Suara roda koper berputar disepanjang mengiringi langkah besarnya dari depan pagar hingga pintu rumahnya. Sedikit berbeda dengan pekarangan rumah terakhir saat dia belum kuliah. Beberapa tanaman baru menambah keindahan pekarangan rumah, beberapa tanaman yang sekarang sudah tumbuh besar. Tapi sayang, kehidupan di dalam rumah gak seindah pekarangan rumahnya.
Setelah tiba di depan pintu, cowok itu disambut dengan para art yang bekerja dirumahnya dengan tatapan terkejut.
"Eh tuan datang, mari masuk, biar saya yang bawa tasnya." Ujar salah satu art disana menawarkan diri.
"Mommy mana?"
"Diatas tuan, baru saja istirahat. Kondisi nyonya sangat memprihatinkan, tiap malam ngigau sambil nyebut nama non Luna. Saya jadi kasian." lapor art itu.
Liatlah dek, mom sampai sakit hanya karena mikirin Lo.
Tanpa membalas, Jerry memberikan tas nya lalu meninggalkan art nya dan berjalan menuju kamar mom nya .
Sesampainya di depan pintu kamar orangtuanya, cowok itu langsung masuk dengan sangat pelan. Disana, diatas kasur dengan wanita paruh baya yang tengah tertidur pulas. Tubuhnya kian mengurus. Entah berapa lama mom nya sakit hingga seperti ini kondisinya. Melihat ini membuat Jerry sangat menyesal. Seakan ada ribuan jarum menusuk hatinya kala melihat cinta pertamanya dengan kondisi buruk. Namun dirinya gak bisa berbuat banyak. Karena semua nya ini karena mereka juga, dan sekarang mereka kena imbasnya. Kalau saja dia tau apa yang keluarganya sembunyikan, masalah besar apa yang mereka enggan beritahu kepada nya, mungkin saja masalah ini gak akan separah ini.
Melihat keluarganya, termasuk dirinya pun mulai menyesali semuanya dan berharap Luna kembali.
Perlahan, Jerry menarik kursi mendekat ke kasur mom nya. Setelah duduk, cowok itu melihat betapa damainya mom tidur seakan gak ada beban yang selama ini menghantuinya.
"Jerry pulang, mom." gumamnya. Cowok itu menarik pelan tangan wanita paruh baya itu, lalu menciumnya. Tanpa sadar, air mata yang sedari tadi dia tahan kini jatuh, membasahi tangan keriput ibunya.
"Maafin Jerry karna baru bisa balik sekarang. Tapi Jerry janji, Jerry akan jaga mom disini sampai sembuh."
***
Ternyata terlalu nyenyak tidurnya sampai gak sadar kalau anak sulungnya datang. Sedikit senang, rasa rindu kepada anaknya Jerry akhirnya terbayar lunas. Walaupun sampai sekarang anaknya satu lagi, Luna entah dimana dirinya hingga enggan kembali pulang.
Ahh ya lupa, putrinya pasti gak akan mau pulang karena mungkin disana dia mendapatkan kebahagiaan yang gapernah dia dapatkan disini.
Dengan posisi duduk, kini wanita tua itu mengamati anaknya yang gantian tertidur pulas dengan posisi duduk, kepala diatas lipatan tangan. Niat hati ingin mengelus kepala anaknya jadi batal karena Jerry tiba-tiba terbangun.
Terlihat Jerry merentangkan tangannya ke udara, sambil menguap. Pasti sangat pegal dengan tidur posisi duduk dalam waktu lama.
"Masih ngantuk, bang? Sini tiduran samping mommy." Tawarnya sambil menepuk pelan sebelahnya yang masi banyak ruang untuk anaknya baring.
Setelah dirasa nyawanya terkumpul semua, Jerry langsung naik ke kasur orangtuanya, dan berbaring disamping mommnya, dengan kedua tangan cowok itu langsung memeluk tubuh lemah mommynya seakan menyalurkan rindu yang selama ini dia tahan karena sudah lama dia gak bersama mommy nya. Dan kini, wanita itu membalas pelukan anaknya.
Namun, satu sisi mommynya menjadi teringat dengan Luna. Cara meluk anak cowo nya sama persis dengan cara meluk putrinya. Bedanya dulu dia gak pernah membalas pelukan putrinya, dan gak segan untuk mendorong agar anaknya melepaskan pelukan itu. Rasa pengelasan pun muncul lagi, bersamaan dengan setetes demi setetes air mata yang jatuh.
TBC
SORRY BGT GESS JARANG UPDATE, LAGI FOKUS SKRIPSIAN😭😭
GIMANA? MASI BETAH? LANJUT?
KAMU SEDANG MEMBACA
Luna
Teen Fiction(FOLLOW DULU BARU BACA. JANGAN LUPA VOTE SAIANG) Bukan anak broken home. Punya keluarga, serasa gak punya keluarga. Keluarga utuh, tapi kurang kasih sayang. Semenyedihkan ini gue sekarang. Dan itu yang buat gue mati rasa. Maaf, bukannya gue kurang...