mate

19 1 11
                                    

Travis menghela nafas untuk yang kesekian kalinya kala mengingat perkataan kedua orang tuanya. Desakan dari keduanya membuat dirinya kesal, tapi dia paham apa yang di inginkan kedua orang tuanya.

Menikah, di usianya yang sekarang memang sudah seharusnya ia lakukan. Dan dia akan dengan segera menikah karena dirinya juga sudah memiliki kekasih. Tapi orang tuanya menentang keras hubungan mereka. Mengatakan jika dirinya harus menikah dan memiliki mate seorang alpha atau omega, sedangkan kekasihnya adalah beta.

Tok...tok...tok

Pintu kamarnya terbuka, menampilkan seorang wanita paruh baya yang masuk setelah mendapatkan izin dari si pemilik kamar. Travis mendudukkan dirinya di tepi ranjang yang di sampingnya juga di duduki wanita tadi. Menunduk dalam, dia diam tak ingin mengangkat kepala atau pun suaranya. Hatinya sedang tidak baik sekarang.

"travis" panggil wanita tadi. Travis pun mendongak menatap sebentar wanita itu, dan kembali menunduk.

"ibu tidak pernah melarangmu untuk memiliki hubungan dengan siapapun, itu adalah hak mu, tapi kau tau bukan jika semua ini sudah di takdirkan oleh moon goddess? Kau juga akan segera menjadi pemimpin pack kita nantinya, ibu hanya ingin yang terbaik untukmu begitu pun dengan ayahmu" tuturnya.

"tapi ibu, aku tidak bisa meninggalkannya, aku sudah sangat mencintainya" ucap travis.

"cinta tidak menentukan segalanya travis, dia bukan matemu"

"tapi aku yakin dia mateku"

"beta hanya di ciptakan untuk sesama beta travis, mereka tidak akan pernah bersatu dengan alpha, dan kalian tidak akan bisa memiliki keturunan nantinya" wanita itu—ibu travis—menghela nafas.

"ibu akan memberimu waktu, putuskan kekasihmu dan cari matemu, jika tidak ibu yang akan melakukannya" tegas wanita itu, yang mana membuat feromone nya menyeruak pada penciuman travis. Ibunya adalah seorang alpha juga ayahnya adalah seorang alpha yang tentu saja menurun pada dirinya yang seorang alpha.

"dua minggu" lanjutnya, dan pergi meninggalkan kamar travis.

Travis mengusap kasar wajahnya. Apa yang harus dia lakukan sekarang? Ibunya adalah orang yang sangat ia hormati dan takuti tentunya. Semua perkataannya bukan candaan. Dan dirinya tidak akan pernah membiarkan ibunya kecewa padanya, meski itu hal yang kecil sekalipun.



"sudah menemukan matemu?" tanya seorang wanita yang baru saja memasuki ruangan emelly.

Emelly memutar bola matanya bosan mendengar pertanyaan temannya ini, yang selalu di lontarkan setiap bertemu. Wanita itu masuk dan mendudukkan dirinya di kursi hadapan emelly, dengan hanya terdapat sebuah meja sebagai pemisah mereka.

"ayo lah emelly, apa kau tidak berniat mencari mate? Aku menunggumu" ucapnya lagi.

"kenapa kau selalu ribut masalah mate? Lagi pula itu adalah urusanku, kenapa kau yang terlihat sangat menantinya?" ketus emelly.

"tentu saja aku menantinya, kau adalah sahabatku, dan kenapa kau tampak sangat tenang? Apa kau tidak tersiksa jika sedang heat? Setidaknya aku bisa tenang jika kau sudah memiliki mate, tapi kau sama sekali tidak peduli dengan itu" dengus wanita itu, dia kesal sungguh dengan sahabatnya ini. Lebih dari kesal, dia sangat khawatir akan terjadi sesuatu pada emelly.

"ava dengar! Aku akan segera menemukannya oke? Jadi tenang lah" ucap emelly meyakinkan sahabatnya ini.

"kau sudah mengatakan itu sebelumnya dan selalu mengatakannya" ketus ava menatap tajam pada emelly, bahkan feromone nya pun ikut andil. Tapi emelly menghiraukannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 29, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Our Story's [HARUTO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang