Bab 21

184 9 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Kenaikan kelas 12

"Halo, culun." Mira menyapa Firman yang sedang duduk di dekat lapangan sekolah.

Lelaki yang dipanggil pun spontan menjauh. Dia menggeserkan bokongnya semata-mata untuk menghindari si perundung itu dan mencegah duduk di sampingnya. Namun sayang, Mira cepat-cepat merangkul lehernya seraya tersenyum lebar.

"Ngapain menghindar, Man?" tanya Mira seakan tak rela diabaikan begitu saja. "Aku nggak niat ganggu kamu loh. Jangan takut."

Keringat di pelipis Firman mulai mengucur. Ketakutan mulai menghampiri saat Mira menampakkan wajah seringainya yang dia hafal betul. Firman hanya bisa pasrah. Sewaktu-waktu Mira akan meminta hal-hal aneh padanya.

"Kamu–kamu mau apa lagi, Mir?" Mulut Firman bergetar bahkan cara bicaranya yang gugup. Firman berani menanyakan maksud Mira meski harus mengendalikan diri. Napasnya pun tersengal.

"Apa yang bikin kamu takut begitu" Mira tanya balik, kedua tangannya ditaruh di paha sambil melebarkan kedua kakinya. "Pikirmu, aku bakal merundung kamu lagi?"

Diamnya Firman adalah jawaban. Bahkan matanya menurun ke bawah, enggan memandang Mira.

"Ingat nggak, waktu menjelang ujian semester kelas 11, perundungan di sekolah kita masuk berita?" tanya Mira sebagai pancingan obrolan pada Firman. "Aku tuh sampai khawatir aku dapat diskors dari BK, cuma karena aku sering merundung kamu dan menyuruh-nyuruh kamu. Meski pada dasarnya aku nggak mau dihukum, aku ingin berbuat hal yang sekiranya mendukung kamu."

Mira menolehkan kepalanya penuh semangat. "Mau tahu hal apa?"

Firman susah payah mengatur napasnya. Entah apa maksud Mira sampai membuat senyuman hangat seperti itu. Padahal seringnya Mira hanya memunculkan seringai yang membuatnya jadi tidak berdaya.

"Hal ... apa itu?" tanya Firman penasaran.

"Berdamai dengan kamu." Spontan Mira mengarahkan telunjuknya rendah ke Firman. "Aku mau di antara kita tidak boleh lagi saling membenci. Dan kamu nggak usah jadi sok jagoan dengan menyerangku atau anak-anak lainnya sebagai bentuk balas dendam yang setimpal seperti yang kami lakukan."

Mendengar hal itu, entah kenapa Firman merasa ikatan pada dirinya terlepas hingga dapat membuatnya bernapas lega. Mulailah Firman menatap Mira yang mencetak wajah serius, tidak lagi menyeringai seperti barusan.

"Kamu–kamu yakin?" tanya Firman memastikan. Untuk berjaga-jaga jika seandainya Mira cuma main-main.

"Yakin dong." Mira tak seperti biasanya. Dia mulai membentuk lengkungan di bibir seperti bulan sabit. Mata gadis itu ikut menyipit. "Aku mau sahabat denganmu, Firman. Aku nggak mau merundung kamu lagi."

Mira mengulurkan tangan pada Firman. Sempat nyaris sebulan merundung Firman, tetapi gadis itu ingin melupakan semuanya. Memutuskan berbaikan dengan Firman adalah cara agar dia tenang dan bebas dari jeratan apa pun. Termasuk perundungan yang disorot oleh media.

My Temporary TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang