____
Jangan lupa ngaji dan shalawat Nabi🤍
Tetap jaga iman dan imun🤍Happy Reading!
***
Naya tetap fokus pada kemudi, mata gadis itu tak lepas dari jalanan yang membentang di depannya. Namun, suara dari Raga memecah konsentrasi, membuatnya menoleh sejenak sebelum kembali menatap lurus ke depan.
"Menepi dulu, Nay," ujar Raga dengan nada tenang, tapi tegas.
Naya menatapnya sekilas, bingung lau bertanya, "Kenapa?"
"Kamu gak perlu antar saya pulang," jawab Raga datar.
"Lah?" Naya melongo, tidak mengerti.
"Berhentiin dulu mobilnya, Naya," lanjut Raga, suaranya lebih serius.
Dengan napas kasar, Naya mengerutkan kening, merasa jengkel, tapi akhirnya mematuhi dan menepi. Begitu mobil berhenti, Raga langsung melepas sabuk pengamannya dan bergerak cepat keluar dari kursinya.
"Saya antar kamu pulang," kata Raga tanpa ekspresi.
Naya mengangkat alis, menatap Raga intens. "Emangnya lo udah baik-baik aja?" tanyanya.
"Saya udah baik-baik aja dari tadi," jawab Raga, sedikit kesal. "Udahlah, kita tukar posisi."
"Kalau gue gak mau gimana?"
Raga memutar bola matanya, lalu menyentil dahi Naya lau berkata, "Saya turunin aja kamu di sini."
"Tega banget sih jadi cowok!" Naya berdecak kesal.
Naya keluar dari kursi kemudi lalu menutup pintu dengan keras.
"Kamu mau buat mobil saya rusak?" Raga menatap Naya dengan tatapan tajam.
"Kimi mii biit mibil siyi risik?" Dia mengejek, menirukan gaya Raga.
"Naya, masuk!" Suara Raga terdengar penuh perintah.
"Ke mana?" jawab Naya, pura-pura tidak mengerti.
"Ke mobil lah," jawab Raga dengan nada jengkel.
Naya menyengir kuda, akhirnya menurut dan masuk ke kursi penumpang. Mereka berdua kembali duduk di mobil, tapi Raga tidak segera menyalakan mesin.
"Soal motor kamu gimana, Nay?" tanya Raga, memecah keheningan.
"Oh iya, gue hampir lupa mau bilang sama Vira." Naya baru teringat.
Dia menepuk dahi, merasa bodoh karena lupa meminta tolong kepada Vira mengenai motornya yang masih terparkir di kampus.
"Udah, gak usah," jawab Raga dengan tenang.
"Kok nggak usah?"
"Pasti kunci motornya sama kamu, kan. Jadi, solusinya kamu sebutin nomor plat motor kamu. Nanti, saya minta tolong satpam untuk pindahin ke tempat yang aman."
"Oh, gitu ya,"
Raga dengan sigap mengetikkan pesan kepada satpam kampus, mengurus masalah motor Naya. Sesaat kemudian, suasana kembali hening, dan tiba-tiba Raga bertanya sembari menyetir mobil.
"Makan."
Naya menatapnya bingung. "Hah?"
"Udah makan?"
"Oh, gue?" Naya menunjuk dirinya sendiri.
"Bukan," jawab Raga ketus, putaran bola matanya menunjukkan rasa malas.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Hati Braga (END)
Lãng mạnBraga Pratama Athaya tenggelam dalam jurang patah hati setelah hubungannya dengan Amelia Syakira kandas. Perasaan yang hancur membuatnya mengidap gangguan kecemasan. Di tengah kekelaman itu, hadir sosok Naya Ayura Ningtyas, seorang wanita yang memb...