Suasana canggung menyelimuti kamar kos sederhana berukuran 4×6 yang terletak di daerah Kemanggisan, Jakarta Barat. Gara-gara kalimat terakhir yang keluar dari mulut Yayan, kini dua manusia lain yang berada di dalam sana sama-sama sibuk dengan pikirannya sendiri.
Di tengah-tengah kecanggungan, terdengar suara mobil yang perlahan masuk ke pekarangan rumah.
"Lu ngundang siapa?" tanya Haikal pada Yayan.
"Kaga ada. Tadi gua cuma ngabarin anak kelas kalo elu kena tabrak mobil. Lu nggak usah geer, mereka ke sini paling niatnya mau ngelayat."
"JAGA CONGOR LU BANGSAT!"
Yayan tertawa meledek hingga suaranya menggelegar. Pria asal Malang itu memang lawan yang seimbang untuk Haikal. Bisa dibilang mereka saling berebut satu sama lain untuk menjadi juara 1 sebagai orang paling menyebalkan seantero Fakultas Teknik.
Makanya tidak heran jika mereka sangat cocok saat disatukan begini kan? They're so epic.
Namun rupanya dugaan Yayan salah besar. Bukan teman-teman sekelas Haikal yang datang, melainkan sosok yang paling Gianna hindari lah yang kini menampakkan diri.
Iya, benar. Jauzan. Mantan pacarnya.
Pria itu tampaknya datang untuk mengantar Sonya, si mahasiswi populer yang terang-terangan naksir Haikal. Sedikit informasi agar kalian tidak bingung, kebetulan Sonya adalah sepupunya Jauzan.
Cewek blasteran itu berhamburan ke arah Haikal. "Kak, lo kenapa? Ya ampun kenapa bisa gini? Lo masih bisa jalan kan kak? Please jangan bilang lo lumpuh."
"Apasih lu." Haikal menepis tangan Sonya yang meraba-raba tubuhnya dramatis.
Sementara Jauzan yang sedang berdiri di ambang pintu kini memandangi Gianna intens. Berbanding terbalik dengan Gianna yang malah menatap objek acak agar tak beradu pandang dengan si mantan.
Yayan diam-diam mengamati Gianna dan Jauzan secara bergantian. Beberapa detik kemudian dia beralih mengamati Haikal yang sesekali juga mencuri pandang ke arah Gianna.
Hmm menarik.
"Liatin terossss sampe juling tuh mata." Celetukan Yayan terang saja menarik perhatian orang-orang di dalam kamar.
Namun tidak dengan Gianna. Wanita itu masih menunduk diam dalam posisi canggung. Rasanya terlalu campur aduk. Sakit hatinya masih belum sepenuhnya sembuh. Dia masih sangat membenci Jauzan. Tapi di sisi lain dia juga tak mau terlihat rapuh di depan pria yang dulu pernah melukainya.
Ayolah, Gi. Move on. It's a whole year already.
Melihat betapa tidak nyamannya Gianna, Haikal berinisiatif membantu agar dia bisa segera keluar dari kamarnya. "Tadi katanya lu mau beli minuman dingin di indomaret, Gi?"
Meski awalnya agak bingung, tapi Gianna dengan cepat bisa menangkap skenario spontan yang dibuat oleh Haikal. "I-iya, lo mau nitip apa?"
Bukan Haikal, tapi Yayan lah yang menyahut. "Gua nitip rokok wismilak kretek 2 bungkus dong."
KAMU SEDANG MEMBACA
Friends With Benefits [✓]
FanfictionMarvin dan Gianna memang telah sepakat untuk menjalin hubungan yang cukup rumit tanpa melibatkan perasaan di dalamnya. Namun mereka bisa apa jika takdir malah berkata sebaliknya? ©️zrstly, 2022