Episode 47

24 3 0
                                    


LIKE AS MY PROMISE FOR YOU ALL.. KITA LANJUT!!!

HAPPY READING, CHAKIDEUL!!! 😄😄😄

****

" Apa?! Bagaimana bisa?! " Felix tak percaya.

       Hyunjin menyeringai, dan membalas," tentu saja. Apa yang tak bisa kulakukan? "

" Tapi dulu, kau tak seperti ini," balas Felix seraya menggeleng," kau selalu ketakutan dengan kasus pembunuhan. Melihat darah saja, kau takut. Mengapa kau melakukannya? "

" Aku bukan lagi Hyunjin yang lemah," ujar Hyunjin, " kalian yang telah merubahku. Kalian membuatku tertekan dan ketakutan. Aku merasa hidupku terancam,Felix-ie. Kalian tak tahukan? "

       Felix hanya mampu menggeleng. Air matanya mengalir perlahan, membasahi pipinya.
" Maafkan aku, Hyunjin-ie. Maafkan aku."

" Kau tak perlu meminta maaf padaku. Kau tak salah," balas Hyunjin sembari menepuk pundah Felix.

" Kau sungguh membunuh mereka? " Felix kembali bertanya. Ia belum bisa percaya pada kenyataan.

" Tentu saja. Bahkan, orang tua kita, aku yang membunuhnya," jawab Hyunjin dengan wajah bangga.

" Kapan? " Felix bertanya lirih.

" Ketika Seungmin sakit. Aku pulang tanpa sepengetahuan kalian semua. Aku membunuh mereka, dan menggantung mereka di ruang keluarga. Kubuat mereka terlihat seakan - akan bunuh diri." Hyunjin tersenyum lebar. Ia bangga atas apa yang telah ia lakukan.

       Tapi sedetik kemudian, ekspresinya berubah. " Tapi, Seungmin melihat semuanya. Itulah alasan ia sangat membenciku."

       Felix jatuh dengan kedua lutut yang tertekuk. Ia tak sanggup mendengarnya lagi. Banyak fakta mengejutkan yang belum ia ketahui tentang Hyunjin.
" Kenapa kau melakukannya, Hwang Hyunjin?! "

       Air matanya mengalir deras. Ia benar - benar tak menyangka dengan kelakuan Hyunjin.
" Kenapa harus mereka?! Apa salah mereka?! Ka...."

" Karena mereka orang tua yang jahat! Mereka pilih kasih! Kalian disayang, kalian dimanja sama mereka! Tapi denganku, mereka jahat! Mereka menyiksaku, seperti aku itu bukan anak mereka! " Hyunjin meninggikan suaranya. Ia sangat kecewa pada orang tuanya.

" Mereka mengekangku. Menyuruh ku ini dan itu. Bahkan, mereka tega menampar dan memukul ku dengan rotan di dalam gudang. Mereka juga mengurungku disana. " Cairan bening mulai mengalir dari pelupuk Hyunjin,"  aku selalu diberi makanan sisa kalian makan. Paling kejamnya lagi, mereka memberiku makanan yang sama dengan makanan milik Kkami. Sekarang kau pikir, bagaimana kondisi ku saat itu? Apa aku tidak tertekan? "

       Felix bungkam. Ia tak sangka, orang tuanya bisa sekejam itu dengan Hyunjin. Padahal, mereka sangat baik dan menyayangi dirinya dan ketujuh saudaranya yang lain.

" Aku tak sanggup lagi,Lix. Aku juga ingin bahagia. Merasakan apa yang kalian rasakan. Itu sebabnya, aku membunuh mereka." Hyunjin merunduk. Nafasnya tersengal, diikuti pergerakan dadanya yang naik turun, serta kedua tangan yang mengepal.

" Karena itu, aku menekan tombol Hellevator dan membuat kalian semua masuk ke dakam permainan mematikan ini."

       Felix menatap Hyunjin dengan tatapanbtak percaya. " Kenapa? "
    
" Aku ingin kalian semua merasakan apa yang aku rasakan." Hyunjin beerkata lirih.

       Ia jatuh bertekuk lutut seraya merenggut tanah di depannya, dan melemparnya asal.
" Aku sungguh menyesal telah melakukannya. Aku egois. " Air matanya tak berhenti mengalir. Kedua matanya pun mulai membengkak. " Maafkan aku. Aku menyesal,Lix. Maafkan aku."

" Sssttt.. Sudah, Hyunjin-ie. Jangan menangis! Kau tak sepenuhnya salah," ujar Felix menenangkan. " Jangan kau pikirkan lagi! Lebih baik, kita pikirkan, bagaimana cara kita menyelesaikan permainan ini."

       Hyunjin menggeleng lemah.
" Kita tak bisa menyelesaiakan permainan ini. Tak ada cara lagi. Tak ada petunjuk, juga tak ada kunci yang harus ditemukan."

" Maksudmu? " tanya Felix tak mengerti.

" Semua yang masuk ke permainan ini, taka akan pernah selamat. Mereka semua akan mati atau dikutuk," jelas Hyunjin.

" Dan intinya, kita terjebak disini." Felix menyimpulkan. Dan dibalas dengan anggukan oleh Hyunjin.

" Lalu sekarang, apa yang akan kau lakukan? " Felix kmbali bertanya.

       Hyunjin diam sejenak. Berbagai macam ide terlintas di benaknya.

" Apa kau akan membunuh ku? " lanjut Felix.

       Hyunjin menggeleng. " Aku akan membunuh kita berdua."

****

  " Choi Beomgyu! Mengapa kau membiarkannya sendiri?! Itu bahaya! " Yeonjun membentak.

       Beomgyu bungkam. Apa yang harus ia jawab?

" Jika Hyunjin dan saudaranya bertemu, mereka akan saling membunuh," balas Soobin.

" Dan aku tak ingin itu terjadi," sahut Yeonjun.

       Beomgyu merunduk. Ini semua salahnya. Jika ia tak meninggalkannya, kekhawatiran ini tak akan muncul. Dan Yeonjun juga tak akan membentaknya. Soobin, Taehyun, dan Kai tak marah padanya. Ini semua karena kecerobohannya.

       Yak! Choi Beomgyu! Kau benar - benar ceroboh, batinnya.

"  Lalu sekarang, apa yang harus aku lakukan? " Beomgyu bertanya lirih.

       Soobin menatapnya lekat, dan tersenyum penuh arti.
" Kita harus mencari mereka. Jangan biarkan mereka saling membunuh! Mengerti? "

       Empat remaja lelaki lainnya mengangguk patuh.

" Tapi, kemana kita akan mencari mereka? " tanya Kai bingung.

" Benar. Tempat ini sangat luas," sambung Taehyun.

       Soobin berpikir sejenak. Ia harus menjawab dengan jawaban yang tepat.
Sedetik kemudian, Soobin menjentikkan jarinya. " Kita mulai dari tempat terakhir Huunjin dan Beomgyu."









" I need somebody to save myself from the darkness "
- Hwang hyunjin -



****




















TBC......









To Be Continued

Hellevator | Stray Kids ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang