Hana langsung pulang setelah melihat Jeffrey dan Joanna berciuman di pojokan. Dengan air mata yang sudah menggenang di pelupuk mata. Dia sedih tentu saja. Sangat kecewa juga karena Jeffrey yang selama ini selalu bersikap manis padanya justu memiliki hubungan dengan Joanna diam-diam.
"Akan kubuat kau membayar semua ini! Dasar anak pungut tidak tahu diri!"
Pekik Hana sembari menyeka air mata. Lalu membisikkan sesuatu pada supirnya. Sebab dia sudah memiliki rencana.
Ya. Hana berniat membalas Joanna melalui orang tuanya yang sekarang tentu saja bisa hidup enak stelah mendapat bantuan dari Stevan. Efek dari Joanna yang telah diangkat sebagai anak
Bahkan, Rendy sudah bisa berjalan sekarang. Setelah dua kali menjalani operasi di Singapura. Liana, dia juga sudah tidak lagi kerja di pabrik plastik keluarga Iskandar. Karena saat ini, mereka memiliki bisnis rajutan.
Meskipun tidak besar, namun bisnis ini dapat menghidupi mereka dengan sangat layak. Hingga bisa membangun rumah dan mempekerjakan lima orang karyawan di tokonya. Sebab Joanna memang ikut andil dalam mempromosikan juga.
Iya, promosi di Australia. Mengingat Joanna memiliki banyak teman di sana. Tidak heran jika bisnis rajutan Rendy dan Liana bisa banyak menghasilkan. Karena mereka memang sering dapat pesanan dari sana.
Bisa dibilang, Joanna telah menjadi kebanggaan semua orang. Kebanggaan Rendy, Liana, Stevan, Teressa dan Jeffrey tentu saja. Namun tidak dengan Ariana yang sampai sekarang belum terketuk hatinya. Apalagi Hana yang mulai merasa tersaingi sekarang.
Lain dengan Hana yang sedang menyusun rencana jahat. Lain pula dengan Jeffrey dan Joanna yang kini sudah memasuki salah satu kamar yang ada di hotel tempat pesta dilangsungkan.
Mereka memilih kamar asal karena sudah tidak tahan. Lalu saling melucuti pakaian dan akhirnya terjadi pergulatan. Mengingat mereka tidak sepolos yang kalian bayangkan.
Baik Jeffrey maupun Joanna, mereka sudah sama-sama berpengalaman. Karena sudah pernah berkencan di tanah perantauan. Tidak heran jika keduanya tidak lagi merasa canggung meskipun hubungan mereka masih dangkal.
"Aku tidak bawa pengaman, is this okay?"
"Why not? Let's do it!"
Leguhan semakin terdengar nyaring. Apalagi Jeffrey menghentakkan badan kencang sekali. Begitu pula dengan Joanna yang ikut bergerak dari bawah saat ini. Mungkin efek dari tatapan sedih Hana tadi. Membuatnya merasa bahagia sekali. Karena berhasil membuat anak manja itu menangis.
"Faster!!!"
Joanna memeluk kepala Jeffrey. Membiarkan pria itu membuat kissmark di lehernya saat ini. Karena ingin dipamerkan pada Hana besok pagi.
Ya. Anggap Joanna kekanakan sekali. Karena dia memang tidak sedewasa yang kalian pikir. Apalagi, sejak kecil dia selalu tumbuh mandiri. Tidak heran jika dia masih suka mencari kesenangan lain di usia sematang ini.