"Hentikan flashback mu itu, Kak Yoshi! Kau membuat ku semakin sedih!" Junghwan semakin menangis kencang, ia benar-benar kehilangan dua kakaknya yang sangat ia sayangi.
"Junghwan tenang lah!" Haruto yang ada di sampingnya memeluk bahu Junghwan sembari membelai rambutnya pelan, sesekali Haruto menghadap ke atas, menyeka air matanya yang perlahan akan turun.
"Mau ke kamar Kak Yedam aja, huaa!" Junghwan berlari menuju kamar Yedam yang tidak di kunci itu, sebenarnya di kunci, namun Hyunsuk memiliki kunci cadangannya.
"Junghwan!" Haruto memanggil Junghwan, namun Junghwan sudah menutup pintu kamar Yedam dengan keras dan menangis di dalam sana.
"Mashiho, Yedam. Please comeback!"
....
"Kau tidak makan, Kak Jihoon?" Tanya Jaehyuk yang melihat Jihoon hanya memainkan sendok dan tidak memakan makanannya.
"Tidak lapar!" Hanya itu jawaban singkat dari Jihoon.
"Kalau begini terus, kau bisa sakit, Kak Jihoon! Kalau tidak makan nanti bintang di langit bakal hilang!" Kata Doyoung.
"Kata-kata itu."
Jihoon kembali flashback.
.....
"AYO SEMUA MAKAN!!" Hyunsuk berteriak memanggil semua teman-temannya, perlahan mereka semua mendekat ke ruang makan dan duduk di kursi mereka masing-masing.
"Lho? Kak Jihoon mana?" Tanya Asahi.
"Ada di kamar kayaknya, lagi buat tugas kuliahan," kata Hyunsuk sembari menata piring.
"Ah iya, Kak Jihoon mau lulus bentar lagi, pantesan dia mengisolasi diri di kamarnya," ucap Jeongwoo lalu di iringi tawa dari mereka.
"Biar Mashi aja yang manggil kak Jihoon, emang anak itu harus di kasih pelajaran supaya tidak melewatkan jam makan!" Mashiho bersiap pergi ke kamar Jihoon sembari memasang wajah sebal.
Mashiho kemudian mengetuk pintu kamar Jihoon, lalu memasukinya.
"Kak Jihoon! Makan!" Mashiho bersender di dinding kamar Jihoon, ia melihat Jihoon yang sangat sibuk berkutat dengan laptop yang ada di pahanya.
"Bentar, Mashi. Nanti dulu, nanggung!" Mashiho semakin kesal, ia kemudian mendekat ke arah Jihoon.
"Makan! Atau nggak laptop ini aku lempar!" Mashiho hendak mengambil laptop Jihoon, namun dengan cepat, Jihoon memindahkannya ke samping kirinya.
"Sebentar, Mashiho."
"Huft! Kalau begini terus, kau bisa sakit, Kak Jihoon! Kalau tidak makan nanti bintang di langit bakal hilang!" Mashiho memandang langit-langit Jihoon yang berwarna putih itu.
"Apa hubungannya dengan bintang?" Tanya Jihoon yang bingung dengan maksud Mashiho.
"Kata Mama dulu, bintang ibarat sel-sel yang ada di dalam tubuh kita, kalau gak ada apapun yang makan mereka bakal mati dan hilang, nanti kalau Kak Jihoon gak makan, bintang di langit bakal hilang dan langit gak akan indah lagi!" Jihoon terperangah mendengar perkataan Mashiho. Bagaimana bisa ada pimikiran seperti itu.
"Hahah, astaga, ya sudah aku akan mematikan laptopku dahulu dan makan."
Jihoon pun menyimpan file tugasnya, kemudian ia mematikan laptopnya. Keduanya pun pergi ke ruang makan, dimana semua teman-temanya sudah menunggu untuk makan bersama.
.....
"Ji! Jihoon!" Junkyu menggoyangkan tubuh Jihoon yang sepertinya sedang melamun sembari menatap dua kursi yang kosong di depannya.
"Ayo makan." Jihoon memandang Junkyu sejenak, ia kemudian mengangguk pelan kemudian memakan makanannya.
Teman-temannya bernafas lega, mereka akhirnya bisa membujuk Jihoon untuk makan. Sebenarnya mereka lebih mengkhawatirkan Jihoon yang seperti ini, sangat menyedihkan melihat Jihoon yang selalu memikirkan kedua temannya itu, terutama Mashiho.
Malam ini mereka semua makan dengan senyap, bahkan dentingan sendok terdistorsi dengan keheningan di sekitar.
Double update
KAMU SEDANG MEMBACA
PLEASE COMEBACK✓
Teen FictionKeadaan keduabelas sahabat itu hancur ketika 2 dari mereka tiba-tiba pergi tanpa kepastian, mereka rindu kebahagiaan yang mereka ciptakan, mereka rindu bersenda gurau bersama, mereka ingin lengkap seperti sediakala. 12-1 = 0 "Artinya?" "Artinya, kit...