

"Terima kasih, ummi." Setetes air mata jatuh dari pelupuk mata Arsyad. Air mata haru karena sebentar lagi ia akan bertemu dengan Syahla. Istri yang sangat ia cintai.

"Dih, nangis. Udah besar, loh."

Arsyad terkekeh dengan godaan Zainab. Namun, ia tidak peduli, malah air mata Arsyad jatuh lagi, lalu Arsyad membungkuk dan menyentuh kaki Zainab.

"Ummi, maafkan Arsyad yang telah menyia-nyiakan Syahla. Arsyad berjanji akan berusaha untuk selalu menjaga perasaan Syahla setelah ini, ummi."

Hati Zainab terenyuh dengan kalimat Arsyad. Tangan Zainab pun bergerak mengelus kepala Arsyad.

"Ummi serahkan lagi Syahla kepadamu, nak..."

***

"Shodaqullohul'adzim..."

Sayap Surga Nya ( Tamat ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang