Bagian empat

2.1K 205 4
                                    

LilBuna
Present

Mahae
Short Fanfiction

Idol life, Romance, Angst

Chapter four

Sorry for typo(s)




Kalau dibilang tidak terpengaruh sama sekali hanyalah bualan belaka. Nyatanya pria beralis camar itu sedari tadi terus saja melihat kearah depan, lebih tepatnya menatap Haechan yang sedang tertawa dipeluk yanyang berulang kali. Sebenarnya bukan hanya Yangyang tapi Sungchan maupun Jeno terus saja di samping Haechan seperti anak ayam mengekor kepada induknya.

”Aku lihat-lihat dari tadi kamu terus melihat kearah Haechan, kalian sedang marahan ya. Kenapa akhir-akhir ini jarang sekali melihat kalian berdua bertengkar?”  tanyanya penuh penasaran sebab hampir berhari-hari suasana terasa damai biasanya kedua manusia itu sulit dipisahkan atau lebih tepatnya Haechan yang selalu menempel bak perangko pada Mark meskipun akan dapat perlakuan kelewat buruk.

”Ten Hyung, kamu rindu melihatku bertengkar dengan Haechan? Kamu aneh sekali suka keributan.” celotehan milik Ten berhasil membuat mood Mark naik, dari tadi dia kelihatan begitu murung kejadian di kamar mandi waktu itu terus saja membekas sampai-sampai keduanya belum bicara lagi.

Ten tertawa kecil. ”Kamu lebih aneh, biasanya kamu acuh pada bocah itu tapi sekarang kamu malah curi pandang. Lihat bola matamu hampir keluar ketika Yangyang memeluknya.” dia menepuk pundak mark tiga kali sebelum melanjutkan. ”Aku harap kamu tidak akan pernah menyesalinya Mark.”

Merasa aneh mendengar omongan Ten, Mark berbalik badan menatap sang lawan bicara tajam. Ini sulit di abaikan, pernyataan dari Ten membuatnya terkejut.  ”Apa yang sebenarnya ingin kamu coba katakan Hyung? Sejauh mana kamu mendengar? Jujur kamu pasti dengar hal-hal yang kami bicarakan di dalam bilik kamar mandi bukan?” 

Mark sudah bisa menebak. Pria Thailand itu pasti mendengar banyak hal. Kekhawatiran semakin tinggi, dia takut jika Ten akan berburuk sangka terhadap dirinya. Memberikan banyak sekali komentar negatif tentang apa yang dia lakukan bersama Haechan.

”Semuanya.”

Mark bergerak gelisah, dia bingung setengah mati harus berbicara apa. Bagaimana jika Ten akan mencemooh ketika dia tahu Haechan menyukainya. Apalagi ini hubungan terlarang. Dia berharap Hyungnya ini mau mengerti posisi dirinya.

”Ini tidak seperti yang kamu pikirkan Hyung.”

”Memang aku terlihat seperti memikirkan apa?”

”Aku takut jika kamu risih-”

”Serius Mark dari banyak hal! itu yang kamu pikirkan pertama kali?” Ten memijat pangkal hidung ternyata orang ini bodoh. ”Pantas saja kamu kehilangannya.”

Mark semakin pusing mendengarkan penuturan Ten. Pria itu ingin bertanya lagi tapi melihat Haechan datang menghampiri dia langsung terdiam, sepertinya membahas hal seperti ini di area umum sangat riskan takut jika tiba-tiba banyak kuping sudah berjejer mendengarkan.

”Hyung!” Haechan datang menyadarkan diri di tubuh Ten memang dia sangat manja ketika bersamanya. ”Aku lelah dari tadi mereka bertiga terus saja menempeliku?”

Ten tertawa keras sekali sampai menggema di ruangan. ”Tapi kamu menyukainya bukan? Jadi dari ketiga orang disana mana yang kamu anggap sangat menarik?” Pertanyaan Ten tidak hanya membuat Haechan terkejut tapi Mark juga. Entah kenapa pria itu seperti memasang kuping rapat-rapat hendak mendengar jawaban random.

”Maksud Hyung bagaimana?" Matanya membulat.

”Maksud Ten Hyung, apakah ada tipemu di antara mereka bertiga? Benarkan?” Winwin datang menyambar pertanyaan, dia duduk di pinggir Haechan memberikan sebotol soda namun ketika melihat tatapan horor dari arah depan dia berdehem kecil. ”Aku bercanda, ayolah! Kenapa kalian terlihat sangat serius, jika tidak ada ya sudah. Lagian kenapa sih ini hanya pertanyaan random. Kamu merasa tersinggung dengan pertanyaanku Haechan?”

"Tidak kok!” sanggah Haechan cepat.

”Kalau begitu jawab?” giliran Ten bertanya sekarang lagaknya hampir mirip anak SD kepo kepada teman sebangku soal jatuh cinta pertama kali.

”Hm. Sungchan tapi aku lebih suka sikap Jeno.” Pipinya merona merah.

Mark melihatnya entah kenapa rasanya sangat menyebalkan ketika Haechan menjawab semua pertanyaan. Sungguh bukankah seharusnya dia mengabaikan pertanyaan random itu? Kenapa malah di jawab pakai malu-malu segala.

”Kenapa kamu malu, bukankah aneh jika diberi pertanyaan seperti itu?” Itu Mark, dia buka suara menatap Haechan yang juga menatapnya. ”Coba pikirkan?”

”Bukan urusanmu Mark Hyung lebih baik kamu tidak usah ikut campur, toh aku juga menjawab untuk bersenang-senang? Kamu terlihat terganggu dengan jawabanku? Alih-alih abai malah mendengarkan secara seksama.” Pria itu berdiri meninggalkan tempat itu tapi tidak lama di susul Winwin.

Sedangkan Ten menghela nafas panjang. ”Dasar manusia bodoh.” itu langsung ditunjukkan ke arah Mark.


Mohon kritik dan sarannya ya, huhu semoga aja engga sejelek itu. Oh iya ini cuman fiktif ya jadi engga pernah kejadian di dunia nyata...

Lilbuna






Backstreet [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang