Joanna menatap Ariana dengan air mata yang sudah membasahi wajah. Dia benar-benar merasa terluka. Karena harus kembali mendapat tamparan oleh ibu kandungnya. Ketika dia tidak sedang melakukan kesalahan.
"JAGA UCAPANMU! HANA ANAKKU! BUKAN KAMU!"
Joanna mulai menyeka air mata dengan kasar. Lalu menatap Hana dan Ariana bergantian. Karena berniat membeberkan kebenaran.
"MAU TES DNA LAGI? AYO! KITA KE RUMAH SAKIT SEKARANG! BAWA JUGA HANA! ANAK KESAYANGANMU YANG SEORANG KRIMINAL!"
Ariana akan melayangkan tamparan kedua, namun langsung ditahan oleh Stevan. Sebab dia juga sudah muak dengan kesandiwaraan mereka. Karena sebagai ayah, dia juga ingin membanggakan anaknya dengan bebas. Ingin mengatakan pada semua orang jika anak kandungnya adalah Joanna.
"Ini hampir delapan tahun, mereka juga sudah dewasa. Kurasa, ini waktu yang paling tepat untuk mengatakan semuanya."
Hana yang tidak tahu apa-apa tampak kebingungan. Dalam hati dia agak takut tentu saja. Sebab Joanna sempat menyinggung jika dirinya adalah anak angkat.
"Apa maksudnya? AKU ANAK PAPA DAN MAMA! AKU TIDAK MUNGKIN ANAK ANGKAT!"
Hana sudah berkaca-kaca. Hingga akhirnya Stevan menjelaskan semuanya. Tentang dirinya dan Joanna yang tertukar. Serta, tentang tes DNA dan surat perjanjian untuk merahasiakan hal ini darinya.
Dengan perasaan terluka, Hana hanya bisa menangis saja. Sembari memegangi dada yang mulai terasa sesak tiba-tiba. Hingga akhirnya pingsan dan membuat semua orang panik seketika.
Lagi-lagi Joanna jelas yang disalahkan. Oleh Ariana saja, karena yang lain masih kesal pada Hana. Atas insiden kebakaran yang terjadi sebelumnya.
Beberapa hari kemudian.
Joanna bekerja seperti biasa. Seolah tidak terjadi apa-apa. Karena Hana memang masih dirawat dan ditunggui Ariana saja. Mengingat Stevan sibuk kerja. Sedangkan Rendy dan Liana harus mengurus orderan yang gagal.
"Masakan Ibumu enak sekali, tapi kenapa kamu dulu kurus sekali?"
Gdoa Jeffrey pada Joanna yang sedang makanan sandwich isi. Sedangkan Jeffrey memakan nasi goreng yang Liana titipkan pada Teressa pagi ini. Sebab Joanna sedang diet dan tidak boleh makan banyak karbohidrat hari ini.
"Kau tahu sendiri Ibuku kejam sekali, dulu aku yang masak setiap hari! Dia sibuk cari uang untuk kebutuhan sehari-hari!"
Gerutu Joanna pada Jeffrey yang sedang memakan dengan lahap nasi gorengnya. Lalu menatap Teressa yang baru saja datang sembari membawa es pesanannya.
"Kenapa wajahmu begitu?"
"Ada Bu Ariana di bawah, sepertinya dia mau bertemu denganmu sekarang!"
Joanna langsung meletakkan sisa rotinya di atas meja. Lalu meminum es amerikano yang baru saja Teressa bawakan. Hingga tandas, membuat Jeffrey yang melihat hanya bisa menggeleng pelan.
Karena dia memang banyak tidak tahu tentang Joanna. Beruntung mereka masih ada pekerjaan yang harus dihandle bersama, sehingga hal ini bisa membuat mereka semakin dekat.
Ceklek...
Benar saja. Tidak lama kemudian ruangan ini terbuka. Ariana pelakunya. Dia menatap Joanna dan Jeffrey bergantian. Lalu melirik tajam Teressa seolah meminta wanita itu pergi dari sana.
"Kalian tidak boleh bersama! Besok Jeffrey dan Hana akan bertunangan!"
Jeffrey yang mendengar itu langsung terbatuk sekarang. Lalu meminum air putih dalam botol yang isinya tinggal setengah. Sebab dia benar-benar tidak tahu jika ada rencana konyol seperti ini dalam hidupnya.