BAB 8

194 49 1
                                    

Pagi ini mereka sudah bangun, karena hari Minggu jadi mereka bangun sedikit agak siang, begitu juga Hyunsuk yang baru memasak pukul setengah enam pagi tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini mereka sudah bangun, karena hari Minggu jadi mereka bangun sedikit agak siang, begitu juga Hyunsuk yang baru memasak pukul setengah enam pagi tadi.

"Huh? Tumben sekali kau membuat sushi, Kak?" Tanya Haruto yang melihat menu makanan pagi ini adalah Sushi.

"Ntahlah, sedang merindukan seseorang yang sangat menyukai sushi buatan ku."

Mereka diam, mereka tahu betul siapa yang menyukai sushi buatan Hyunsuk ini. Siapa lagi kalau bukan Mashiho, Yedan juga menyukai sushi buatan Hyunsuk.

"Rasanya sepi, biasanya Mashiho paling bersemangat kalau melihat sushi di depan matanya, dia bahkan pernah menghabiskan 5 piring sushi sekaligus," kata Jihoon.

Mereka kembali bersedih, kembali teringat dengan Yedam dan Mashiho.

"Udah ayo makan!" Hyunsuk menyuruh mereka semua makan.

Akhirnya mereka makan, meskipun hati mereka bercampur aduk.

...

"Hari ini, biasanya Yedam sama Mashiho ngajak nonton film, lalu kita menontonnya bersama-sama sampai malam!" Junkyu menyenderkan tubuhnya di sofa.

"Hari Minggu, Kak Mashi yang sering ngajak ke supermarket dan Kak Yedam yang sering ngikut."

Itu Junghwan, dia kembali bersedih.

"Kau-"

Tiba-tiba ponsel Haruto berbunyi dan menghentikan ucapannya.

"Tunggu? KAK MASHI?"

....

Mereka semua berkumpul di ruang tamu, Jihoon kini terlihat sangat sedih, dirinya menangis sembari melihat layar laptop milik Haruto.

"Mashiho! Aku merindukanmu!!" Jihoon tak kuasa menahan tangisnya, ia melihat wajah Mashiho lagi setelah 2 tahun tidak bertemu, nomor ponselnya yang dulu kembali aktif. Haruto tadi terkejut karena nomor Mashiho kembali aktif dan kini sedang menghubunginya dengan Video Call, ia begitu terkejut hingga relfek memanggil semua teman-temannya, ia kemudian mengambil laptop di kamar dan memindahkan Video Call tersebut ke laptop.

"Kak Mashi jahat! Kenapa ninggalin Haruto! Haruto masih butuh Kak Mashi!!!" Haruto pun juga menangis, ia merindukan wajah mungil, lucu dan menggemaskan itu.

"Maaf untuk dua tahun terakhir ini, aku tidak mengabari kalian karena aku takut kalian khawatir."

"Kau bodoh, Mashiho! Kau melakukan ini agar kami tidak khawatir, namun nyatanya kami malah tersiksa, kami semua merindukanmu!" Jihoon kembali berucap, ia benar-benar marah kepada Mashiho.

"Kak Jihoon, berhentilah menangis, kau jelek ketika menangis!"

Jihoon bukannya berhenti menangis, ia malah semakin menjerit histeris, ia tak mampu lagi melihat wajah Mashiho, ia benar-benar merindukan anak itu.

"Kak Mashi, kau biacara dengan siapa?"

"Tunggu, suara itu."

Mereka mendadak terkejut ketika melihat seseorang memunculkan kepalanya dari luar frame kamera.

"YEDAM!!!"

"Kau? Yedam! Kau bersama Mashiho?!" Tanya Doyoung.

"Eh? Em astaga seharusnya aku tidak menampakkan diriku! Aku seharusnya membuat surprise untuk kalian!"

Terlihat di layar, Yedam nampak memandang Mashiho kesal, kalau tahu yang Mashiho hubungi adalah teman-temannya, Yedam tak akan menampakkan dirinya terlebih dahulu.

"Apa maksud mu, Yedam?!" Tanya Jaehyuk.

"Eh anu, bentar aku tadi masak Rabokki!"

Mereka melihat Yedam yang berlari pergi dan tak terlihat lagi di dalam Vide call.

"Sudah dulu ya, bye teman-teman!"

Layar laptop tiba-tiba mati, Haruto mengguncang-guncang laptopnya, ia kira laptopnya kehabisan baterai, namun Mashiho benar-benar mematikan panggilan videonya.

"Kak Mashi! Aku masih rindu!!" Jeongwoo menangis, ia masih ingin berbicara banyak dengan Mashiho.

"ARGH, kenapa tidak bisa di hubungi lagi?!!" Haruto mencoba menelepon Mashiho lagi, namun nomornya kembali tidak aktif.

"Mashi! Dammie!" Hyunsuk terduduk di sofa, ia menyeka air matanya, tak disangka, mereka melihat kedua wajah teman mereka yang selama ini menghilang tanpa kabar.

"Mashi! Dammie!" Hyunsuk terduduk di sofa, ia menyeka air matanya, tak disangka, mereka melihat kedua wajah teman mereka yang selama ini menghilang tanpa kabar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
PLEASE COMEBACK✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang