"Masih gak dibales juga? Apa gue tanya sama Gibran aja ya?"
"Brengsek."
—Arsen.
o0o
"Anjing!" —Arsen.
"Ini Arsen nggak lagi ngancem gue kan? Tapi terakhir kali Arsen ada masalah, dia nggak pernah main-main sama ucapannya. Tapi gue beneran capek sama dia." —Vania.
oOo
Vania pov—
Kemarin malam, Vania mendapat pesan dari nomor tidak di kenal.
Seseorang itu mengirim gambar Arsenio yang tengah tertidur.
Mendapati pesan dari nomor yang tidak ia kenal, Vania mulai overthinking. Apakah benar laki-laki itu sudah bermain dengan perempuan lain? Apakah seorang Arsenio benar-benar telah menganggapnya sepele itu?
Mungkin jika Arsenio masih belum bisa mengutamakan dirinya sebagai pacar, itu tidak masalah. Tapi kalau sudah seperti ini, Vania tidak akan tinggal diam.
"Brengsek! Bilangnya dirumah Haikal. Tapi ini apa?!"
o0o
"ANJING ANJING ANJING!"
Hanya kata itulah yang dapat keluar dari mulut Arsenio sekarang. Perasaan sedih, marah, kecewa, tidak dapat terungkapkan dengan kata-kata lagi.
Batinnya terus bertanya pada siapa yang sudah melakukan itu? Siapa yang sudah mengaku-ngaku telah di tiduri olehnya? Arsenio berkecamuk dalam pikiran yang amat kacau balau.
Tangannya terus memukul dinding kamarnya. Umpatan demi umpatan terus terlontar dari mulut Arsenio. Ia tidak peduli dengan tangan yang mulai mengeluarkan cairan merah, Arsenio persetan! Bahkan helmet yang ingin ia kenakan untuk pergi bersama Haikal, sudah dibuat hancur lebur. Sebab secara sengaja ia membanting benda itu dengan kasar.
Arsenio kacau. Dunianya benar-benar ingin meninggalkannya.
"GUE NGGAK MAU PUTUS, VANIA!" Arsenio berteriak keras.
______________
B o y f r i e n d • 3
2022, queensky19
KAMU SEDANG MEMBACA
Boyfriend • 3 [] Lee Jeno [✓]
Fanfic"Kamu mau bunuh diri ya? Kamu sadar nggak kelakuan kamu tuh udah kelewat batas, Arsen!" END ©Queensky19, 2022 ⚠️⚠️ Don't plagiarize my story! Think with your own ideas. Bijaklah dalam membuat karya sendiri.