Zhoucheng sampai di rumah sakit. Ia penasaran mendengar suara tangisan dari kamar rawat adiknya. Xiao Zhoucheng tercengang melihat Xiao Zhan yang terus mengeluarkan air mata sambil membelai kakinya yang hilang dengan tangan kirinya sedangkan tangan kanannya memegang erat lengan Wang Yibo.
"Tadi aku masih merasa sakit, gatal di kakiku... Tapi ini... Ini..." ucapan Xiao Zhan yang terus merengek
"Zhan... Tenang" ujar Zhoucheng
"Hidupku berakhir ge... Kenapa kalian menyelamatkanku? Bukankah aku lebih baik mati? Bo takdir kita juga bisa berakhir. Kau bisa mencari yang baru. Yang sehat. Tidak cacat seperti ku"
"Zhan, kau bicara apa? Aku tidak ingin hidup tanpa mu" ujar Wang Yibo melepaskan tangan Xiao Zhan dan menggenggam jemarinya erat-erat
"Kau lihat bo.... Aku cacat... Apa kata orang nanti pacarmu cacat. Pacar seorang Wang Yibo cacat"
"Zhan, aku mencintaimu bagaimanapun dirimu. Aku tidak menuntut kesempurnaan darimu"
"Tapi kau. Sempurna bo... Kau Akan malu denganku. Gege juga, papa mama juga, akan malu mempunyai anak cacat sepertiku."
"Kenapa pikiranmu buruk sekali Zhan? Kami menyanyangimu" ujar Zhoucheng
"Aku tau. Tapi aku bukan Zhan yang sempurna seperti dulu"
"Zhan... Dengar" Xiao Zhan tidak peduli dengan ucapan Zhoucheng dan terus merengek ingin mati. "Dengarkan kakak!!" bentak Zhoucheng yang membuat Xiao Zhan terdiam sesaat dan memandang Zhoucheng
"Ge... Kau membentakku. Kau sudah tidak menyanyangiku karena aku cacat!?"
"Astaga !! Anak ini! Zhan... Dengarkan aku!! Kau yang dulu hingga beberapa tahun yang lalu juga tidak sempurna! Kau lupa? Kau sakit jantung! Kau tidak sempurna! Tapi kami menerima, dan menjagamu Zhan. Kau tau, sakit jantungmu adalah cacat juga, bedanya tidak terlihat seperti kakimu" kata Zhoucheng
"Tapi kalian akan malu punya keluarga tanpa kaki. Terutama kau Bo. Kau pikir dulu sebelum menikahiku. Jangan langsung meminta menikahiku setelah aku baru saja sadar"
"Zhan! Sadar! Yibo tulus mencintaimu! Bahkan setelah tau kau akan di amputasi, dia sudah bertekad menikahimu agar bisa menjagamu. Zhan... Hargailah orang sekitar yang tulus menyanyangimu tanpa memandang fisik dan kekuranganmu" ujar Zhoucheng kesal
"Zhan... Kami menyanyangimu. Aku akan mencari tanggal yang baik untuk pernikahan kita Zhan" ujar Wang Yibo
"Tidak perlu kau pikir tentang tanggal. Biarkan orang tua kita yang memilih" ujar Zhoucheng
"Bo, kau tau dimana tasku?" tanya Xiao Zhan yang mulai mengeluarkan keringat dingin
"Ini" ujar Wang Yibo. Xiao Zhan langsung mengambilnya dan mencari sesuatu di dalamnya. Saat ia menemukannya ia langsung mengambil sebutir dan meminumnya.
"Kau heat Zhan?" tanya Zhoucheng sedikit heran
"Sepertinya iya" Xiao Zhan mulai diam. Air matanya ia hapus. Ia merebahkan tubuhnya karena terasa lelah
"Dia memang heat. Feromonnya mulai tercium setelah dia bangun"
"Kau bisa tidak sadar kau heat?"
Xiao Zhan tidak menjawabnya "Kalian keluarlah. Aku mau tidur"
"Aku tidak akan pergi Zhan"
"Aku ingin kau pergi bo"
"Jika kau khawatir aku lepas kendali, itu tidak akan terjadi. Aku bisa memahami situasimu Zhan"
"Ah, ada titipan dari muridmu Zhan" ujar Zhoucheng lalu memberikan sebuah amplop untuk Xiao Zhan yang di terima Wang Yibo
"Murid?"
"Sekolah musik. Mereka merindukanmu"
"Ge... Kau tau aku cacat. Mereka tidak menerima guru cacat"
"Zhan, bisakah kau berpikir yang baik? Muridmu dan kemarin perwakilan beberapa orang tua muridmu, datang kemari menjengukmu saat kau belum sadar" ujar Zhoucheng
"Benarkah?"
