LIMERENCE 81

6.6K 701 20
                                    

Update! Menjelang ending guys❤️ yang mau baca extra bab yang lebih seru karena karakter Badas Karina di sana dan kemesraan mereka bisa kalian baca hanya di Karyakarsa tidak di publish di wattpad ya❤️

Selamat membaca❤️

Kapan terakhir kali merasakan rasanya takut tapi juga mendebarkan? Debaran aneh yang terasa menyenangkan. Karina tidak tahu kapan terakhir kali dia merasakannya. Setelah Javas lahir dia tidak pernah berpikir bisa merasakan debaran itu lagi. Dan sekarang, dia kembali merasakannya. Dengan laki-laki yang sama yang pernah membuat hatinya berantakan. Ardhani, tidak tahu apa yang akan di lakukan laki-laki itu karena dia terus mendekat dan mendekat sampai membuat Karina memundurkan tubuhnya.

"Kenapa menjauh?" tanya Ardhani dengan bodohnya.

Karina yang gelisah mendadak gelagapan. "Ha─harusnya aku yang tanya. Kenapa kamu makin maju?"

"Kenapa? Tidak boleh."

"Tidak!" tolak Karina dengan tegas.

Ardhani mengembungkan pipinya. "Masa tidak boleh? Aku kan ingin lebih dekat dengan kamu."

"I─Ini sudah dekat kok."

"Tidak, itu belum dekat," rajuk Ardhani lalu melirik ke arah Javas yang masih asyik bermain. "Benarkan Nak? jarak Ayah dan Ibu itu tidak begitu dekat."

Karina memutarkan kedua bola matanya malas. "Tidak usah mencari pembelaan. Memang mau sedekat apa sampai kamu harus maju seperti itu?"

Ardhani tersenyum, senyum licik yang membuat hati Karina waspada. Dan dengan gerakan cepat satu tangan Karina di tariknya, tanpa bisa di cegah Ardhani menarik tubuh Karina sampai tubuh itu mendarat di pelukan Ardhani.

"Seperti ini."

Sekarang Karina sedang berada di pelukan Ardhani. Pelukan mendadak itu membuat Karina syok beberapa detik. Wangi parfum dari pakaian Ardhani membuat debaran di jantung Karina semakin berdegub kencang. Ardhani memeluknya, mereka sedang berpelukan sekarang!

"Aku ingin kita sedekat ini. Walau mungkin kamu masih merasa aneh. Tapi kamu harus membiasakan diri. Karena aku laki-laki yang selalu ingin di peluk. Jadi sebelum kamu menjadi istriku nanti, kamu harus membiasan diri untuk ini."

Karina masih tidak bisa mengeluarkan suaranya. Dia masih syok. Meski mereka sudah sering kali bersama, tapi mereka tidak pernah beringkah mesra seperi ini.

"I─Itu konyol," kata Karina yang akhirnya berhasil mengambil kembali suaranya yang sempat hilang.

"Apa yang konyol? Ini tidak konyol." Ardhani semaki mengeratkan pelukannya. "Bukannya ini tampak romantis? Kamu suka aku yang romantis kan?"

Karina mengerjap gugup. "Dih, siapa bilang? Aku suka laki-laki pekerja keras."

"Oh, jelas itu juga aku. Aku laki-laki pekerja keras. Bahkan saking kerasnya aku rela melakukannya agar kamu bahagia."

"Jangan berlebihan, geli tahu!" seru Karina. Tapi dia tidak bisa membohongi perasaannya. Meski gombalan Ardhani terdengar konyol. Tetap saja berhasil membuat jantungnya semakin meledak-ledak. Untung saja sekarang Ardhani tidak bisa melihat wajahnya yang mungkin sudah memerah seperti kepiting rebus.

"Geli apa suka?" goda Ardhani.

"Geli!"

"Serius? Tapi kenapa jantung kamu berdebar terus? Kencang sekali bahkan."

Rasanya karina ingin sekali menghilang sekarang. memang Ardhani tidak bisa melihat wajahnya yang sudah memerah seperti kepiting rebus, tapi posisi mereka sedang berpelukan. Yang sudah pasti debaran jantung Karina yang keras itu bisa di rasakan juga oleh Ardhani.

Limerence (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang