Clarissa Arumna Bagaskara gadis dengan paras cantik ini berusia 18 tahun , dia merupakan anak dari CEO besar yang sangat terkenal di benua Asia ini . Angkasa Bagaskara , yang juga menaungi dunia hitam , membuat keluarga mereka harus menyembunyikan identitas putri semata wayangnya itu , ibunya yang merupakan model internasional berhenti pada karirnya sudah berhenti sejak dia menikah dengan angkasa .
Karna musuh yang tidak sedikit , membuat Clarissa tak banyak diketahui anak dari CEO bermarga Bagaskara itu. Namun kejadian buruk yang menjadi mimpi buruk bagi gadis itu 2 tahun Lalu yang merenggut nyawa sang ibu dan ayahnya yang mengalami koma Sampai saat ini mengharuskan dirinya untuk hidup mandiri . Walau bergelimang harta , Clarissa sangat disembunyikan jati dirinya dan hidup sebagai anak gadis biasa.
Clarissa berangkat ke skolah nya menggunakan angkot , bahkan kadang hanya berjalan kaki , walau jarak sekolah dengan mansion nya terbilang jauh namun tak mematahkan semangat muda itu..
Saat angkot nya berhenti Clarissa langsung turun dan membayar ongkosnya lalu berlari dengan sangat tergesa-gesa karna takut dirinya akan terlambat pada saat jam pertama pelajaran nya , yaitu pelajaran fisika bahkan yang lebih ditakuti nya yaitu guru killer di SMA Harapan bangsa di sekolahnya itu , yaitu pak Tarno.
Saat sampai di depan kelas nya benar saja dia sudah sangat terlambat bahkan pintu dikelasnya sudah tertutup. Clarisa lalu mengendap-endap ke belakang kelasnya.
" Husst hussstt lilyyy oyy " bisik Clarissa memanggil teman ny itu yang duduk didekat jendela pojok belakang kelasnya ituu
"Kek nya ada yang manggil gue deh" batin Lily Allen Marchisio, gadis cantik yang khas dengan rambut lurusnya.
Pada saat Lily menenggok ke belakang benar saja itu sahabat nya "Ck, lain kali jam 10 aja Lo ke skolah" kesal Lily karna sahabatnya itu selalu terlambat beberapa Minggu ini dia bahkan sampai menanyakan itu kepada Clarissa ,tapi sahabatnya itu selalu saja banyak alasan.
" Ehehehe itu mah udh istirahat sayangkuhh" Jawab Clarissa dengan cengengesan.
Dengan langkah hati-hati Lily berjalan ke arah jendela dimana sahabat nya ituu sedang menonggolkan kepalanya ,Lily lalu membantu Clarissa masuk dari jendela dengan menaruh kursi agar Clarissa bisa turun dengan aman . Beberapa teman sekelas mereka hanya diam memperhatikan, bukan pemandangan baru bagi mereka melihat Clarissa yang selalu terlambat seperti sekarang.
Saat Clarissa baru saja turun pak Tarno selesai dengan catatan nya di depan papan tulis . " Baiklah anak-anak selesaikan ini dan harus selesai hari ini jugaa"
"Baik pakk" seru para murid . Pak Tarno yang melihat Clarissa yang sudah ada dibangkunya bahkan memberikan senyuman semanis mungkin padanya. Terlihat bingung bagaimana bisa sekarang muridnya itu ada disana , jelas-jelas dirinya melihat kalau bangku itu kosong sedari dia masuk kelas. Lalu dia melihat jendela yang sedikit terbuka dan ada kursi dibawahnya .
"Clarissa arumna!!" Seru pak Tarno dengan wajah yang murka dan amat ditakuti para murid yang ada disana . Yaa di sekolah pun nama Clarissa sengaja tidak memakai marga ayahnya 'Bagaskara' demi ke amanan dirinya.
Clarissa tersentak kagett karna suara pak Tarno nan amat melengking bagai toa . Dia mendongak sekilas dan menundukkan lagi kepalanya sambil memukul pelan kepala nya
"Anjiingg ,mampus guee!! Habis Lo diterkam macan pala kambing ini caa" batin Clarissa
Lily bergidik ngeri mendengar lengkingan suara guru killer nya itu hanya bisa menatap sahabatnya ituu.
"Ikutt saya sekarang juga!" Pak Tarno langsung melangkah keluar kelas yang diikuti Clarissa dari belakangnya.
" Aduhhhh my baby honeyyy guehh pasti kena amuk , maafkan aku ayang yang tak dapat menolong dirimu " kata Bryan salah satu teman kelas Clarissa yang naksir berat kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The moon is keenand
Random~Bintang kehidupan Kemanapun berlari , sejauh apapun melangkah , takdir tidak akan berubah.