Cuplikan

854 89 8
                                    

Hahaha ... jahat enggak sih aku cuma posting cuplikan aja.

Tapi gpp dong, biar sama-sama enak aja sih. Wkakaka...

Jadi di karyakarsa aku udah posting epilog sama EP 1 ... dan kayaknya EP akan aku buat 2-3, tergantung nantinya. Harganya masih sama. cuma 3rebu perak kok. Gak mahal-mahal.

Jadi di EP yang kubuat, aku pengen kalian dapat maknanya. gak cuma hepi ending biasa. hehehe.. yang udah baca pasti paham deh, gimana tuh Dante ketampar bolak balik dari apa yang dia lihat.

Semoga kalian yang udah baca pada suka ya...

Berikut sedikit cuplikannya


----------------------------------------------

Epilog ....

"Halo, saya Dante. Dante Chesario. Pacar mbakmu, Dara."

Sempat melirik Dani lebih dulu, Udin menyambut tangan Dante dengan sopan.

"Udin, Om."

Mendelik kesal, Dante meminta bantuan Dara untuk kondisi kali ini. Kenapa dia dipanggil om?

"HAHAHAHAA ... lawak banget kalian. Kenapa Dante lo panggil om, Din? Dia tuh seumuran sama gue."

"Ah?" ekspresi Udin terlihat kaget mendengar penjelasan Dani.

Dia sekali lagi menatap dengan jelas laki-laki bernama Dante yang berdiri di depannya. Dari postur tubuh Dante yang begitu tinggi, dan tegap, serta bulu-bulu halus di wajahnya, membuat Udin yakin bila Dante berusia jauh lebih tua dari Dani.

"Kamu kalau ngomong dipikir dulu baru diucapin. Usia mbak sama dia, enggak beda jauh. Bahkan sama Dani aja sama. Kalau sama Dani kamu bisa panggil mas Dani, kenapa sama dia enggak bisa panggil mas juga?"

"Ah? Mas? Wong jowo enggak ada yang namanya Dante. Adanya telek."

"Udin!!"

"HAHAHHAAA ... Gue suka gaya lo, Din!"

"Telek? Telek apaan?" Dante yang tidak paham dengan kata ini, berusaha mencari jawaban dengan menatap Dani dan Dara secara bergantian.

"Telek itu Taik. Merda umana!"

Dani membantunya. Mentranslate kata itu dengan bahasa yang paling mudah Dante pahami.

"Figlio di puttana!"

"Woi!! Dia masih dibawah umur, seenaknya aja lo ngomong kasar sama dia!" tegur Dani keras. "Lagi juga gue yakin Udin enggak sengaja. Walau jadinya lucu banget. Sumpah gue ngakak parah. Tapi emang benar. Enggak ada orang jawa namanya Dante. Si Natta aja dipanggil kakak sama dia. Mana bisa dia panggil Dante dengan sebutan mas. Aneh aja sih. Dan gue tahu kenapa Udin nyangkanya Dante udah tua. Karena gue, dan Natta, benar-benar asli Indonesia. Dimana postur tubuhnya beda sama lo. Lo tuh masih muda, emang kelihatan tua. Tapi nanti kalau udah usia lanjut, tampang lo bakalan gitu-gitu aja. Kalau gue sama Natta pasti berubah. Dan itulah kenapa alasan Udin panggil lo dengan sebutan om."

"Ngebelain Udin terus, yang kakaknya gue atau elo sih, Dan?"


----------------------------------


EP 1


"Maafin Udin ya, Bu. Semua ini karena salah Dani. Tadi diluar waktu kenalan, Dani malah ketawa-tawa waktu Udin panggil Dante dengan sebutan om. Jujur enggak ada maksud apapun. Tapi kalau akhirnya dari kondisi itu, Udin hilang kendali, dan malah makin jadi, Dani enggak membenarkan hal itu. Sedekat apapun kita, sapaan kepada orang yang lebih tua harus tetap ada tata kramanya."


.

.

.

.

.

.

"Bapak bahagia kamu bisa kenalin laki-laki yang menjadi pilihan hatimu pada kami," katanya disaat ia menyadari tatapan sedih Dante. "Ini yang bapak tunggu. Impian bapak enggak banyak nduk, kalau dia ketemu kami, ada nuwun sewu, terus kalau pamit pulang, nyuwun pangapunten. Kamu tahu kan maksudnya. Dan ketika kamu bawa dia ke sini, kamu sudah berusaha melakukannya dengan baik."

Diterima cukup baik oleh kedua orangtua Dara, Dante benar-benar terharu. Walau dia belum bisa seperti Dani, menjadi bagian dari keluarga kecil ini, tetapi Dante bahagia, pertemuan pertamanya tidak langsung diusir keluar karena sudah melakukan banyak kesalahan kepada Dara.

"Apa aku diterima, Sayang?" bisik Dante dengan tatapan berkaca-kaca.

Kepala Dara mengangguk pelan, "Iya, Sayang. Kamu diterima. Dan akan selalu diterima oleh semuanya."



------------------------------


Dan satu hal lagi,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dan satu hal lagi,

Monggo yang belum baca ceritaku difizzo, dibantu baca atuh.
Kalian cuma tinggal download aplikasi fizzo, terus baca dengan gratis.
Kalian cuma baca aja udah jadi dukungan buat aku.

Kalian masih mau dukung aku buat nulis, kan?

Yuk dibantu kalo gitu... 

Btw, kalo ada yg komen, gak mau ah, ini cerita soal pelangi..

wkakakak.. berarti kamu enggak pernah baca cerita perjalanan cinta. Cerita religiku waktu tahun 2016

Karena cerita Dealing with Mr. Rain-bow ini ada hubungannya sama cast di perjalanan cinta.

Apa tuh?

Baca aja ... wkwkwk...


SPOSAMI! DANTETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang