Rate:18+
Kenakalan remaja yang kian tak terkontrol membuat Lisa terpaksa harus di ikut sertakan oleh orang tuanya dalam audisi pencarian idola remaja di Seoul. Hingga akhirnya ia bertemu dengan sosok pria dewasa yang malah semakin membuat kenakalann...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sibakkan tirai tak ayal membuat sepasang mata di atas ranjang itu seketika mengerling. Menyipit sebentar, sebelum kemudian benar-benar terbuka melihat pemandangan sejuk di luar jendela.
Selepas hujan, udara dan cuaca tampak begitu manis. Lisa tersenyum, terlebih mendapati seseorang yang tengah berjalan ke arahnya dengan tatapan hangatnya.
"Sudah sore, ku kira kau harus membersihkan diri!" Katanya, sambil mengusap lembut pipi gadis itu, kala tubuhnya sudah benar-benar mencapai ranjang tidur miliknya. Keduanya pun saling mengecup sekilas, sebelum akhirnya sama-sama duduk dan berpandangan.
"Aku masih ingin disini!" Lisa menunjukkan ekspresi merengek, yang seketika membuat Jaehyun menarik kedua sudut bibirnya.
"Kau ingin menjadi biksu?"
Lisa mengerutkan dahi kemudian, sambil bergerak memukul lengan Jaehyun.
"Apa paman ingin melihatku mencukur habis semua rambutku?"
"Wah!" Kedua mata pria itu tampak berbinar. "Sepertinya itu akan terlihat bagus."
"Apa?" Lisa pun kembali melayangkan pukulannya, yang kemudian ditahan cepat oleh mantan kekasihnya.
Kekehan masih mengudara dari belah bibir Jaehyun, berbeda dengan Lisa yang masih terlihat kesal pada pria itu. Hingga kemudian sesuatu mengusik benaknya. Ada hal yang tiba-tiba membuatnya penasaran. Lisa menggigit bibirnya sesaat, berpikir cermat, sebelum akhirnya membuka belah bibirnya.
"Paman?"
Jaehyun mengerling, setelah berusaha meredakan rasa gelinya. "Hm?"
"Umm.... B-bagaimana kabar Yerin eonnie?"
Wajah Jaehyun mendadak berubah serius. Hilang sudah rasa bahagia yang menghampirinya sore itu. Tangannya juga perlahan melepaskan lengan ramping Lisa.
Melihat hal itu, mendadak Lisa jadi menyesali pertanyaannya. "Tidak perlu dijawab, aku hanya—"
"Dia hidup dengan baik." Sela pria itu. Kini matanya sudah kembali memperhatikan manik cokelat milik Lisa. "Tapi seperti kebanyakan wanita yang bercerai, dia melarangku untuk bertemu bahkan berkomunikasi dengan putriku."
Rasa menyesal kembali datang. Bukan lagi soal pertanyaan, melainkan tentang sesuatu yang kini diterima pria itu akibat ulah yang Lisa lakukan dimasalalu. Bagaimana pun juga, kehancuran rumah tangga Jaehyun berakar dari dirinya yang tergiur untuk menggoda pria itu. Menjadikannya mainan sesaat, tanpa berpikir panjang jika pria itu akan berbalik mengejarnya.