"Buka amplopnya! Aku pergi" ujar Zhoucheng lalu keluar pintu kamar rawat Xiao ZhanXiao Zhan membuka amplop tersebut. Dia menerima sebuah foto yang lumayan besar, dalam foto itu terlihat dirinya yang belum sadar, Wang Yibo, Zhao Wei, Zhoucheng, perwakilan orang tua murid dan beberapa muridnya di sekolah musik. Beberapa murid menulis di sebuah kain yang di bentangkan bertuliskan 'Berlian dengan cacat lebih baik daripada batu biasa yang sempurna. Semangat Guru, kami menunggu biolamu dan pianomu'
Xiao Zhan tersenyum. Ia terharu dengan apa yang di lakukan muridnya. Wang Yibo sedikit lega dengan senyum Xiao Zhan. Tapi akhirnya Xiao Zhan tertidur. Mungkin karena kelelahan dan terlalu emosional. Dengan ini kemungkinan Xiao Zhan akan kembali bersemangat lagi. Wang Yibo mencium kening Xiao Zhan. Ia yakin Xiao Zhan akan kembali bangkit seperti dulu, karena ia yakin Xiao Zhan banyak di kelilingi orang baik yang menyanyanginya.
Xiao Zhan di rumah sakit sudah beberapa minggu. Ia menjalani pengobatan, dan waktu pulang tiba. Wang Yibo membawa Xiao Zhan kerumahnya. Tidak lagi di apartemennya atau di apartemen Xiao Zhan. Karena rumahnya ke rumah Zhoucheng lebih dekat dari pada rumah Zhoucheng ke apartemen.
Xiao Zhan pulang di jemput Wang Yibo. Baru membuka pintu depan banyak orang yang menyambut kepulangan Xiao Zhan. Termasuk Ji Li sahabatnya, dan terlihat ia mengandeng seseorang yang juga ia kenal. Meng Yubin, adik Meng Ziyi.
"Bin Ge... A-Li... " sapa Xiao Zhan
"Zhan... Kau baik-baik saja? Aku kaget saat menerima kabar jika kau... Ehm... Itu..." ujar Ji Li ragu-ragu
"Kecelakaan dan di amputasi? Aku baik A-Li. Kau kemana saja setahun lebih? Terakhir mendapat kabar kau terkena wabah itu. Namun tidak terdengar lagi?"
"Dia... Yang menyelamatkan hidupku Zhan... Lalu, dia di pindah tugaskan untuk daerah lain yang terkena wabah, lalu aku ikut dia menjadi relawan, dan aku sudah pulang 18 hari lalu"
"Sudah 18 hari tapi kau tidak ke rumah sakit?"
"Aku dari tempat dengan wabah Zhan. Aku dan Bin Ge harus karantina 14 hari. Jika aku ke rumah sakit, dan masih membawa wabah, bukankah membuat sakitmu bertambah"
"Tapi sekarang kau baik-baik saja bukan?"
"Aku sehat Zhan. Kau yang sepertinya kurang" ujar Ji Li
"Kurang apa maksudmu?"
"Kurang asupan kasih sayang. Hahahaha" celetuk Ji Li
"Tidak... Tidak... Malah terlalu berlebihan dari mereka. Hahahaha" tawa Xiao Zhan
"Ah... Benarkah? Karena ini... Ini.. Ini?" lirik Ji Li ke kaki Xiao Zhan. Teringat candaannya membuat perasaan sahabatnya tersinggung ia melindungi kepalanya.Xiao Zhan pura-pura kesal, ia awalnya akan memukul kepala Ji Li seperti dulu, tapi ia rubah memukul bahu dan punggung Ji Li. Walau begitu Xiao Zhan tidak benar-benar kesal. Xiao Zhan tertawa riang karena sahabatnya kembali. Sesaat, ia ingin melupakan semua kesialan yang terjadi pada dirinya.
"Aku merindukanmu A-Li" gumam Xiao Zhan pelan yang membuat Ji Li mendongak dan memeluk Xiao Zhan
"Aku juga merindukanmu Sahabatku"
"Ehem... Ehem" ujar Meng Yubin dan Wang Yibo bersamaan
"Kalian batuk? Atau cemburu? Dia sahabatku. Jangan terlalu banyak minum cuka lah" ujar Xiao Zhan dan Ji Li bersamaan
"Zhan, minggu depan aku akan menikah dengan Bin Ge" ujar Ji Li
"Waaaah, selamat A-Li. Aku pasti datang" ujar Xiao Zhan riang
"Kau kapan?" tanya Ji LiXiao Zhan terdiam mendengar pertanyaan sahabatnya. Satu sisi ia memang ingin menikah dengan Wang Yibo, tapi sisi lain terlalu perih untuknya jika melanjutkan pernikahan dengan keadaannya sekarang. Sesungguhnya keadaannya sekarang yang tanpa kaki membuat Xiao Zhan jadi ingin menjauh dari orang-orang. Ia malu. Dirinya sendiri saja, tidak bisa menerima keadaannya sekarang. Apalagi orang lain. Pasti akan melihatnya dengan sebelah mata. Pikir Xiao Zhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zhan, Kau Keajaiban
RomanceXiao Zhan, seseorang yang sudah tidak sempurna sejak lahir. Sakitnya sejak lahir membuatnya lemah, dan sering sakit. Namun mengapa saat sakitnya sejak lahir sudah sembuh muncul hal lain yang membuatnya tidak bisa bangkit dan semakin menutup diri. In...