Rosaline [The End]

125 33 5
                                    

Setelah mengarungi hari yang begitu melelahkan dan emosional untukku. Akhirnya aku tiba di kediamanku, tempat di mana seharusnya menjadi rumah bagiku dan dia dalam mengarungi bahtera rumah tangga kami dengan damai, namun apa mau dikata, rumahnya hanyalah sebuah saksi bisu bagaimana tersiksanya batinku.

Rumah tangga bahagia yang menurutmu merupakan khayalan semata, yang sampai kapanpun sulit untuk terwujud.

Jarum jam telah menunjukkan pukul 7 petang. Pertanda sesaat lagi istri tercintaku itu akan pulang.

Ku bergegas membersihkan diriku, kurias wajahku semenarik mungkin guna mengalihkan perhatiannya.

"Cantik..."

Puas dengan dandananku malam ini, aku pun melanjutkan kegiatanku yang lainnya di dapur.

Sembari menunggunya pulang, aku mulai menyibukkan diriku menyiapkan berbagai hidangan kesukaannya.

Hanya butuh kira-kira satu jam lebih untuk menyelesaikan segalanya.

"Selesai..."

Ku tata piring di atas meja dengan rapi. Ada sup ayam ginseng, bulgogi, dan beberapa makanan khas korea.

Senyuman simpul nan miris terbit tak kala aku menatap hidangan-hidangan tersebut.

"Ku harap kau menyukainya..."

Ku lirik pintu rumah kami, masih belum ada tanda-tanda kedatangannya. Ku tatap jam di dinding masih menunjukkan pukul sembilan.

Aku pun memutuskan untuk duduk di depan makanan yang aku siapkan, menunggunya pulang. Agar ketika ia pulang nanti hatinya sedikit tergugah.

Dan jam terus berbunyi, waktu pun tak terasa terus berlanjut. Tanpa kusadari aku telah menantinya hingga lewat tengah malam.

Lewat tengah malam istriku masih juga belum pulang.

Aku terdiam perih namun kemudian senyuman lepas terukir di bibirku.

Kuraih selembar kertas lalu ku tuliskan beberapa kalimat disana, tak ada air mata lagi yang mengalir, kukira semuanya sudah kering.

Ku tatap sekali lagi pintu rumahku, dan masih belum ada tanda-tanda apapun.

"Berakhir..."

Tergontai, aku kembali ke kamarku. Ku basuh wajahku, ku ganti pakaianku. Ku tarik koper besar, kemudian ku susun beberapa helai bajuku disana.

Aku pergi.

Aku menyerah.

Keputusan sulit namun bijaksana. Mungkin dengan begini aku bisa menemukan kebahagiaanku sendiri, walau tanpanya, pria yang kucintai.

Ku sentuh potretnya, ku cium tipis. Di dekatnya ku letakkan sebuah amplop putih, suratku untuknya.

"Saranghae.. Yuju-ah..."

Segera aku meninggalkan rumah ini. Melalui Sinb aku dengan mudah membooking penerbangan ku ke Alaska untuk kehidupan baruku. Mungkin saja ketika di sana aku bisa menemukan cinta sejati dalam hidup seorang Rosaline yang mencintainya sepanjang waktu.

Aku mendorong diriku sendiri untuk mengerti setiap kekonyolan yang telah aku buat selama kurang lebih satu tahun ini.

Jalan untuk kebahagiaan itu telah ada di depan mata dan kini aku harus menapakinya.

"Terimakasih Choi Yuju dan selamat tinggal..."

'Kau memilih menjadi pendosa dan sekarang aku juga akan memilih menjadi pendosa, demi kebahagiaan Romeo, yakni kau.'

Aku melepaskan kalimat itu sebelum pesawat yang aku tumpangi berangkat.

I love you and good bye..

***

To : Choi Yuju.

Setelah kau membuka surat ini namaku bukan lagi Choi Eunbi melainkan Jung Eunbi.

Yuju-ah, kau tahu dengan jelas bukan seberapa besar aku mencintaimu, namun ada kalanya aku lelah, dan inilah waktunya.

Aku lelah dengan semua ini, aku lelah bertarung berulang kali. Yuju-ah, cintaku padamu bagaikan siang tanpa matahari. Kau memberikanku kegelapan di saat aku butuh penerang.

Aku terbunuh, hatiku telah mati.

Kini aku memutuskan untuk menyingkir, membiarkanmu untuk hidup bersamanya. Semua berkas perceraian telah aku urus, kau tak perlu memikirkannya. Aku juga sudah mengatakan kepada kedua orang tuamu. Tenang saja aku hanya mengaku bila pernikahan kita sudah tak cocok lagi dan aku berselingkuh, semua ku lakukan agar orang tuamu tak membencimu, itu adalah hadiah terakhir dariku untukmu.

Gomawo.

Yuju-ah tinggallah bersama Yewon di rumah ini, sekarang ini adalah rumahmu dan dia, dia kekasihmu. Berbahagialah bersamanya, aku yakin dia akan mampu melengkapimu. Katakan padanya bila ada sebuah catatan yang aku gantung di samping lemari es, semua itu adalah resep masakan kesukaanmu. Aku sengaja melakukannya agar pendampingmu selanjutnya mampu melayanimu dengan begitu baik.

Aku benar-benar mencintaimu tapi kali ini aku harus mengatakan selamat tinggal padamu.

Kuharap kau bahagia, begitu pula denganku.

Terima kasih atas segalanya.

Saranghae Yuju-ah.

(Jung Eunbi).

The End...

Kumpulan Cerita Gfriend [🥀]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang