Prolog

9 0 0
                                    


Disinilah aku berdiri dengan kedua kakiku yang bergetar. Tubuhku terasa kaku, mengetahui kebenaran yang baru saja kuketahui. Rasanya kaki ini tak sanggup lagi untuk menopang tubuhku. Sampai pada akhirnya aku jatuh ke lantai, seolah - olah aku sedang berlutut dihadapannya.

" Ada banyak cara yang bisa kau lakukan untuk membalaskan dendamu padaku, kenapa kau harus memilih cara ini?" Ucapku seraya menatap kedua manik mata pria bertubuh kekar yang berdiri di hadapanku sekarang.

Pria itu kini melemparkan tatapan tajam dan senyum sinis yang terukir di bibir tipisnya, ekspresi itu terlukis di wajahnya karena mendengar apa kata - kata yang baru saja aku katakan. Sekejap kemudian, dia mensejajarkan tubuhnya dengan tubuhku yang terduduk kaku di lantai yang dingin. Kemudian jari jemari yang lentik itu mulai bergerak untuk mengangkat wajahku untuk membuatku menatapnya dengan cara mencengkram rahangku dengan kuat.

" Kenapa aku memilih cara ini?" Ucapnya seraya menaikkan satu alisnya.

"Karena ini cara termudah yang dapat kulakukan untuk menghancurkanmu, bodoh" Lanjutnya seraya mengepalkan tangannya.

BUGH

Pria itu mengarahkan kepalan tangan pada sudut bibirku, pukulan yang ia daratkan itu membuat sudut bibirku mengeluarkan darah.

..........

To Be Continued

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 28, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SufferingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang