WWT - 16

5 2 0
                                    

"maaf Harin gara gara aku." sangat terdengar rasa penyesalan dari nada bicara Miguel.

"bukan salah kamu, aku sendiri yang buat— masalah ini. Jadi kamu ga perlu merasa bersalah."

"terus sekarang gimana? Suami kamu belum pulang kan?"

"kayanya lembur, mamanya Dion bilang kalau lagi ada masalah Dion sukanya menyibukkan diri."

Pada malam itu sebuah panggilan masuk ke handphone Harin, ternyata itu dari Miguel. Setelah kejadian tak mengenakan kemarin pria itu datang dan meminta maaf atas semuanya, dia tau dia salah jadi Miguel juga mau meminta maaf kepada Dion tapi sayang malam itu Dion ternyata belum pulang.

Beberapa kali Harin menghubungi Dion namun tak ada satupun panggilannya yang di angkat. Kali ini Harin merasa benar benar berada dalam sebuah masalah yang cukup rumit. Sepertinya besok dia harus pergi ke kantor Dion karena pagi ini pun Dion juga belum pulang.

Tepat pada jam makan siang, Harin di bantu oleh bi Riri membuat makan siang untuk Dion. Niatnya nanti Harin akan mengantarkannya ke kantor, siapa tau karena ini hubungan mereka akan sedikit membaik. Tak apa jika Dion masih marah, asalkan Dion pulang ke rumah.

"non yakin mau nyetir sendiri??"

Harin mengeluarkan simnya lalu tersenyum tipis "yakin bi, aku punya ini."

Bi Riri mengehela nafas kemudian mengusap kepala Harin "semua orang juga bisa aja sih punya itu, yaudah hati hati yaa!"

"siap bi, aku berangkat dulu yaa!"

Harin saat ini sudah berada di dalam mobilnya, sebelum menyalakan mobil itu dia memejamkan mata seraya berdoa "huh pasti bisa!"  agak sedikit ragu karena cukup lama tak menyetir.

Dia mulai melajukan mobilnya meninggalkan wilayah daerah rumah. Sampai sejauh ini semuanya baik baik saja, Harin bisa mengendalikan mobilnya.

Di sisi lain, Dion dan teman-temannya tampak heboh karena kilen mereka meminta meeting di tempat lain.

"ke sini gapapa??"

"gapapa udah ayo berangkat!"

Satria, Keenan, Dion dan juga Yaska segera pergi meninggalkan kantor karena jam sudah mepet.

Dan yaa Harin terlambat, saat Dion pergi Harin baru saja sampai. Andai Harin lebih mengebut pasti keburu bertemu dengan Dion.

"eum saya mau ketemu pak Dion." sesampainya di sana Harin segera menuju ke meja informasi yang berada di lobby.

"ada urusan apa sama pak Dion? Apa sebelumnya udah ada janji?" tanya si wanita dengan nada yang kurang mengenakan.

"belum sih..."

"maaf yaa mba, kalau mau ketemu harus ada janji dulu."

"ouhh gitu yaaa? Yaudah saya titip kotak makan ini ke Dion, bilang yaa tolong nanti temui saya." Harin berucap.

Raut wajah si wanita itu tampak terlihat heran "dari siapa ini?" tanyanya kembali.

"Harin, istrinya."

Degg...

Raut wajah si wanita tampak terlihat terkejut "o—ooh istrinya ta yaa?? sini nanti saya sampaikan ke pak Dion."

Baru saja Harin akan memberikan kotak bekalnya kepada wanita itu namun tiba tiba Baskara datang dan memanggilnya "Harin?"

Mendengar namanya di panggil Harin langsung menoleh ke arah sumber suara "Baskara yaa?" tanya Harin memastikan pasalnya dia masih suka lupa siapa siapa saja nama temannya Dion.

when we're together | Doyoung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang