TIGA PULUH TUJUH

4.7K 316 3
                                    

"Kok Mami yang jemput?" tanya Gisel saat menemukan Jeana ada diruang khusus tempat wali murid menjemput.

"Pak Guntur pulang ke Sukabumi. Anaknya sakit, Mbak Ani jagain Hime dirumah. Ayo pulang." Jelas Jeana. Tangannya menggandeng tangan Gisel menunjukkan tempat mobilnya di parkir.

Selama dua bulan ini, Jeana memang tidak pernah mengantar atau menjemput Gisel ke sekolah. Andra akan mengantar Gisel sekolah terlebih dahulu sebelum pergi ke kantornya dan Mbak Ani bersama Pak Guntur yang akan menjemputnya.

"Harusnya Hime diajak juga. Jadi kita bisa jalan-jalan bareng dong." protes gisel saat berhasil memasang seat belt. 

"Kamu mau jalan-jalan dulu?" tanya Jeana. Ia menoleh menatap Gisel saat berhenti dilampu merah.

"Mau, tapi kasihan Hime nggak diajak."

Jeana terkekeh. "Hime masih tidur nyenyak kok. Kita mampir aja ke mall sebentar, nanti Hime kita beliin oleh-oleh aja." saran Jeana.

"Beneran nggak papa? Nanti Hime kalau bangun terus nyariin Mami gimana dong?" tanya Gisel ragu-ragu.

"Hime kan dijaga sama Mbak Ani. Aman deh pokoknya, mau nggak nih?" tawar Jeana lagi.

Mereka juga belum pernah pergi keluar bersama pasca Ia melahirkan. Seharusnya Ia merencanakan untuk quality time bersama keluarga sesekali. Sepertinya ini ide uang cukup bagus.

"Udah semua?" tanya Jeana saat Gisel mengecek kembali perlengkapan sekolah yang Ia butuhkan.

"Udah kok. Gisel cuma beli beberapa pensil lucu, pensil warna, perlengkapan lukis, cat warna dan kanvas buat tugas lukis minggu depan."

Sebelum pulang, Gisel mengeluh ingin makan es krim. Jeana terkekeh saat Gisel dengan semangat melahap es krimnya. Tangannya terulur untuk memotong waffle menjadi beberapa bagian yang lebih kecil agar Gisel lebih mudah memakannya.

"Papi kapan pulang Mi?" tanya Gisel. Anak itu kembali menyedot chatime- nya.

"Mungkin nanti malam, kenapa?"

"Kangen lah. Kan udah satu minggu nggak ketemu." Gisel menyedot minumannya sesaat. "Mami nggak kangen emang?"

"Mami.. ya kangen juga, kangen dong."

Jawaban apa itu? 

Entah mengapa rasa gugup selalu mendatanginya saat nama Andra disebut sejak kejadian malam itu. Jeana rasanya malu saat mengingat ajakannya untuk bercinta dengan Andra. Tidak hanya itu, Jeana juga merasa sedih saat tahu Andra harus pergi untuk bertemu dengan anak dari pemilik resort yang sedang melakukan kunjungan di salah satu cabang resort yang ada di Bali.

"Aku titip pie susu."

Jeana menaikkan sebelah alis. "Mami juga bisa kali bikini sendiri."

Gisel mendengus pelan. "Suka-suka Gisel dong mau titip apa."

¤¤¤

Gisel kembali masuk, ini kali ke tiga Gisel keluar untuk mengecek apakah Andra sudah pulang. Hari sudah larut, dan Andra sama sekali tidak ada kabar sejak siang tadi. Pria itu mengatakan pesawatnya pukul 17.45 WITA. Seharusnya Andra sudah sampai rumah saat ini ketika jam menunjukan pukul 23.15 WIB. Alih-alih sampai, Pria itu hilang tanpa kabar.

"Mungkin ada keperluan mendadak, Papi nggak sempat ngabarin." hibur Jeana saat mendapati wajah lesu Gisel.

Mereka tengah menunggu diruang keluarga. Hime bahkan ikut bergabung diruang keluarga. Malam ini Hime sangat rewel, badannya sedikit demam. Beruntung anak itu sudah tidur lelap di kasurnya yang diletakkan pada salah satu dudukan sofa.

I Take YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang