Prapai memandang kosong kearah luar jendela, ia terus saja mengumpat merutuki kebodohannya. Memang benar ini bukanlah pertama kalinya ia melakukan hal 'panas' bersama Sky tetapi secuil rasa kesal itu justru berubah menjadi perwujudan kekerasan pada si submissive.
"Kau menyakitinya, brengsek!" desis Pai rendah.
Pai kemudian mengelus puncak kepala Sky, ia sungguh menyesal, dan perbuatanny tadi malam tak ada bedanya dengan apa yang mantan Sky lakukan dulu, meski semua atas persetujuan Sky.
"Jangan tinggalkan Sky, na..." racau Sky dalam tidurnya.
"Hmm, phii tidak akan pernah meninggalkanmu, dan berjanjilah untuk tidak menjauh dari phii, oke?" lirih Pai kemudian mendekap tubuh Sky.
"Bagaimana bisa aku pergi, hmm? Kau begitu menggemaskan dan selalu memintaku untuk melindungimu." Prapai mengecup sekilas pipi Sky.
"Phii Pai?" Sky menggeliat, dan menatap dalam sang dominan.
"Khrap?"
"Phii tidak meninggalkanku, kan?" tanyanya memelas.
Astaga, ekspresi macam apa itu, aku sangat ingin menjahilinya... –pekik Pai dalam hati.
"Tidak,"
Sky tersenyum tipis, "Phii tidak bosan denganku, kan? Bahkan jika aku terkadang tidak menuruti keinginan phii,"
Pai menggeleng, "Phii tidak hanya menyukai Sky, na. Phii mencintai Sky. Jadi tidak ada alasan bagi phii untuk pergi meninggalkanmu."
"Hmm," gumam Sky kemudian memeluk tubuh Pai, "Aku takut phii bosan dan meninggalkanku atau phii justru pergi hanya karena aku bukan anak yang penurut,"
"Tenang saja," Pai pengusap punggung Sky.
"Dulu, aku ditinggalkan oleh mantan kekasihku hanya karena ia bosan bersamaku, karena aku tidak menuruti perkataannya." Aku- Sky, terdengar seperti gumaman kecil.
"Aku bukan mantanmu, ingat? Dan Sky lebih berharga dari apapun di dunia ini." Pai berusaha menenangkan Sky, tetapi setiap perkataan yang keluar dari mulutnya memanglah fakta.
"Maafkan Sky, na"
°YOUR LIE°
WARNING !!!
PLEASE SKIP THIS PART IF YOU'RE UNDER AGES. ANY CONSEQUENCES NOT MY RESPONSIBLE, SO BE AWARE NAA 5555Sky berusaha mati-matian agar tidak mendesah, ia sampai harus menggigit bibir bawahnya agar bisa mengontrol diri. Hentakkan demi hentakkan yang Pai berikan sungguh membuatnya gila, ingin rasanya Sky meneriaki si dominan tetapi ia bisa apa?
Berteriak, mendesah, memohon atau mengeluarkan suara sedikit saja sama artinya Sky mengaku kalah dari Pai. Ya, meski pada kenyataannya dia memang sudah kalah.
"Masih mau menahan dirimu, nong Sky?" goda Pai berbisik pada orang dibawah kungkungannya.
Sky menggeleng, sungguh rasanya ia ingin sekali menjambak Pai detik ini juga.
Semakin Pai mempercepat permainan maka cengkraman Sky kian erat pula, bahkan sprei yang semula tertata rapi kini sudah lecek tak berbentuk begitu juga selimut yang awalnya menutupi bagian bawah mereka, hilang entah kemana.
Pai membalikkan tubuh Sky, seringai terpatri di wajah CEO tampan itu, ia menyambar bibir Sky secara kasar, hingga membuat celahnya terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUR LIE | PaiSky
FanficBerhenti bersikap seolah kau tidak ingin dicintai olehku. Nong Sky bukanlah orang seperti itu... Meski phii tak tahu malu, phii sering berlebihan tetapi tidakkah kau berpikir jika hati phii juga bisa terluka, hanya karena sebuah kebohongan yang kau...