🍂🍂🍂
"Udah ganteng, supel, jago main basket, taat ibadah lagi! Ya Tuhan, cowok kayak dia tuh langka loh. Apalagi coba yang kurang dari itu orang?" kata seseorang sambil mengunyah cimol gorengnya.
"Gue tambahin, tukang gonta-ganti cewek."
"Udah, itu doang?" mendengar pertanyaan itu Gitta hampir saja tersedak oleh es teh yang sedang diseruputnya.
"Itu doang? Coba deh, Rin, lo pikir lagi. Emangnya lo mau apa jadian ama cowok yang demen selingkuh?" Gitta tidak percaya jika Karin menganggap kebiasaan selingkuh merupakan hal sesepele itu.
"Ya nggak, lah!" bantah keras Karin.
"Nah, ya udah. Gue yakin orang kayak gitu gak cuma Kevin doang. Pasti masih ada yang sejenis di belahan dunia ini."
"Tuh orangnya di belakang lo." kata Karin sambil mengerucutkan bibirnya ke depan. Gitta lantas menengok untuk memastikan apakah temannya itu sedang bercanda.
"Jadi di mata lo gue ini cowok tukang selingkuh, ya?" kata Kevin dengan wajah datar. Gitta terbelalak kaget. Posisi mereka begitu dekat hingga Gitta dapat merasakan deru nafas Kevin melalui pori-pori kulit wajahnya.
"Ke-Kevin??" Gitta ingin memergoki Karin karena sudah menjahilinya namun sayang cewek itu sudah kabur duluan. Jadilah sekarang Gitta berakhir sendirian.
"Sejauh apa lo denger?" dalam hati Gitta berharap Kevin tidak mendengar semua percakapannya bersama dengan Karin tadi.
"Kalo boleh jujur sih, gue berharap lo yang bilang, 'Udah ganteng, supel, jago main basket, taat ibadah lagi! Ya Tuhan, cowok kayak dia tuh-'" ucapan Kevin yang nadanya berusaha menyerupai Karin itu langsung terhenti begitu Gitta meminta cowok itu untuk berhenti melanjutkannya.
"Stop stop!"
Berarti semuanya.. batin Gitta.
Kevin tidak bisa tidak tersenyum memperhatikan gelagat Gitta yang grogi berada di dekatnya.
Gitta menghela nafas sambil menutup wajah dengan kedua tangannya. Malu.
"Tenang. Kalo kesan gue cuma begitu doang gue gak bakal tergesa-gesa buat nembak lo jadi pacar gue."
"Idih? Lagipula siapa juga yang mau ditembak sama lo?" kata Gitta bergidik ngeri.
"Loh, siapa tahu?"
"Nggak, ogah! Pede banget sih lo jadi orang?"
"Gimana kalo lo jadi temen gue?" ajakan Kevin yang begitu tiba-tiba membuat Gitta mengerutkan sebelah alisnya.
"Random banget?"
"Gue pengen pendapat lo tentang gue berubah. Makanya kita berteman, supaya lo kenal gue, gue juga kenal lo. Dijamin pasti bakal asik."
Karena gak kenal gak sayang. batin Kevin.
Gitta mendengus. "Lo kira naik wahana asik?"
"Anggap aja begitu. Pasti rasanya beda ketika lo udah nyoba ketimbang cuma berpendapat berdasarkan penglihatan semata."
Gitta cukup mengerti apa yang Kevin maksud. "Oh, jadi pendapat orang tentang lo doyan selingkuh itu salah?"
"Iya." jawab Kevin dengan berani. Tetap saja, Gitta tidak akan percaya semudah itu dengan perkataan Kevin.
"Oke, gue terima ajakan lo. Mulai hari ini kita teman." ucap Gitta tanpa pikir panjang lagi.
Kevin membalas jabat tangan Gitta penuh semangat sambil tersenyum. "Teman."
Lihat aja. Bakal gue buktiin kalo pendapat orang tentang lo itu bener! batin Gitta.
🧚🏻♀️🧚🏻♀️🧚🏻♀️
Halo, aku Ame dan Butterscotch Perfection adalah karya pertamaku yang rilis di Wattpad.
Bagaimana dengan prolognya? Apakah kalian suka?
Karena ini pertama kalinya aku menulis cerita, aku akan sangat menghargai jika kalian mau bersedia memberikan masukan. Apapun itu dari mulai dari tatanan penulisan, hingga rekomendasi novel untuk belajar kepenulisan, aku akan sangat menghargai itu. Semoga dengan masukan-masukan kalian aku bisa berkembang menjadi penulis yang baik.
Terima kasih kepada siapapun yang telah membaca karyaku ini. See you in next chapter! 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
BUTTERSCOTCH PERFECTION
Teen FictionKarena semua itu berawal dari teman. Butterscotch Perfection menceritakan kisah dua remaja asal SMA Dharmawangsa, Kevin dan Gitta. Pertemuan mereka seolah menorehkan krayon warna-warni di atas sebuah kertas takdir. Sejatinya, tiap goresan warna penu...