18 | Hakkai Shiba - I hate him

22 1 0
                                    

Hakkai Shiba. Nama itu selalu membuat Rika merasa muak. Sejak hari pertama dia pindah ke sekolah, anak itu sudah mencuri perhatian semua orang. Sikapnya yang dingin, cuek, dan berandalan membuat banyak cewek tergila-gila, tapi bagi Rika, dia hanya satu kata: menyebalkan.

Rika bukan tipe gadis yang tertarik pada bad boy. Dia suka dengan ketenangan, dengan hidup yang teratur, bukan seperti Hakkai yang hidupnya selalu berantakan, entah itu dengan perkelahian di gang belakang atau kelakuan kasarnya di sekolah. Bagi Rika, Hakkai adalah bencana berjalan yang suatu saat akan meledak.

"Kenapa sih semua orang suka sama dia?" keluh Rika, sambil memandangi Hakkai yang dengan santainya duduk di bangku belakang, tanpa peduli dengan pelajaran. Di kelas, Hakkai selalu membuat keributan, baik dengan tidur saat guru menerangkan atau keluar seenaknya tanpa izin.

Suatu hari, saat Rika sedang berjalan menuju perpustakaan untuk mengerjakan tugas, tiba-tiba Hakkai muncul di depannya, menghadang jalannya.

"Mau ke mana?" tanyanya dengan nada yang tidak bersahabat.

"Urusanmu?" jawab Rika ketus.

Hakkai tersenyum miring, "Kamu selalu kasar, ya? Aku cuma nanya."

Rika mendengus, berusaha mengabaikan keberadaan Hakkai, tapi dia tahu, Hakkai tak akan semudah itu menyerah. Anak itu selalu suka membuat orang kesal, dan Rika adalah target favoritnya.

"Jangan ganggu aku, Hakkai," tegas Rika. "Aku beneran gak mau urusan sama kamu."

Tapi Hakkai malah semakin mendekat, membuat Rika terpaksa menatapnya tajam. "Kamu tuh aneh," katanya, dengan senyum yang membuat darah Rika mendidih. "Kebanyakan cewek di sini berebut buat dapet perhatian aku, tapi kamu... Kamu selalu benci aku."

"Kenapa? Mau aku suka sama kamu gitu?" Rika menjawab dengan nada penuh ejekan. "Sorry, kamu nggak sehebat itu di mataku."

Alih-alih marah, Hakkai hanya tertawa kecil. Itu yang paling membuat Rika jengkel—sikap santai dan cueknya yang seakan tak peduli pada apapun. Dia tak pernah merasa bersalah atas sikap kasarnya, dan malah bangga karenanya.

Mereka sering berhadapan seperti ini. Di kantin, di lorong, atau di mana pun Hakkai bisa muncul tiba-tiba. Setiap kali, Rika merasa semakin membenci kehadirannya.

Di dalam kelas, Hakkai juga sering membuat kekacauan, dan entah kenapa, Rika selalu saja terlibat. Suatu kali, Hakkai melemparkan buku catatan temannya ke arah Rika hanya untuk melihat reaksinya. Di lain waktu, dia sengaja berdiri di depan pintu kelas, menghalangi Rika untuk keluar.

"Kenapa sih kamu selalu nyari gara-gara?" protes Rika suatu hari, ketika Hakkai menjatuhkan sepatunya di tengah lapangan basket dan sengaja menghalanginya untuk mengambilnya kembali.

"Aku? Nyari gara-gara?" Hakkai memasang wajah tidak bersalah. "Kamu aja yang terlalu gampang marah. Santai sedikit, Rika."

"Gampang marah karena kamu emang bikin orang kesal!" jawab Rika tajam.

Bagi Rika, Hakkai hanyalah masalah besar. Semakin sering mereka bertemu, semakin besar rasa bencinya. Namun yang paling membuat Rika marah bukanlah tindakan Hakkai, melainkan fakta bahwa tidak peduli seberapa keras dia berusaha menjauhi Hakkai, cowok itu selalu muncul di mana-mana.

Rika tahu satu hal pasti: dia tidak akan pernah suka pada Hakkai Shiba. Tidak sekarang, tidak besok, tidak selamanya. Apa pun yang terjadi, perasaan bencinya sudah terlalu mendalam. Baginya, Hakkai bukanlah seseorang yang patut diacuhkan—dia adalah seseorang yang patut dijauhi.

---

Hari-hari berikutnya, hidup Rika tak pernah lepas dari gangguan Hakkai. Rasanya seperti dia selalu muncul di saat yang paling tidak diinginkan. Entah itu di kelas saat guru sedang menerangkan, di kantin saat Rika hanya ingin makan dengan tenang, atau di lorong sekolah, di mana Hakkai seakan selalu menemukan cara untuk menghadangnya.

Tokyo Revengers OneshotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang