- FINAL CHAPTER -

4.5K 197 7
                                    




Kehadiran Alma beberapa hari terakhir ini membantu Gemma untuk mengenyahkan hal yang mengusik kepala dan hatinya. Dua hari kemarin, mereka sibuk menghabiskan waktu bersama--sarapan, makan siang, makan malam, obrolan tengah malam--hingga nyaris ia tidak punya waktu untuk memikirkan hal lain.

But everything must comes to an end. Dan hari ini ketika ia sendirian terduduk di kursi makannya, memandangi serealnya yang layu bercampur susu putih kecoklatan, pikirannya mengambil alih. Kembali memikirkan hal-hal yang tidak ingin ia pikirkan.

Ingatan Gemma melayang ke saat dirinya pertama kali bertemu dengan Biru. Lelaki menawan yang berjalan masuk ke kedainya dengan langkah tegap namun matanya sayu tertutup kabut lelah. Bahkan kantong mata yang menghiasi wajahnya saat itu tidak mengurangi kadar ketampanan lelaki itu di mata Gemma.

Ia ingat betapa jantungnya berdebar saat itu, dan ia lupa sudah berapa lama tubuhnya bereaksi seperti itu terhadap lawan jenis. Namun ia menutupinya dengan baik. Hingga di beberapa kesempatan, Biru dengan yakin mengatakan bahwa Gemma tidak tertarik padanya saat pertama kali bertemu.

Gemma terbiasa menutupi sesuatu. Gemma terbiasa menyangkal sesuatu. Hingga ketika saatnya ia menghadapi kenyataan, ia tidak pernah siap.

Begitu juga dengan sekarang.

Tiba saatnya ia harus menghadapi kenyataan. Kenyataan bahwa ia sedih kehilangan Biru. Rasanya menyakitkan. Putus cinta ini menyakitkan.

Ia menangis dalam kesendirian. Sesekali ia meraung dalam kehampaan dinding putih gading rumahnya, hanya untuk mendengar teriakannya kembali menggema dalam relung hatinya. Ia berjalan tanpa daya ke kamar tidur dan memutuskan untuk mengenyahkan pikiran tidak mengenakkan ini dengan tidur.

Dalam selimut tubuhnya terkungkung. Tapi pikirannya melanglang buana ke apartemen Biru. Membayangkan apa yang sedang dilakukan lelaki itu. Apakah apartemen itu kosong karena pemiliknya tengah berada di kampus, atau kah Biru sedang berada di fase yang sama menyedihkannya dengan dirinya.

Atau...


***


BIRU

Detik berganti menit. Menit berganti jam. Jam berganti hari. Hari berganti bulan.

Aku tidak tau berapa lama tepatnya berada dalam mode autopilot dalam menjalani keseharian. Aku bangun, makan, bekerja, dan melakukan semuanya seperti biasa. Hal yang paling berbeda hanyalah aku lebih sering menghabiskan waktu di gym untuk berhadapan dengan alat-alat besi.

Ketika kesepian menyerang dan tidak ada lagi kesibukan yang menyita pikiranku, aku hanya terduduk diam di meja kerjaku sambil memandang ke luar jendela apartemenku, seperti sekarang. Rintik hujan membasahi jendela dan kabut tipis menaungi jalanan lebar di bawah sana. Mobil dan motor saling berserobot, mungkin tidak sabar untuk segera sampai ke rumah masing-masing.

Ketika matahari terus turun dan malam mulai mengambil alih, kubuka sedikit jendelaku. Kurogoh kotak kecil di atas kulkas dan membakarnya dengan pemantik di saku celanaku. Aku tidak pernah merokok. Tidak sampai beberapa bulan lalu.

Kuhisap tembakau itu dalam-dalam, menghembuskannya keluar ke arah hiruk pikuk kota. Asap itu bergulung ke udara bebas, sebelum akhirnya berbaur dengan udara malam.

Betapa aku berharap untuk dapat menjadi asap itu. Berbaur dan menghilang tanpa rasa. Menghilang dari kehidupan Gemma tanpa rasa sedih yang menyiksa dada.

Aku terlalu pengecut untuk meminta maaf dan memulai semua lagi dalam keadaan sadar. Bahkan untuk mengumpulkan niat bertemu degannya aku tidak bernyali.

Bunyi pesan di ponsel membuyarkan lamunanku. Dengan malas aku merogoh ke saku celanaku yang lain. Ketika kulihat, nama Citra bertengger di layar dengan potongan pesan yang membuat hatiku berdebar.

Bkn bermaksud bikin lo nangis, tp gw lht Gemma jln berdua...

Karena penasaran, kubuka pesan itu agar dapat melihat keseluruhan pesannya.

Bkn bermaksud bikin lo nangis, tp gw lht Gemma jln berdua sm cwo :( I think u shld move on 2 bruh

Kumatikan ponsel itu. Kecemburuan merayap dari setiap sel di tubuhku. Menjalar ke dada hingga membuatku sesak.

Bunyi ponsel kembali memecah sunyi. Aku tidak ingin melihatnya karena benci harus menerima kabar buruk untuk kedua kalinya.

It's time to let her go. Find your happiness 2, buddy.


***THE END***


Masih ada Epilog yaaa guysss, habis gitu baru author pamittttt...
Maaciiiiww udah sabar ngikutin tiap chapternya!! 💙🌸

Silver Lining ✅ END ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang