Masih di RS Melia
Tubuhku masih gemetar ketakutan, masih berharap ini adalah mimpi. Walau sosoknya adalah seorang wanita cantik, tapi tetap saja roh yang keluar dari jasad yang ada di hadapanku adalah sesuatu yang menakutkan bagiku. Mataku terbelalak lebar, tak mampu menutup untuk mengurangi rasa takut. Keringat dingin mulai bercucuran membasahi wajahku.
"Hei, kamu tak perlu takut denganku, karna aku tak dapat menyentuhmu !" ucap gadis itu kembali, kucoba atur ritme jantungku, dan juga tarikan nafasku agar normal kembali. Kutarik nafas dalam-dalam, lalu kuhembuskan perlahan, mataku masih menatap gadis itu.
"Sebenarnya kau ini kenapa ?" tanyaku sedikit gugup dengan nafas yang masih tersengal.
"Aku juga tidak tahu kenapa, saat aku kecelakaan 2 tahun yang lalu, tiba-tiba saja aku sudah berada di samping tubuhku," jawab gadis itu.
"Tak ada satu orang keluarga, teman bahkan tunanganku-pun yang melihat keberadaanku, mereka hanya melihat tubuhku yang sedang terbaring koma. Mereka tak melihat aku yang berada disampingnya," ucap gadis itu kembali, kepalanya terntunduk, suaranya menjadi lirih.
"Baiklah, sepertinya aku harus pulang. Maaf telah mengganggumu," pikiranku menjadi bermacam-macam. Takut, heran, kasihan dan perasaan-perasaan aneh mengelilingi otakku. Secepat mungkin aku berbalik dan kulangkahkan kakiku meninggalkan gadis itu, sesekali kulihat kebelakang dan gadis itu masih mengikutiku. Melihat wajah sedihnya aku berhenti kembali dan aku berbalik menghadapnya.
"Apa yang kau inginkan dariku ?" tanyaku sedikit keras pada gadis itu.
"Aku butuh teman, dan aku butuh pertolongan untuk berkomunikasi dengan kerabatku," jawabnya
"Lalu apa yang bisa kuperbuat ?"
" Untuk sementara, biarkan aku tinggal bersamamu, disini hanya menambah bebanku saja karna melihat jasadku yang terbaring lemas."
"Tapi apa kata tetanggaku bila mengetahui aku tinggal bersama seorang gadis asing ?"
"Hanya kamu yang bisa melihatku, jadi tak perlu khawatir."
Aku berfikir sejenak, masih berada diantara rasa ada dan tiada. Melihat mata gadis yang penuh pengharapan "Baiklah," dengan penuh kebimbangan aku menerima permintaannya. Masih ada perasaan takut yang hinggap dipikiranku, walaupun sudah berkurang drastis. Aku dan dia kini berjalan kembali menuju parkiran mobil. Sesekali kuperhatikan wajah gadis yang berjalan disebelahku, hhhmm cantik tapi sayang gentayangan membuat takut saja.
Sesampainya diparkiran, kubuka pintu Fortuner silverku dan kumasuk ke dalam mobilku. Aku terkejut saat gadis itu tiba-tiba duduk di sampingku, padahal aku belum membuka pintu samping mobilku. Ah aku baru ingat bahwa ia bisa menembus. Dengan senyum menyeringai gadis itu menatapku, menggerakkan kepalanya.
"Kaget ya ?" tanyanya
"Oh iya, namamu Sam kan. Aku Shina," dia memperkenalkan diri, aku masih saja terdiam menatapnya. Aku masih tak percaya mengalami hal aneh seperti ini, kucoba menstarter mobilku, ah ternyata bisa kustarter. Aku kira karna ada arwah bergentayangan di mobilku, jadi tak dapat dinyalakan. Ternyata hal itu hanya ada dalam film saja. Aku mulai merubah posisi persneling dan menjalankan mobilku menuju rumahku yang tak jauh dari rumah sakit, masih di daerah Cibubur.
Rumahku pukul 8.00 malam
Aku berjalan menuju pintu rumahku, setelah menutup rolling dor bagasiku. Kubuka rumah yang tadinya kupikir untuk tinggal aku dan Via seandainya kami menikah. Kurebahkan tubuh lelahku disofa biru, lalu kunyalakan TV dengan remot yang terletak di sofa. Aku stel saluran tv channel box office "Hachiko/"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pria Suram & Gadis Bayangan
RomanceKesetiaan. Hhhmm jika kita berbicara kesetiaan, maka yang ada dibenak kita adalah tetap memberi seluruh cinta kita kepada pasangan kita sampai akhir hayat. Tanpa secuilpun perasaan kita tergadai kepada orang lain. Sedikit saja rasa cinta tercurah un...