Up karena vote jebol dan komen kurang 10 ya gapapa lah.
300 vote dan 50 komen yaaaaaa.
..........................................................."Makin suka sama Neina anjir."
—Abriel Genata—
Let's Reading
"Neina, rambut aku bagus gak sih?"
Terhitung sudah 6 bulan Neina bersama Abriel, sudah terlihat jelas banyak perubahan pada diri Abriel.
Dia sudah tak terlalu takut pada hantu disekitarnya karena Neina selalu bersamanya, tapi itulah, Abriel sadar dia sudah semakin jauh dari kata dominan.
Teman-temannya juga sadar pada perubahan sikap Abriel, Abriel yang dulunya begitu dingin dan datar, kini lebih sering tersenyum dan ramah.
Tapi tetap saja, mereka tak berani mendekati Abriel, rasanya ada sesuatu yang membuat mereka tak bisa mendekati Abriel.
Seperti Abriel dijaga sesosok yang mendominasi diri Abriel.
Rambut Abriel sudah mulai panjang, dia pengen kaya Iqbal Cjr, kan Iqbal sekarang rambutnya panjang dan bagus.
Tapi rambut Abriel masih sebatas leher, itupun sudah diteror sama Guru BK karena rambutnya panjang.
Mereka saat ini ada di taman belakang sekolah, taman yang menjadi tempat tersembunyi mereka kalau mau ngelakuin sesuatu.
Neina tiduran dipaha Abriel, tangannya terjulur guna memegang helaian rambut Abriel.
Abriel bisa melihat senyum indah Neina dari atas, begitu cantik dan mampu membuat debaran jantung Abriel menggila.
"Bagus, lo makin manis."
Rona merah mulai terlihat dikedua pipi Abriel, dia menunduk guna mencium bibir Neina singkat.
"Aku manis cuma buat kamu." bisik Abriel sambil terkikik pelan, Neina ikut tersenyum mendengar tawa manis Abriel.
Tapi raut wajahnya sedikit berbeda, Abriel tak sadar perubahan pada raut muka Neina.
"Gue sayang lo Iel, lo milik gue."
"Heem, aku milik kamu kok."
"Kalau suatu hari gue ngilang, lo jangan takut, lo milik gue dan gue akan ingat itu."
"Kamu mau pergi?" tanya Abriel lirih, tatapan matanya menyendu.
Senyum gemas Neina berikan, dia bangkit dari paha Abriel lalu menangkup wajah Abriel lembut, mengelusnya dan menatapnya penuh kelembutan.
"Gue hantu Iel, mau bagaimana pun lo pasti bakal nikah sama manusia, bukan hantu."
"Enggak mau, aku maunya sama kamu."
"Kita beda.."
Air mata mulai mengalir pelan dikedua pipi Abriel, dia memeluk Neina dan tak mau melanjutkan pembicaraan mereka.
Dia terlampau takut pada kenyataan kalau mereka memang beda alam.
Abriel takut.
.....
"Lusa kita camping ke gunung, dari sekolah nih."
Abriel saat ini ada di rumah Bumi, mereka ngerjain tugas kelompok dan memilih di rumah Bumi aja.
Soalnya depan rumah Bumi itu minimarket dan minimarket itu milik keluarga Bumi, jadi kalau laper ya tinggal ke depan aja beli makanan.
"Tumben." sahut Orbit.
"Ya gak tau."
"Lo ikut El?" tanya Telaga.
Abriel mengangguk, dia menatap kearah Neina lalu tersenyum manja.
"Kamu juga ikut kan? Harus ikut yaaa biar gak ada hantu yang gangguin aku." rengek Abriel manja.
Neina mengangguk, oh ya sekarang tuh teman-teman Abriel bisa loh ngeliat wujud Neina, soalnya Neina bisa nampakin diri didepan ke 3 teman Abriel.
Ya, mereka ber 3 juga termasuk lumayan sensitif pada hal-hal ghaib, keseringan main sama Abriel sih jadi ikutan sensitif.
"Neina kalau ikut, duduk dimana?" tanya Telaga.
"Dimana aja bisa Aga."
"Duh dipanggil Aga sama neng Neina."
Abriel memicing tak suka, apa-apaan.
"Heh, Neina punya gue." tegur Abriel kesal.
"Ya elah, gue tau kali."
Neina sudah mengusir kunti merah yang pernah nempel dibadan Bumi, dan syukurnya dikasih sogokan PC Sehun tuh Kunti mau.
Ternyata Kunti merah itu dulunya Exo-L, dan dia biasin Sehun.
Jadi dengan PC Sehun tuh kunti mau pergi.
Bumi dan Orbit menatap jelas kearah Neina, mereka tau kenapa Abriel begitu manja pada Neina, ya tak bisa ditipu kalau aura Neina itu memikat.
Dia seperti sebuah bunga yang akan dikerubungi lebah dengan cepat, apalagi hantu di rumah Bumi saja suka kenalan sama Neina.
"Sebenarnya gue mager mau ikut, enak mesraan sama Neina." cetus Abriel seraya memeluk Neina.
Menegaskan kalau gadis ini adalah miliknya.
"Ya elah, ikut aja napa."
"Ya ikut asal Neina ikut."
"Iya gue ikut."
Selagi yang lain berbincang dan mengerjakan tugas, Orbit justru menatap Neina semakin lekat, seperti ada sesuatu yang mengganjal.
"Neina, nama panjang lo apa?" tanya Orbit tiba-tiba.
Neina mengalihkan atensinya pada Orbit, lalu tersenyum sembari mengelus rambut Orbit, dia mendekat lalu berbisik pada Orbit.
Tepat setelahnya Orbit melotot tak percaya, dia sampai menutup mulut saking shocknya.
"Anjir..bentar gue izin dulu."
Orbit segera pergi keluar rumah, sementara yang lain menganggap itu hal biasa.
Mereka melanjutkan tugas, tanpa menyadari tatapan Neina yang begitu sendu tertuju pada Bumi.
🗾Bersambung🗾
KAMU SEDANG MEMBACA
Neina The Dominant Ghost [End]
Teen FictionDom in publick, Sub in Private. Abriel itu indigo, dia sudah indigo sejak kakeknya membuka mata batinnya karena gabut dan berakir terbuka permanen. Abriel itu gentle dan Dominan, tapi sejak kedatangan hantu cantik bernama Neina yang juga mengaku Dom...