🍃 16 - Dirga

274 52 6
                                    

16 - Dirga
 


  
  
 

Kembali bertemu dengan Evan di depan Ellens Salon jelas tidak pernah Feli duga sebelumnya. Karena ia mendapat shift kedua minggu ini, jadi jadwal pulangnya sama dengan Yeri.

"Oh, hallo Feli ya?" Evan menyapa saat dilihatnya Feli yang berjalan bersisian dengan si pacar.

"Oh hallo." Feli balas menyapa, tersenyum tipis sebagai formalitas.

"Kalian saling kenal?" tanya Yeri. Dan keduanya kompak mengangguk.

"Kita pernah ketemu di XB, kebetulan dia yang dikirim salon buat bantuin MUA pas jadwalku pemotretan."

Yeri hanya manggut-manggut, kekasihnya memang mengenal beberapa karyawan salon yang pernah dikirim ke XB untuk membantu MUA di sana, jadi ia tak mempermasalahkan saat Evan juga mengenal Feli secara pribadi.

"Kamu pulang naik apa, Fel? Mau sekalian bareng gak?" Yeri bahkan tak segan menawarinya tumpangan. Namun, Feli cukup tahu diri, ia tak mau mengganggu quality time pasangan tersebut.

"Aku naik taksi online aja, Mbak. Kebetulan udah pesan." Ia menunjukan layar handphonenya yang menunjukan aplikasi driver online.

"Oh gitu, ya udah kalau gitu kami duluan ya?"

"Iya, Mbak. Hati-hati."

Yeri dan Evan masuk ke dalam mobil sedangkan Feli menunggu taksi pesanannya. Harusnya ia pesan ojek online saja biar lebih hemat, tapi beberapa hari terakhir tubuhnya terasa kaku terkena angin malam, Feli tak mau mengambil resiko masuk angin lalu sakit karena berkendara roda dua di malam hari.

Feli pikir setelah sampai di kostannya, ia bisa segera tidur dan mengistirahatkan tubuhnya. Siapa sangka, tamu tak diundang tengah duduk di dalam mobil yang terparkir di depan kamar kostnya.

"Papi? Papi ngapain di sini?"

Feli tahu kalau papinya punya banyak mata-mata dan pasti sudah tahu dari lama mengenai keberadaannya, tapi Feli tak tahu kalau papinya akan nekat mendatanginya ke kostan yang jauh dari kata mewah ini.

"Fel, apa kabar kamu? Kamu kok makin kurus, gak makan ya kamu?"

Ini yang Feli hindari. Saat mereka kumpul bertiga, maminya yang pasti cerewet sedangkan papinya akan lebih banyak diam. Tapi ketika mereka hanya berdua, maka kebawelan maminya seolah berpindah pada papinya. Dan Feli tidak suka itu.

"Papi ngapain ke sini? Feli gak nerima tamu malam-malam, Pi."

"Kamu kok gitu, gak kangen emang sama papi?"

Tak bisa dipungkiri, Feli memang rindu pada orangtuanya, maka saat papinya merentangkan tangan menunggu pelukan, Feli langsung menghambur ke dekapannya.

"Papi udah ngobrol sama ibu kost tadi, papi boleh kok main ke kost kamu, jadi gak ada alasan buat kamu ngusir papi malam ini."

"Tapi kamar kost Feli kecil, kasurnya juga kecil gak bakal muat buat berdua, Pi."

"Ya udah gak papa, papi cuman mau lihat kamarmu aja setelah itu papi balik ke hotel."

Sebelum membawa papinya masuk, Feli lebih dulu melerai pelukan lalu kepalanya celingukan mencari seseorang.

"Mami gak ikut?"

"Felicia Agatha, mamimu bisa serangan jantung kalau tahu anak semata wayangnya tinggal di kostan kecil gini."

"Stt! Papi jangan keras-keras nanti ibu kost denger, gak enak."

"Ya makanya, mending kamu ikut pulang aja sama papi."

WGM 3 - (Bukan) Pura-pura MenikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang